BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Lion Air JT-891 mendarat darurat di Bandara Djalaludin Gorontalo

Pesawat Boeing 737-800NG maskapai Lion Air parkir di Bandara Djalaludin, Gorontalo, Kamis (19/9/2019). Pesawat dengan nomor penerbangan JT-891 rute Gorontalo-Makassar ini harus return to base karena mesinnya bermasalah.
Lion Air Group tengah dirundung masalah pekan ini. Kasus pencurian data penumpang maskapai anak usaha mereka, Malindo Air, belum selesai, terjadi masalah baru. Pada Kamis (19/9/2019) pesawat Lion Air rute Gorontalo-Makassar mengalami kerusakan mesin, sehingga harus kembali (return to base) ke Gorontalo.

Pesawat Boeing 737-800NG dengan kode penerbangan JT-891 tersebut lepas landas dari Bandara Djalaludin, Gorontalo, pada sekitar pukul 06.10 WITA. Tujuannya adalah Bandara Hasanuddin, Makassar. Namun, pada sekitar pukul 07.00, pesawat tersebut kembali mendarat di Bandara Djalaludin.

"Setelah sekitar 20 menit di udara, memang terasa ada sedikit getaran. Terus tidak lama kemudian pesawat langsung balik arah. Ada pemberitahuan kalau cuaca tidak mendukung,” kata Ilyas Juka, salah seorang penumpang yang ditemui Beritagar.id di Bandara Djlalaludin Gorontalo.

"Padahal saat itu cuaca cerah. Mungkin dikatakan begitu supaya kita tidak panik."

Saat dikonfirmasi, Kepala Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, Power A Sihaloho menjelaskan kronologi insiden return to base tersebut.

Pesawat yang membawa 173 penumpang itu, tuturnya, lepas landas sekitar pukul 06.10. Tepat pukul 06.30, pilot menyatakan ada gangguan pada instrumen penerbangan dan memutuskan untuk kembali ke bandara keberangkatan.

“Istilahnya RTB (return to base). Prosedur tadi sudah tepat. Pesawat itu tidak boleh melanjutkan ketika ada gangguan, terutama gangguan di bagian instrumen. Walaupun belum pasti (ada kerusakan), tetap harus pulang," jelas Power.

Dia tak menjelaskan kerusakan apa yang dialami oleh Boeing 737-800NG tersebut. Namun Power menyatakan suku cadang baru telah dibawa oleh pesawat lain Lion Air yang menuju Gorontalo malam ini.

Para penumpang JT-891, menurut Power, telah diberi kompensasi uang sebesar Rp300.000 per orang dan makanan, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagian dari mereka juga telah dipindahkan ke penerbangan lain, termasuk Garuda dan Citilink.

Namun, 130 penumpang mesti menunggu lebih lama, seperti Limonu Hippy. Koordinator tim sebuah perusahaan tambang itu tengah membawa rombongan 20 orang untuk mengikuti studi banding di Surabaya, Jawa Timur. Keterlambatan membuat sejumlah agenda mereka terganggu.

"Hotel, restoran dan beberapa pertemuan terpaksa harus dibatalkan. Karena persoalan penerbangan ini, pastinya kita sangat dirugikan. Memang sudah diberi kompensasi, tapi ini bukan tentang kompensasi,” tegas Limonu.

Menurutnya, seharusnya pihak maskapai mencari solusi cepat agar penumpang bisa segera tiba di tujuan. "Sampai saat ini kami tidak tahu apa alasannya, kok tiba-tiba kami sudah balik ke Gorontalo," kata Limonu.

Pada pukul 18.00 WITA, setelah menunggu nyaris 11 jam, 130 penumpang yang tersisa itu akhirnya diberangkatkan ke Makassar.
JT-891 laik terbang, kata Lion
Dalam keterangan tertulis, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, menyampaikan bahwa penerbangan JT-891 telah melalui prosedur operasi standar (SOP) yang berlaku.

“Lion Air telah mempersiapkan penerbangan JT-891 dengan baik. Lion Air sudah melakukan pengecekan awal (pre-flight check) terhadap pesawat yang akan dioperasikan yaitu Boeing 737-800NG registrasi PK-LJR," tulis Danang.

Setelah menjalani pengecekan, menurut Danang, pesawat dinyatakan laik terbang (airworthy for flight). Akan tetapi kemudian terjadi kendala teknis. Untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan, pilot memutuskan kembali ke bandara keberangkatan karena pesawat membutuhkan pengecekan di darat.

Danang tidak menjelaskan komponen mana pada pesawat itu yang mengalami kerusakan.

"Lion Air menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang timbul,” kata Danang.

“Lion Air berkomitmen dalam memberikan pelayanan terbaik yang senantiasa mengimplementasi budaya keselamatan (safety culture) dengan mengedepankan mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan (safety first).”



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...udin-gorontalo

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- MK siap uji materi UU KPK, Menkumham cuek saja

- Aplikasi Bukapalak raib, lalu nongol lagi

- DP kredit rumah dan kendaraan diturunkan 5-10 persen

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
593
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan