ritzpringadieAvatar border
TS
ritzpringadie
Demi Ibu Kutebus Dosa Ayahku II – Surga Para Pendosa

KEGILAAN

Lebih tepatnya aku adalah seorang pragmatis yang melihat sisi integritas ketimbang omong kosong yang keluar dari mulut mereka, para orang-orang ‘Mormon’ pengikut ‘Latter Day Saint Movement’ dari Baja California, 5 hari yang lalu setelah aku dan 3 orang temanku tiba di bandara McCarran, kami disambut oleh beberapa orang-orang yang tak asing dalam ingatanku sebagai Natan, setelah itu kami langsung menuju markas kami di salah satu penthouse di west flamingo road, tempat yang mewah dan cukup bagus bagi bisnis kami yaitu narkoba dan perjudian, hubungan kami dengan banyak mafia kartel sangat menguntungkan, 3 orang yang ikut bersamaku dari Bogor, sebut saja Jana, Imrah dan Suta kaget bukan kepalang saat mengetahui bisnisku di Las Vegas yang telah kutinggal selama kurang lebih 5 tahun saat diriku menjadi Natan ternyata sudah sangat besar, 

Quote:


Aku sendiri sedikit demi sedikit sudah mulai menyadari bahwa sosokku sebagai Natan saat itu cukup penting dan banyak dikenal oleh kalangan Bos-bos mafia disana bahkan sampai Mexico, salah satunya adalah El Pocho, pria bertato dengan kepala plontos dan kumis yang tebal, merupakan seorang Bos mafia yang masih memiliki hubungan darah dengan Meyer Lansky dari kelompok ‘Flamingo’ asal Cuba, seorang yang pernah ku tolong dalam konflik dengan kelompok penerus ‘Don Vito’ di Miami. El Pocho sekarang bergabung dan menjadi orang kepercayaanku dalam meluaskan jaringan,
Quote:

selang beberapa hari disana, dia mengingatkanku bahwa besok lusa kami akan mengadakan pertemuan dengan partner bisnis baru kami, sebetulnya tidak baru-baru sekali karena kami sudah 3 kali melakukan transaksi sebelumnya dengan mereka seingatku dan menurut cerita El Pocho, kelompok ini ‘Mormon’ adalah pengikut ajaran ‘Latter Day Saint Movement’, bermarkas utama di Baja California salah satu negara bagian Mexico, menurut keyakinan mereka, mereka adalah sekumpulan orang suci di akhir zaman, sebuah kelompok dengan jaringan cukup besar yang terorganisir, bisnis mereka sendiri meliputi prostitusi, senjata, narkoba dan perjudian antar negara terutama Mexico, new Mexico sampai ke Amerika Serikat, dan salah satu tempat bisnis mereka adalah Las Vegas. Hari itu aku, Jana, Imrah dan Suta juga El Pocho dan beberapa anak buah berangkat untuk melakukan transaksi di Suncoast hotel and casino.
Quote:

Aku disambut bak raja olehnya dengan pelayanan elite class, ingatanku seperti kembali ke 5 tahun yang lalu bahwa sepertinya aku pernah kemari, walaupun sekarang dengan kesadaran baruku sebagai diriku sendiri, tetap aku paham bahwa jejak-jejak Natan masih ada di ingatanku.
Quote:

 

Ternyata mereka mengenalku dengan sebutan Nata.
Quote:

Setelah berbasa-basi cukup lama,
Quote:

.
Quote:

sejujurnya hatiku begitu menolak saat menjalani bisnis hitam kembali, tetapi demi mendapatkan kebenaran yang sejati aku harus melakukannya, dan aku yakin Tuhan pasti sudah menetapkan jalan terbaik untukku. Dani pun mencicipi serbuk kokain itu,
Quote:

Quote:

menunjukan integritas kelompoknya, El Pocho pun menginstrusikan anak buah kami untuk menghitung jumlah uang yang diberikan, selama transaksi berlangsung kami disuguhkan beberapa minuman di dalam ruangan itu tetapi aku hanya minum orange jus, tanpa curiga sedikit pun terhadap kelompok itu kami menikmati segala suguhannya, selang beberapa menit aku mulai merasakan kantuk yang luar biasa begitu pun beberapa dari kami seperti Jana, imrah dan Suta, hanya Elpocho yang tidak minum, dan hanya berdiri dibelakangku, aku mendengar samar-samar dia berteriak bahwa kelompok kami tengah di jebak, saat itu kami hanya membawa 10 orang anak buah, kami tidak mengira bahwa ‘Mormon’ akan melakukan hal semacam itu, karena kami menganggap mereka adalah kelompok yang berintegritas tinggi, bisa menepati omongannya.

Suara tembakan terdengar kesana kemari, sampai efek obat itu menidurkanku, lalu saat ku tersadar, kepalaku sedang dibungkus oleh kain hitam dengan tangan diikat ke belakang, panas sekali suhu udara disana karena cukup menyesakan nafas, setelah penutup kepalaku dibuka, cahaya matahari langsung menyilaukan mata, ternyata aku tengah berada di gurun tandus, aku lihat tubuh Jana dan Suta sudah terbujur kaku dengan tangan yang masih terikat kebelakang, ada lobang dikepala belakang mereka, sementara Suta masih memakai penutup kepala hitam dan tangan yang terikat juga disebelah kiriku dengan berlutut, ketika itu aku langsung menyadari bahwa kami sedang di ujung hidup untuk dieksekusi oleh kelompok ‘Mormon’ yang saat itu kurang lebih berjumlah 5 orang,
Quote:

Quote:

Quote:

 


Saat ia lengah, dengan cepat ku miringkan badanku ke kanan lalu kulibaskan kaki kiriku berputar ke belakang, kearah kepalanya tepat ditelinga kirinya, sekejap ia pun ambruk, lalu 1 orang yang disebelahnya mengokang pistol yang sedang dipegangnya, dengan sigap ku layangkan juga kaki kananku langsung kearah lehernya, ia pun jatuh sambil memegangi lehernya karena kesulitan bernafas dan saat menyadari itu 3 teman-teman yang lainnya menghujaniku dengan tembakan, namun aku berlari menghindar walau tangan masih terikat kebelakang, aku berlari menuju kearah salah 1 dari mereka dengan cepat, sempat kurasakan beberapa peluru yang mengenai tubuhku terasa seperti butiran popcornyang meletus, namun yang kusesali Suta terkena tembakan 2 kali di tubuhnya, ia pun tak terselamatkan, sampai pada akhirnya para penjahat itu kuhabisi dengan pistol yang terjatuh dari pada mereka, namun ada 1 penjahat yang berhasil kabur dengan membawa mobil van mereka meninggalkan kami semua. 

Aku duduk ditengah, diantara tubuh para penjahat dan 3 temanku yang sudah mati, kubuka ikatan ditanganku dengan pistol, ku bakar sebatang rokok dari saku penjahat yang telah mati. Aku sempat berpikir untuk apa aku ada disini, di Las Vegas, meninggalkan semua kehidupanku yang sudah baik-baik saja sebetulnya dan Ayahku di Bogor, hanya untuk bunuh diri? Gumamku, namun ku sadari lagi aku harus tuntaskan yang sudah kumulai yaitu mencari kebenaran akan diriku, dari situ kesadaran Natan mulai seperti ingin keluar tetapi tidak bisa ketika diriku tetap mengontrolnya, hanya memberikan efek ingatan-ingatan sedikit dikepalaku apa yang sudah terjadi di Las Vegas sebelumnya, tetapi aku juga heran kenapa tubuhku bisa menjadi kebal, ternyata aku ingat waktu itu Bang Febri pernah memberikanku sebuah batu hitam yang kulekatkan di sabuk ikat pinggangku, kupikir karena batu itu aku bisa kebal. Setelah kukubur mereka semua termasuk ketiga temanku secara kurang layak, dengan sekop yang awalnya mereka pakai untuk menguburku, aku berdoa sebisaku dan memohon ampunan Tuhan untuk ketiga temanku karena telah mengantarkan nyawa mereka kemari hanya untuk menemaniku dan para penjahat-penjahat itu, semoga mereka di tenangkan disana, sebetulnya aku tak ingin ada yang terbunuh tetapi keadaanlah yang memaksaku untuk mempertahankan nyawaku. 

Hari sudah mulai gelap, ku berjalan tak tentu arah karena yang terlihat hanya hamparan padang tandus disebelah kanan, kiri, depan juga belakang. Ku pikir kegilaan macam apa ini, yang ada dikepalaku sekarang aku harus mencari dimana El Pocho dan membuat perhitungan kepada Dani..

Bersambung..
pulaukapokAvatar border
runny.n.teslaAvatar border
nomoreliesAvatar border
nomorelies dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan