vika991Avatar border
TS
vika991
Pertamina Upayakan Standarisasi Kemasan Baterai Motor Listrik


Pertamina mengusulkan Indonesia memiliki standar kemasan atau pak baterai sepeda motor listrik buat memudahkan pengembangan infrastruktur. Hal ini dikatakan sudah dibicarakan dengan Badan Sertifikasi Nasional (BSN) untuk dijadikan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan juga ke kementerian terkait.

Pak baterai disebut perlu standarisasi agar konsumen mudah mendapatkan fasilitas tukar baterai sepeda motor listrik. Bila pak baterai semua jenis motor listrik di Indonesia sudah seragam, maka stasiun tukar baterai akan lebih simpel.

Konsep tukar baterai motor listrik saat ini sedang dikembangkan Pertamina. Cara kerjanya, masyarakat mendatangi stasiun khusus lalu menukar baterai motor listrik dengan baterai baru yang energinya lebih banyak. 


Konsep ini mirip kebiasaan masyarakat yang datang ke SPBU untuk mengisi ulang bahan bakar. Selain itu, tukar baterai juga dinilai lebih efisien ketimbang pengguna motor listrik mesti menunggu baterai dicas untuk melanjutkan perjalanan.

Andianto Hidayat, Vice President R&T Planning & Commercial Research & Tehcnology Center Pertamina, menjelaskan, standarisasi kemasan baterai belum ada di negara lain. Meski begitu standarisasi untuk Indonesia diupayakan sebab populasi kendaraan listrik diprediksi bakal sangat besar.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pernah mengungkap pada 2020 jumlah produksi motor di dalam negeri mencapai 8 juta unit dan penjualan nasional sebesar 7,5 juta unit. Pada saat itu sebanyak 10 persen (800 ribu unit) motor yang diproduksi lokal bertenaga listrik.

"Di Indonesia kami mengupayakan karena populasinya besar. Kalau masing-masing punya infrastruktur sendiri-sendiri nanti infrastrukturnya akan banyak makanya kami mencoba menyeragamkan ukurannya. Masalah kapasitas (baterai) nanti (tergantung produsen)," kata Andianto di Indonesia Electric Motor Show, di Jakarta, Rabu (4/9).

Menurut Andianto, penyeragaman pak baterai ini sudah dijajaki bersama produsen lokal Gesits Technologies Indo dan juga wakil Jepang, Astra Honda Motor (AHM). Dia juga mengatakan penggunaan kemasan baterai seragam mendukung tingkat kandungan lokal motor listrik sesuai Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Kendaraan Bermotor Listrik.

Bukan hanya produsen motor listrik, Pertamina juga berkolaborasi dengan pihak akademis untuk mengembangkan proyek terkait elektrifikasi. Andianto bilang pengembangan sel baterai dilakukan bersama Universitas Sebelas Maret (UNS), pak baterai dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), dan buat aplikasi stasioner seperti Solar PV atau turbin angin bekerja sama dengan ITB (Institut Teknologi Bandung).

Tidak Mudah

Menjadikan SNI pak baterai diakui Andianto 'agak berat' sebab perlu berbagai macam pertimbangan dari banyak sudut pandang seperti tingkat keekonomian pabrik baterai, produsen, stasiun tukar baterai, kemudahan penggunaan motor listrik.

"Tapi kita belum pernah membicarakan itu benar-benar dengan asosiasi, AISI (Asosiasi Sepeda motor Indonesia) dan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia)," ucap Andianto.

"Ya makanya ini cita-cita yang harus diperjuangkan karena masing-masing mobil atau motor punya kriteria performa dengan kapasitas baterai jenis tertentu," katanya lagi.

Menurut Andianto pada saatnya nanti ada motor listrik di Indonesia yang hanya bisa dicas di rumah atau di tempat-tempat tertentu, namun ada yang lain dapat melakukan tukar baterai.

Kemenperin diketahui juga sedang mengupayakan penyeragaman baterai motor listrik. Standar yang dipakai adalah acuan global United Nation Regulation 136  (UN R136) biar sekaligus memenuhi kebutuhan ekspor. Motor yang sudah mengikuti UN R136 adalah PCX Electric yang diproduksi AHM. 


0
409
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan