Perjalanan Sejarah Kebaya Sebagai Pakaian Cantik Warisan Budaya Indonesia
TS
NicolasErick
Perjalanan Sejarah Kebaya Sebagai Pakaian Cantik Warisan Budaya Indonesia
NicolasErickpresent,
Kebaya merupakan salah satu pakaian tradisional yang biasanya digunakan oleh para wanita Indonesia. Kebaya terbuat dari bahan tipis yang dikenakan bersama dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket serta diberi motif warna-warni.
Kisah tentang kebaya telah lama terurai sejak dari zaman dahulu hingga saat ini. Kisah panjang ini tentu seharusnya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kita rakyat Indonesia terkhusus para kaum wanita. Hal ini menunjukkan bahwa pakaian cantik warisan budaya Indonesia ini berhasil untuk terus relevan dari zaman ke zaman.
Buat GanSis yang ingin tahu sepak terjang sejarah kebaya hingga kini, berikut ane ulas secara singkat untuk ente-ente sekalian.
Spoiler for 1300-1600 Masehi:
Masa ini menjadi awal dari munculnya kebaya. Langkahnya dimulai dengan munculnya busana perempuan berupa baju semacam tunik yang mulai digunakan oleh para perempuan etnis Tionghoa di periode pemerintahan Dinasti Ming.
Spoiler for 1500-1600 Masehi:
Setelah berkembang di pusaran etnis Tionghoa kala itu, para imigran wanita Tionghoa mulai merambah ke wilayah Nusantara. Hal ini membawa serta pula kebaya yang kala itu makin berkembang menjadi jenis kebaya encim atau kebaya peranakan.
Masa itu, busana yang menjadi cikal bakal kebaya masih berupa baju atasan berbentuk tunik, berlengan panjang, menutup leher hingga ke lutut, dan berbentuk mirip baju kurung. Sebelumnya, busana masyarakat di daerah Jawa, Bali dan Sumatera mengenakan sejenis kemben tanpa atasan apapun. Melihat dari bentuknya yang terlalu terbuka, maka kebaya lah yang dianggap paling ideal sebagai baju atasan, karena menutupi hingga bagian dada.
Spoiler for 1500-an:
Di era ini kebaya mulai dikenal sebagai busana yang digunakan oleh para anggota keluarga keturunan raja di pulau Jawa hingga dengan munculnya era kolonialisasi Hindia Belanda yang mencapai tanah air, memunculkan jenis bahan pakaian baru.
Beludru, sutra dan tenunan halus mulai menggantikan bahan katun hasil tenun sederhana atau biasa disebut kain mori karena jalur perdagangan tekstil kala itu mulai ramai peminat disekitar tahun 1800-an.
Bahan tersebut banyak dijadikan sebagai baju kebaya yang diterapkan berdasarkan kelas sosial seseorang. Apabila wanita yang merupakan keluarga keraton serta para bangsawan akan menggunakan kebaya berbahan sutera, bludru atau brokat. Namun, bagi perempuan Belanda atau bangsa asing lainnya akan mengenakan kebaya yang terbuat dari bahan katun dengan bentuk serta potongan yang lebih pendek.
Para keturunan Eropa lainnya yang tinggal di Indonesia kala itu juga mengenakan kebaya berbahan katuna halus dengan hiasan brokat. Namun bila wanita berasal dari kalangan biasa pada umumnya hanya akan memakai kebaya dari bahan katun atau tenun yang berharga murah.
Spoiler for Tahun 1900:
Di era ini kebaya tidak lagi digunakan oleh penduduk asli Jawa saja, tetapi juga dikenakan oleh seluruh perempuan keturunan Tionghoa maupun Belanda sehari-hari nya. Jenis kebaya yang digunakan mayoritas adalah kebaya encim dan putu baru.
Kebaya Encim adalah jenis kebaya yang dipakai oleh keturunan Tionghoa, yang biasanya dihiasi oleh sulaman serta bordiran yang membuatnya cukup khas sedangkan kebaya putu baru adalah kebaya yang memiliki gaya tunik pendek warna-warni dengan motif cantik, dimana panjangnya mengalami penyesuaian sesuai perkembangan zaman setelah sebelumnya mencapai mata kaki.
Spoiler for Tahun 1945-1960-an:
Penggunaan kebaya kian meluas di era ini dan hampir tak lagi mengenal kelas. Baik wanita di desa maupun di kota telah menggunakan kebaya di kesehariannya. Di era inilah kebaya meraih momen sebagai baju 'terciamik' bagi wanita Indonesia.
Bahkan ketika dilaksanakan sebuah acara seremonial, biasanya para wanita Indonesia saat itu akan menggunakan kebaya sebagai busananya hingga kebaya disebut sebagai Kostum Nasional.
Spoiler for Tahun 1970-1980-an:
Era 'Globalisasi' mulai merasuk ke nusantara pada era ini. Budaya pop yang kuat dari negara-negara Eropa dan Amerika sedikit banyaknya mempengaruhi cara orang menggunakan pakaian pada era ini. Kebaya pun terdampak akibat hal ini.
Kebaya dianggap pakaian yang ketinggalan zaman karena terlalu tradisional secara modelnya. Oleh karena itu, anak-anak muda saat itu enggan menggunakan kebaya di kesehariannya meskipun masih menggunakannya diacara yang sifatnya formal.
Spoiler for Tahun 2000-an:
Melihat mulai hilangnya gairah akan pakaian yang mencirikan ke-khas-an Indonesia, para perancang busana mulai coba merubah mindset orang Indonesia saat itu dengan membuat kebaya menjadi lebih modern.
Modifikasi pada desain, bahan serta ornamen yang ditambahkan membuat kebaya kembali diminat dan kembali ke era kejayaannya, dimana berhasil menjadi pakaian kebanggaan para wanita Indonesia hingga hari ini.