venomwolfAvatar border
TS
venomwolf
Polisi Tak Bertaring Ungkap Kelompok Buzzer di Belakang Ninoy Karundeng
POJOKSATU.id, JAKARTA- Persaudaraan Alumni 212 meminta agar pihak kepolisian jangan berkutat terhadap para pelaku penganiayaan relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.

Namun polisi juga harus mengusut tulisan- tulisan Ninoy di media sosial yang kerap isinya mengarah ada domba dan ujaran kebencian.

Demikian disampaikan Ketua Divisi Hukum Persaudaraan Alumni 212, Damai Hari Lubis dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/10).

Damai menyebut, dari penelususran pihaknya, isi tulisan Ninoy di facebooknya kerap mengarah kepada adu domba antar ummat beragama.

“Satu hal penting lagi bagaimana dengan status Ninoy sesuai pengakuannya sendiri selaku buzzer dari Jokowi yang kerap isi tulisannya ( di akun fb) adu domba dan atau ujar kebencian terhadap kelompok atau golongan tertentu,” kata Damai.

Menurut Damai, kasus tulisan Ninoy yang berbau ujaran kebencian itu merupakan PR penegak hukum. Jangan sampai penyidik terkesan tebang pilih dalam mengusut suatu kasus.

“Proses hukum terhadap Ninoy adalah PR bersama kita yang peduli penegakan hukum atau PR nya penyidik dan PR masyarakat pencari keadilan,” ungkapnya.

Karena itu, Damai menghimbau kepada kepolisian agar membongkar kelompok di belakang Ninoy. Apalagi Ninoy diketahui diduga merupakan buzzernya Jokowi.

“Perbuatan Ninoy dan orang yang dibelakang Ninoy perlu diungkap (pemberi honor 3, 2 juta perbulan),” sebut Damai

Seperti diketahui penculikan dan penganiayaan terjadi pada Ninoy saat sedang mengendarai sepeda motor di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).

Saat itu Ninoy bermaksud ingin mengambil gambar salah satu massa yang digotong oleh para pelaku karena terkena gas air mata saat kericuhan pascaunjuk rasa.

Namun, saat itu Ninoy justru dihampiri oleh sekelompok orang yang menaruh kecurigaan terhadapnya.

Kepada Ninoy, para pelaku menanyakan maksud dan tujuan mengabadikan kejadian itu sebelum mengambil ponsel.

Pada saat itulah para pelaku tahu kalau Ninoy merupakan pegiat medsos yang kerap menyerang lawan politik mereka.

Ninoy langsung dianiaya dan diculik sebelum akhirnya dipulangkan pada Selasa (1/10/2019).

(fir/pojoksatu)

https://pojoksatu.id/news/berita-nas...noy-karundeng/

'Buzzer Kerap Manipulasi Fakta Bisa Pecah Belah Rakyat'

Merdeka.com - Keberadaan buzzer atau pendengung di era media sosial (medsos) tidak bisa ditepikan. Tentu yang perlu diingatkan agar buzzer memiliki etika dalam menyebarkan berita atau opini ke masyarakat.

"Bila buzzer memanipulasi opini publik, memanipulasi fakta maka itu salah. Kalau itu terjadi tentu buzzer harus dihapuskan karena bukan hanya membahayakan negara, tetapi bisa memecah belah rakyat," ujar Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio dalam keterangannya, Rabu (9/10).

Yang paling menakutkan, lanjut Hendri, bila kemudian buzzer-buzzer ini dianggap sebagai salah satu pendorong untuk membenci kelompok lainnya.

"Kalau menurut saya, buzzer yang demikian harus dihilangkan. Itu kan mudah bagi pemerintah. Harusnya bisa, paling enggak segera dilakukan screening terhadap buzzer dan mengajak semua pihak tidak menggunakan buzzer untuk kegiatan negatif," tuturnya.

Hendri menilai, keberadaan buzzer ini harus dibedakan dengan medsos. Medsos sisi positifnya lebih banyak. Paling kentara dengan adanya medsos setiap orang bisa berpendapat tanpa harus menunggu media konvesional seperti televisi, radio, dan surat kabar memuat pemikiran individu yang lain.

Selain itu, dengan medsos, orang bisa lebih eksis mengeluarkan pendapatnya. Tapi, menurut dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina ini, masalahnya adalah banyak orang yang justru bukan menyuarakan opini di medsos, tetapi hanya membaca opini orang lain. Dengan adanya opini orang lain di medsos, maka kemudian medsos dianggap sebagai wahana yang bisa mengatur opini orang lain.

Hendri melanjutkan, karena fenomena itu kemudian dimanfaatkan orang-orang yang memanfaatkan medsos untuk kepentingannya dengan menggunakan buzzer. "Supaya apa? Supaya lebih banyak lagi orang yang memiliki opini sama dengan dia. Jadi ini untuk mempengaruhi opini orang lain," tutur Hendri.

Hendri menilai, sejauh pengamatannya, keberadaan buzzer sangat efektif untuk melakukan propaganda. Pasalnya, rata-rata para buzzer memiliki follower banyak. Itulah yang membuat buzzer sangat laris, tidak hanya diagenda politik, tetapi juga untuk mempromosikan sesuatu.

Sebenarnya, kata Hendri, keberadaan para buzzer ini mudah dikenali. Caranya mereka pasti menggiring opini yang sama, isu yang sama, meskipun caranya berbeda. Untuk itu, ia mengimbau di tengah kondisi negara yang belum stabil setelah Pemilu, para buzzer harus menggunakan hati nuraninya menjaga perdamaian dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Gunakanlah buzzer-buzzer ini untuk kebaikan. Jangan digunakan untuk hal-hal yang justru memutarbalikkan fakta yang akhirnya bisa menghancurkan negara ini," pungkasnya.

(mdk/did)

https://m.merdeka.com/peristiwa/buzz...ah-rakyat.html
0
1.8K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan