i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
BW: Kekuatan KPK Memicu Ketakuan Sang Penguasa Korupsi


BW: Kekuatan KPK Memicu Ketakuan Sang Penguasa Korupsi

□□□□□□□□

"...Mereka yang menjadi korban kekerasan akibat demo membela KPK harus menjadi signal kecintaan publik pada KPK tidak main-main dan sepenuh hati," ujar Bambang.

□□□□□□□□

Suara.com - Mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto angkat bicara terkait pengesahan UU KPK yang disebut banyak pihak akan melemahkan kinerja KPK ke depannya. UU KPK hasil revisi itu telah diberlakukan hari ini.

Dia pun menganggap ada gelombang protes dari mahasiswa, pelajar dan sejumlah elemen masyarakat di hampir seluruh daerah di Indonesia menandakan insitusi KPK merupakan milik rakyat.

Menurutnya, masyarakat menolak KPK punah dengan adanya pelemahan lewat RUU yang sudah disahkan DPR dan pemerintah.

"Insan KPK berkumpul dan menegaskan tekad terus nyalakan nyali untuk hidupkan asa sekecil apapun itu. Tìdak ada sedu sedan dan tak ada keluh kesah. Pendeknya, Insan KPK menolak punah berapapun ongkos yang harus dibayar," kata Bambang melalui keterangan tertulisnya, Kamis (17/10/2019).

Dia pun menyayangkan adanya korban jiwa dari para pendemo ketika terjadi aksi penolakan RUU KPK.

"Demo ratusan ribu mahasiswa di seantero nusantara. Lima nyawa yang sudah melayang, ribuan luka dan pedih yang ditanggung para mahasiswa akibat kekerasan yang dilakukan petugas keamanan ketika mahasiswa meneriakkan keberpihakan pada KPK," kata Bambang.

Meski harus dibayar dengan nyawa dari demonstran, BW, sapaan akrab Bambang Widjojanto meminta rakyat tetap tegar menghadapi segala tindakan represi negara.

"Tidak boleh hilang percuma dan harus dibayar lunas oleh insan KPK untuk tetap tegar dan sabar menghadapi kekuasaan dan kuasa kegelapan yang tengah murka terbakar ketakutannya. Mereka yang menjadi korban kekerasan akibat demo membela KPK harus menjadi signal kecintaan publik pada KPK tidak main-main dan sepenuh hati," ujar Bambang.

Menurutnya, selama 17 tahun berkiprah, KPK sudah berulang kali dijegal oleh para koruptor yang berlindung di balik negara. Namun, kata dia, upaya-upaya jahat itu tak mempan dan malah membuat KPK semakin didukung penuh masyarakat.

"KPK menjadi satu-satunya lembaga negara di republik Indonesia yang berulangkali dijegal dan dijagal oleh penguasa pemerintahan sendiri agar eksistensi tak lagi punya arti untuk negeri dan ibu pertiwi. Sehebat apapun tekanan dan terkaman, fakta itu sekaligus menunjukkan sehebat itulah kekuatan KPK hingga menimbulkan ketakutan sang penguasa korupsi," kata Bambang.

BW juga menganggap, adanya upaya pelemahan lewat keberadaan UU KPK hasil revisi yang sudah berlaku itu tak membuat kinerja KPK tumpul dalam pemberantasan korupsi.

"Bisa saja, kekuasaan dan koalisi partai penguasa tengah bersuka cita serta Presiden hanya senyam-senyum ketika ditagih janjinya. Tapi itu tidak berarti hari ini, OTT tak bisa dilakukan lagi dan upaya pemberatasan KPK yang trengginas berhenti," katanya.
sumber

☆☆☆☆☆☆

Tiba-tiba menggila.
Seperti ada ketakutan yang tersembunyi. Biasanya orang kalau salah itu lebih banyak narasinya. Lebih banyak bicaranya. Seperti para munafik, yang membuat komentar salah, giliran diperingati atau disindir, maka jawabannya bisa berbaris-baris, berulangkali. Itu sikap manusiawi. Defensif.

Membuat narasi sih silakan saja. Tapi orang pintar pastinya tahu mana kata-kata yang keluar dari lubuk hati yang dalam tanpa maksud terselubung, mana yang keluar berdasarkan kebencian semata dibarengi dengan ketakutan akan dirinya. Apalagi kata-kata itu keluar dari manusia yang menghalalkan segala cara, yang bertransaksi kesaksian di lembaga tinggi negara.

BW ini seharusnya tak layak pernah duduk di lembaga KPK. Entah kenapa dia bisa lolos. Padahal masih banyak orang yang lebih layak baik secara keilmuan maupun secara personal.

Dan seseorang jika pernah merasa bersalah, seharusnya tahu diri, bukannya makin tak tahu diri.

Sekarang dia di TGUPP DKI Jakarta. Urus saja itu. Berkaca pada tudingan dan sindiran masyarakat. Makan gaji dari masyarakat Jakarta koq malah main-main ke ranah yang lain. Macam sudah benar saja kerjanya. Urus saja KPK KW ala dia dan Gubernur DKI Jakarta.

Sudah dibilang, banyak manusia munafik di indonesia ini. Mengakui hasilnya tapi tak mau mengakui yang membuat. Bangga dengan keberadaan KPK tapi tak pernah respek dengan yang membuat KPK dan menandatanganinya. Ini aneh. Padahal keberadaan dia di KPK adalah buah tangan si pembuat KPK. Jika KPK tak ada, tak berguna juga dia.

Sejak jaman Antasari Azhar, narasi pelemahan KPK terus didengungkan. Buktinya? Gak ada. Abraham Samad terjungkal, apa lantas KPK mati? Gak juga. KPK sampai sekarang masih berdiri. Lantas apa setelah ada UUKPK yang baru, KPK akan mati? Ya lihat saja nanti. Bisa dikritisi koq. Bukan justru membuat narasi seolah Pemerintah itu musuh KPK. Emang yang menggaji seluruh orang dalam KPK itu siapa? Apa KPK itu bekerja untuk negara lain? Untuk swasta? Kan gak. Jadi diikuti saja.

Punya ketakutan apa pemerintah terhadap KPK? Berapa coba orangnya SBY yang dicokok KPK? Berapa menteri jaman SBY yang tersangkut korupsi? Apa ada orangnya Jokowi secara personal yang dicokok KPK? Apa Jokowi menghalangi menterinya yang terkena kasus korupsi diproses KPK? Kan gak. Jadi jangan membuat seolah-olah KPK terdzalimi. Itu pemikiran bodoh!

Kesalahan jika dibumbui dengan narasi terdzalimi memang manjur. Ditambah lagi dengan membawa mahasiswa, makin manjur. Tapi berharap bisa lolos dari bidikan pimpinan KPK yang baru? Ya berharap saja.

Ikan ini tak boleh lolos dari jerat jala. Siap-siap TGUPP diobok-obok, Mbang.




Diubah oleh i.am.legend. 17-10-2019 20:42
indramamothAvatar border
fajaranggapra9Avatar border
kuepagiAvatar border
kuepagi dan 46 lainnya memberi reputasi
41
11K
143
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan