evywahyuniAvatar border
TS
MOD
evywahyuni 
Pendidikan Sejak Dini Berawal Dari Rumah, Betul Apa Benar?
Dari Rumah, Mutu Pendidikan Bisa Berkualitas dan Berkarakter



Hai haii, ketemu lagi nih di trit ane kali ini, semoga bisa memberi nilai edukatif dan juga informatif. Tentunya kali ini ane ngebahas sesuatu yang tak jauh-jauh dari tema kita kali ini, yaitu pendidikan.

Yup. Gan en sis, berbicara soal pendidikan itu tidak akan ada habis-habisnya, bahkan sejak masih dalam kandungan hingga kaki sebelah berada di liang lahat pun, yang namanya pendidikan tidak akan ada putusnya.

Sepakat, kan? Of course, guys. Bahkan ada pepatah mengatakan, tuntutlah ilmu hingga ke negeri China. Ada juga yang mengatakan tuntutlah ilmu sejak dari buaian. Woow, betapa hebatnya ilmu itu dan amat merugilah mereka yang menyia-nyiakan ilmu dan pendidikannya hanya untuk sesuatu yang tidak ada gunanya.
Upss ... sorry,OOT dahemoticon-Hammer

DokPri

Nah, kali ini ane akan membahas tentang awal mula pendidikan itu berasal. Sesuai judul kureri ane, Mutu Pendidikan Berkualitas, Berawal Dari Rumah. Jadi, ayo kita mulai aja, ya.emoticon-Big Grin

Dari rumah, di situlah awal pendidikan bagi seorang anak bermula. Sejak dalam rumah terkecil, yaitu kandungan ibu hingga lahir di dunia dan menetap dalam rumah yang sebenarnya.

Memberi pendidikan bukan hanya sebatas tugas guru di sekolah, gan. Juga menjadi tugas kita semua agar bisa mendidik dan menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada mereka. Mengantisipasi perkembangan jaman yang kian mengikuti arus deras perubahan tekhnologi dan menjaga mereka dari istilah anak jaman now,meski tak pelak lagi ... kita sudah berada di jaman itu, ganemoticon-Cool

Sekarang, perkembangan tekhnologi telah berkembang biak sedemikian rupa, menjadikan alat canggih berupa gawai dan gadget menjadi alat komunikasi dan mainan yang utama. Anak-anak tak lagi peduli pada buku-buku bacaan yang direkomendasikan, tak ingat pada petuah dan nasehat orang tua serta guru-guru di sekolah.

Sungguh, prilaku sedemikian ini menjadi gambaran pilu bagi dunia pendidikan kita saat ini. Sangat susah melepas gawai di genggaman hanya untuk membaca buku pelajaran sekolah, karena apa? Karena di gawai semua hal yang bisa diketahui akan dengan mudah diperoleh, hanya berbekal paket data/kuota maka semua akses bisa terbuka lebar.

Miris, kan?
Makanya ane tekankan, bahwa mutu pendidikan itu bisa berkualitas bagus jika dibina dan dikawal dari rumah. Ya! Rumah tempat tinggal dan berdiam. Sebisa mungkin tekankan pemakaian gadget berkurang, misal :
Pertama, jangan menggunakan gawai atau gadget setelah Maghrib, usahakan di waktu itu anak-anak kita menggunakan waktunya untuk belajar dan mengerjakan PR.

Kedua, biasakan anak-anak membaca dan mempelajari buku-buku sekolah, meski jika tetap menggunakan gawai untuk berselancar mencari jawaban soal, maka usahakan dampingi anak agar tidak menggunakan gawai ke hal-hal lainnya. Dengan kata lain, usahakan meluangkan waktu mendampingi dan menemani anak-anak ketika sedang belajar. Sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana pemahaman dan penguasaan mereka terhadap materi pelajarannya.

Ketiga, biasakan jalin diskusi untuk mengembangkan komunikasi dua arah dengan anak. Bahas soal pelajaran, soal pengalaman mereka saat ikut bertanding, ikut even-even, atau bahas soal PR yang sulit mereka kerjakan. Dalam artian, bantulah anak dengan belajar membuka diri, belajar berdiskusi dan membantunya belajar mengemukakan opini pribadinya sendiri. Hargai pendapatnya.

DokPri

Saat ini sistem pelajaran di sekolah menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dirancang untuk mengembangkan kompetensi anak didik dalam ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh.

Untuk mendukung tercapainya tujuan kurikulum tersebut, maka diperlukan buku tematik berbasis aktivitas yang mendorong anak mencapai standar kompetensi yang diharapkan melalui pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, menantang, dan bermakna serta mendorong mereka untuk berpikir kritis berlandaskan nilai-nilai luhur.

Anak-anak di didik beberapa pengalaman dalam satu tema pelajaran yaitu :
Ayo Berdiskusi, Ayo Membaca, Ayo Menulis, Ayo Mengamati, Ayo Mencoba, Ayo Berlatih, Ayo Bernyanyi, Ayo Renungkan, dan Kerja Sama dengan Orang Tua.

Di sekolah, guru dan siswa dapat mengembangkan dan/atau menambah kegiatan belajar sesuai kondisi dan kemampuan sekolah, guru, dan anak didik yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman lebih terhadap pengetahuan yang dipelajari, keterampilan yang dilatih. dan sikap yang dikembangkan.

Di rumah, orang tua bersama anak dapat mengembangkan dan/atau menambah kegiatan belajar sesuai kondisi dan kemampuan orang tua dan anak. Metode ini dapat digunakan oleh orang tua secara mandiri untuk mendukung aktivitas belajar anak di rumah. Sekaligus memaksimalkan potensi semua sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.

Jangan menyerahkan soal pendidikan anak hanya kepada guru-guru mereka di sekolah, karena kita sebagai orang tua juga mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya. Asah EQ anak berimbang dengan IQ-nya, jangan lupa peranan SQ juga tak kalah hebatnya agar anak bisa menjadi pribadi yang santun dan berkarakter kuat untuk nantinya lepas di dunia pendidikan yang lebih tinggi kelak, aamiin.

Sekian ulasan dari opini pribadi ane pada pembahasan threadkali ini, kiranya cukup sampai di sini saja, nanti kalian bakal jenuh bila membacanya kepanjangan. Lain kali kita akan bertemu kembali dalam pembahasan thread ane berikutnya. Don't bore to read it againemoticon-thumbsup


Quote:

Sudahkah Anda Belajar Hari Ini?

emoticon-nulisahemoticon-nulisahemoticon-nulisah
Diubah oleh evywahyuni 14-08-2019 14:32
s.i.n.y.oAvatar border
ilafitAvatar border
IndriaandrianAvatar border
Indriaandrian dan 31 lainnya memberi reputasi
32
6.9K
264
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan