- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bupati Penajam Paser Utara: Kami Tak Pernah Merasakan Gempa
TS
setdeh
Bupati Penajam Paser Utara: Kami Tak Pernah Merasakan Gempa
Quote:
Jakarta - Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Mas'ud, mengaku sejak kecil tinggal di Kalimantan Timur. Selama hidupnya Gafur mengaku tak pernah merasakan gempa di wilayah yang akan menjadi ibu kota baru itu.
"Alhamdulillah di Kalimantan Timur khususnya, saya juga lahir di Kalimantan Timur dan besar 31 tahun bahkan saya punya kakek 138 tahun tapi sudah meninggal, itu di Kalimantan Timur itu berbeda dengan yang lain, Sulawesi dan Pulau Jawa karena kami tidak pernah merasakan gempa di sana, tidak ada gempa jadi misalnya kalau ada gambaran-gambaran itu ada gempa,kami nggak pernah tahu gempa itu gimana," kata Gafur saat berbincang dengan detikcom, Selasa (27/8/2019).
[table][tr][td]Baca juga: Bupati Penajam Paser Utara Bersyukur Wilayahnya Jadi Ibu Kota Baru[/td]
[/tr]
[/table]
Menurut Gafur, wilayah Penajam Paser Utara tidak termasuk ring of fire atau cincin api. Dia bersyukur atas hal itu.
"Alhamdulillah didata secara teknologi sekarang, kita itu di luar ring of fire, di luar titik lingkaran api memang Kalimantan itu aman, itu juga suatu keberkahan kepada kita yang selalu syukuri di Kalimantan Timur. Untuk segi-segi lain, bencana-bencana di Pulau Jawa Sulawesi alhamdulillah kita nggak pernah, selama hidup saya kami nggak pernah merasakan hal itu, alhamdulillah," ujar dia.
[table][tr][td]Baca juga: Selayang Pandang Kajian Kemendagri soal Sistem Pemerintahan Ibu Kota Baru[/td]
[/tr]
[/table]
Gafur menjelaskan warga Penajam Paser Utara terdiri dari berbagai suku. Mayoritas penduduk di sana merupakan transmigran dari Jawa.
"Sebenarnya Kalimantan Timur itu sangat indah, di sana wilayahnya luas, kami hidup juga berdampingan karena di sana banyak orang transmigran, kalau di Penajam Paser Utara itu 60 persen orang Jawa dan kemudian ada Sulawesi 30-40 persen dan sisanya itu campuran ada dari Kalsel sendiri, dari pribumi suku Paser, dan suku Kutai, dayak itu hanya sedikit saja, hanya beberapa persen saja, dan kami hidup rukun berdampingan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan ibu kota baru Indonesia pindah ke Provinsi Kalimantan Timur karena lokasinya yang paling ideal setelah melakukan berbagai diskusi, studi, dan pertimbangan.
"Ibu kota negara baru paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/8).
(knv/imk)
"Alhamdulillah di Kalimantan Timur khususnya, saya juga lahir di Kalimantan Timur dan besar 31 tahun bahkan saya punya kakek 138 tahun tapi sudah meninggal, itu di Kalimantan Timur itu berbeda dengan yang lain, Sulawesi dan Pulau Jawa karena kami tidak pernah merasakan gempa di sana, tidak ada gempa jadi misalnya kalau ada gambaran-gambaran itu ada gempa,kami nggak pernah tahu gempa itu gimana," kata Gafur saat berbincang dengan detikcom, Selasa (27/8/2019).
[table][tr][td]Baca juga: Bupati Penajam Paser Utara Bersyukur Wilayahnya Jadi Ibu Kota Baru[/td]
[/tr]
[/table]
Menurut Gafur, wilayah Penajam Paser Utara tidak termasuk ring of fire atau cincin api. Dia bersyukur atas hal itu.
"Alhamdulillah didata secara teknologi sekarang, kita itu di luar ring of fire, di luar titik lingkaran api memang Kalimantan itu aman, itu juga suatu keberkahan kepada kita yang selalu syukuri di Kalimantan Timur. Untuk segi-segi lain, bencana-bencana di Pulau Jawa Sulawesi alhamdulillah kita nggak pernah, selama hidup saya kami nggak pernah merasakan hal itu, alhamdulillah," ujar dia.
[table][tr][td]Baca juga: Selayang Pandang Kajian Kemendagri soal Sistem Pemerintahan Ibu Kota Baru[/td]
[/tr]
[/table]
Gafur menjelaskan warga Penajam Paser Utara terdiri dari berbagai suku. Mayoritas penduduk di sana merupakan transmigran dari Jawa.
"Sebenarnya Kalimantan Timur itu sangat indah, di sana wilayahnya luas, kami hidup juga berdampingan karena di sana banyak orang transmigran, kalau di Penajam Paser Utara itu 60 persen orang Jawa dan kemudian ada Sulawesi 30-40 persen dan sisanya itu campuran ada dari Kalsel sendiri, dari pribumi suku Paser, dan suku Kutai, dayak itu hanya sedikit saja, hanya beberapa persen saja, dan kami hidup rukun berdampingan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan ibu kota baru Indonesia pindah ke Provinsi Kalimantan Timur karena lokasinya yang paling ideal setelah melakukan berbagai diskusi, studi, dan pertimbangan.
"Ibu kota negara baru paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/8).
(knv/imk)
Masak sih ??
tien212700 dan ziont memberi reputasi
2
394
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan