EtangAnggaTAvatar border
TS
EtangAnggaT
Al-Quran Menjelaskan Tentang Fenomena Turunnya Hujan
Al-Quran Menjelaskan Tentang Fenomena Turunnya Hujan
Islam telah menjelaskan kejadian hujan secara rinci sejak 14 abad yang lalu. Sementara penemuan Radar Cuaca baru ditemukan saat terjadi Perang Dunia II.



Proses terjadinya hujan, dijelaskan oleh Alquran sejak 14 abad yang lalu (foto: edited from google)

Kitakini.news – Fenomena terjadinya hujan dijelaskan oleh Al Quran sejak 14 abad yang lalu. Sebagai hamba yang lemah kita wajib bersyukur atas semua rahmat dan nikmat turunnya hujan yang sudah menjadi Sunnatullah. Al Quran menjelaskan tentang kejadian hujan agar kita memikirkan semua kejadian itu karena kehendak Allah Swt.

Rabu (11/9/2019) kemarin sore, kota Kabanjahe, kabupaten Karo, dilanda hujan deras disertai turunnya kristal batu es. Berita ini sempat viral di media sosial. Apa yang sebenarnya terjadi dengan peristiwa fenomena alam ini ?.


Menurut Harun Yahya, pembentukan hujan bertahap. Dan manusia baru mengetahuinya setelah radar cuaca ditemukan. Berdasarkan pengamatan radar, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap,
“Pertama, pembentukan angin; kedua, pembentukan awan; ketiga, turunnya hujan,” papar Harun, sebagaimana dilansir dari Republika (13/3/2012).
Selanjutnya dilansir dari Wikipedia (15/6/2019), Radar Cuaca diciptakan saat Perang Dunia II (tidak dijelaskan siapa penemunya), untuk digunakan mendeteksi gerakan tetesan hujan di samping intensitas curah hujan. Kedua jenis data yang dapat dianalisis untuk menentukan struktur badai dan potensi mereka yang menyebabkan cuaca buruk.


Baca Juga : Hujan Batu Es Landa Kabanjahe Sumut Sejumlah Kawasan Tergenang Air

Al Quran Menjelaskan Tentang Kejadian Hujan
Jauh sebelum muncul penelitian dari pantau Radar Cuaca yang disebutkan di atas, ternyata Al Quran menjelaskan tentang kejadian hujan sejak 14 abad yang lalu. Allah Swt telah sampaikan dalam Al Quran mengenai semua proses kejadian tentang hujan tersebut.


Firman Allah Swt, mendefinisikan hujan sebagai air yang dikirimkan ”menurut kadar,”
“Dan Yang menurunkan air langit menurut kadar (yang diperlukan),” (Surat az-Zukhruf, ayat 11).
Dalam ayat lain, Allah Swt menjelaskan bahwa Dialah Yang mengirim angin, menggerakkan awan dan membentangkannya di langit.


“Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira,” (Surat ar Ruum, ayat 48).


Maka dari penjelasan Al Quran itu, Allah Swt memperingatkan manusia untuk mensyukuri Hujan sebagai nikmat dan karunia yang diturunkanNya.


Allah Swt berfirman,
“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, nisaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur,” (Surat Al Waaqi’ah, ayat 68-70).


Baca Juga : Tata Cara Sholat Istisqa, Untuk Memohon Turunnya Hujan

Hujan Es Juga Dijelaskan di dalam Al Quran
Firman Allah Swt,
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. ” (Surat An Nuur, ayat 43).

Doa Ketika Turun Hujan
Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِن النبِى -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ  اللهُم صَيباً نَافِعاً

“Nabi Saw ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, (Allahumma Shoyyiban Nafi’an),”.
“Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat,” (Hadits Riwayat Bukhari no. 1032).
Dalam hadits lain, dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Nabi Saw melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu mengatakan,
”Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?” Kemudian mereka mengatakan,” Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.

Kemudian Rasulullah Saw bersabda,

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَما مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَما مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ

“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan (Muthirna bi Fadhlillahi wa Rohmatih) ‘Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah’ maka dialah yang beriman kepadaKu dan kufur terhadap bintang-bintang.”

“Sedangkan yang mengatakan (Muthirna binnau kadza wa kadza) ‘Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini’ maka dialah yang kufur kepadaKu dan beriman pada bintang-bintang,” (Hadits Riwayat Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).


Baca Juga : Perintah Allah SWT Saat Melihat Manusia Masuk Islam

Doa Ketika Hujan Deras
Nabi Saw suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu derasnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi Saw berdo’a,

اللهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللهُم عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشجَرِ

(Allahumma Haawalaina Wa Laa ’Alaina. Allahumma ’Alal Aakami Wal Jibaali, Wazh Zhiroobi, Wa Buthunil Awdiyati, Wa Manaabitisy Syajari)

“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan,” (Hadits Riwayat Bukhari no. 1014).
Rasulullah Saw : Dua Doa Yang Tidak Akan Ditolak
Dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدانِ الدعَاءُ عِنْدَ الندَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

“Dua doa yang tidak akan ditolak, (1) do’a ketika adzan dan (2) do’a ketika turunnya hujan,” (Hadits Riwayat al Hakim dan al Baihaqi) Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078.


tujuh.tahunAvatar border
nevertalkAvatar border
karikai04Avatar border
karikai04 dan 4 lainnya memberi reputasi
-3
1.4K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan