Pesantren. Jika kita mendengar satu kata ini, maka imajinasi sebagian orang akan langsung tertuju kepada sebuah tempat yang di dalamnya banyak sekali aktivitas pendidikan bernilai religi. Yaps. Benar sekali. Pesantren atau dalam bahasa Arab disebut ma'had merupakan sebuah tempat di mana para siswanya tinggal bersama di bawah naungan seorang guru atau kiai. Juga terdapat asrama untuk mereka tinggal. Biasanya para siswa disebut santri. Definisi santri itu sendiri ternyata memiliki nilai filosofi. Jika dijabarkan kata santri terdiri dari lima huruf yani sin yang berarti saafiqul khoir atau pencetus kebaikan. Nun yang memiliki arti naasibul ulama yaitu penerus ulama. Huruf ta memiliki arti taarikul ma'shi (Meninggalkan maksiat). Ro dan ya berarti ridho dan yakin.

Dari nilai filosofi tersebut santri diharapkan menjadi seorang agen perubahan dunia yang langkah visinya sesuai syari'at, menciptakan nilai-nilai kebaikan untuk mendapatkan ridho Allah.



Dunia pesantren juga sangat lekat sekali dengan peraturan yang begitu ketat. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan seorang yang disiplin, mandiri serta memiliki kepribadian yang kuat.

Namun, di samping itu tentunya ada hal yang tidak bisa terucapkan oleh lisan. Bagaimana asyiknya menjadi santri, suka dukanya menjalani kehidupan yang jauh dari keluaraga. Suara isak tangis di balik telepon ketika orangtua menghubungi. Air mata yang terbawa tidur ketika rasa rindu berkecamuk dalam dada.

Kebersamaan dalam dunia pesantren sangatlah kuat. Hidup di dalam atap yang sama, tidur sebantal berdua. Menjadikan keakraban di antara satu sama lain tanpa melihat latar belakang. Nampaknya realitas dari semboyan Bhineka Tunggal Ika sangat tercermin di dunia pesantren.

Pesantren juga biasa disebut penjara suci. Istilah ini lahir mungkin karena pesantren dianggap sebuah tempat yang penuh dengan peraturan. Tidak banyak santri yang bisa keluar dari wilayah pesantren tanpa izin. Seluruh kegiatannya akan selalu dipantau. Namun, sebutan ini tentu banyak beragam pendapat. Istilah penjara suci seolah menjadikan pesantren seperti halnya rehabilitasi. Bahkan jauh lebih dari itu pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang dipersiapkan mencetak manusia yang mampu memanusiakan manusia.