PROFIL SINGKAT BJ. HABIBIE



Habibie memiliki nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie, lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie, sedangkan ibunya R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Sang ayah berasal dari Gorontalo sedangkan si ibu keturunan Jawa.

Sebutan Habibie merupakan salah satu marga asli Gorontalo dalam struktur kekeluargaan dan kerajaan yang tak lain adalah turun dari ayahnya. Marga Habibie ini secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

PERNIKAHAN



Habibie memiliki seorang istri bernama Hasri Ainun Besari yang ia nikahi pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Paska menikah dengan Habibie, Ainun turut serta menemani Habibie tinggal di Jerman untuk menyelesaikan pendidikan sang suami tercinta. Walau ia harus melepas pekerjaannya sebagai perawat anak-anak di RSCM. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Kisah cintanya dengan Ainun sebenarnya sudah bermekaran ketika mereka masih remaja. Bahkan mereka sudah kenal sejak masa SMP. Rasa itu kemudian terus bertambah saat teman-temannya sering kali menjodohkan keduanya. Karena Habibie dan Ainun muda memiliki beberapa kesamaan, di antaranya : Sama-sama anak keempat dari delapan bersaudara, memiliki keluarga yang mengutamakan pendidikan, juga mempunyai hobi yang sama yaitu berenang.

Hasri Ainun Besari terlahir dari ayah bernama R. Mohammad Besari dan ibunya Sadarmi. Ia lahir pada tanggal 11 Agustus 1937, Semarang-Jawa Tengah.

PENDIDIKAN



B. J. Habibie mengenyam pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago. Beliau kemudian melanjutkan belajarnya tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung atau sekarang lebih dikenal Institut Tekhnologi Bandung, pada tahun 1954. Namun, belum sempat menyelesaikan pendidikannya di ITB atas dorongan semangat ibundanya, Habibie memilih melanjutkan studi di Universitas Technische Hochscheule di kota Achen, Jerman tahun 1955. Ia konsentrasi pada spesialisasi penerbangan. Barulah di tahun 1960 ia menerima gelar diplom ingenieur dan gelar doktor ingenieur pada tahun 1965 dengan predikat summa cum laude.

PEKERJAAN dan KARIER



Habibie pernah bekerja di perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg-Jerman bernama Messerchmitt-Bolkow-Blohm. Namun, pada tahun 1973 ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto.

B.J. Habibie juga menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Tekhnologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Selain sebagai menteri ia juga tercatat sebagi ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama 7 Desember 1990.



Hingga akhirnya ia menemukan sebuah puncak karir tertinggi yaitu sebagai presiden Republik Indonesia pada tahun 1998 menggantikan presiden Soeharto yang memilih mundur paska reformasi. Beliau terhitung menjabat sebagai presiden periode 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999. Setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7.



Karyanya dalam bidang tekhnologi yang begitu fenomenal dan akan selalu diingat ialah ketika ia mampu menciptakan sebuah pesawat bernama N-250 Gatot Kaca yang melakukan manuver penerbangannya pada 10 Agustus 1995.

Kisah Habibie dan Ainun juga dicatat dalam sebuah novel dan di filmkan dengan judul yang sama.



Hari ini, 11 September 2019 setelah adzan maghrib berkumandang Allah memilihnya untuk kembali pulang ke pangkuan-Nya. Kepergian sang ilmuwan dunia ini cukup membuat duka yang mendalam. Selamat jalan putra terbaik bangsa. Sang Mr. krack namamu akan tercatat dalam sejarah.

Sumber : Di sini