Alfrida303Avatar border
TS
Alfrida303
Kisah Hijrah Seorang Wanita


Hujan rintik – rintik membasahi kota Makassar hari ini. Di depan kompleks kosan putri aku duduk termenung memandang langit. Namaku Irma, teman – teman memanggilku lowbet. Sehari – hari aku bekerja sebagai seorang sales promotion girl produk kecantikan di sebuah mall terbesar di kota ini.



Di kosanku ini penghuninya jarang bertegur sapa dikarenakan kesibukan masing – masing. Pergi pagi buta pulangnya larut malam begitulah jadwal kerja kami. Andaipun mendapat jatah off harinya pasti berbeda – beda.

Di kosan milik Daeng Agus ini aku tinggal berdua dengan seorang teman wanita yang juga pekerjaannya sama denganku. Namanya tina, gadis muda yang jika dilihat dapat menaikkan nafsu para pria di luar sana. Bedanya dengan aku, tina bekerja untuk produk kecantikan yang ‘‘halal’’ dan mengharuskannya menggunakan pakain sopan dengan hijab.

‘‘Tin, catok rambutku dimana?’.’ sahutku dari depan cermin besar disudut ranjang.

‘‘Cari saja di dekat rak sepatu, semalam aku melihatmu menyimpannya disitu.’’ balas tina yang sedang menyetrika pakaiannya.

Pagi itu kami berangkat lebih cepat, karena pameran kecantikan akan dilaksanakan di mall tempat stand kami bekerja. Menggunakan taxi online kami menyusuri jalan A.P Pettarani. Makassar lagi – lagi hujan, air menggenang dikanan kiri jalan.

-----

 Pameranpun dimulai, stand kami diserbu oleh banyak pengunjung yang ingin kulitnya putih dan mulus layaknya artis – artis korea yang wara – wiri di instagram.

‘‘Silahkan mampir kakak, hari ini kami ada banyak promo loh.’’ Kataku sambil membagikan brosur yang ada ditanganku.

Seorang ibu mendekat, dari penampilannya ibu ini pasti tajir. Emas melingkar dari jari,pergelangan tangan hingga lehernya.

‘‘Boleh saya coba cream mukanya dek.’’ Kata ibu tajir itu sambil menaruh tasnya di lantai.

‘‘Boleh bu, silahkan.’’ Balasku dengan senyum termanis milikku.

Sambil mendampingi ibu itu mencoba, aku terpana melihat seorang pria muda di belakangnya. Tinggi,putih dan wangi. Ia sempat menatapku dengan senyum yang aduh parah. Konsentrasikupun membuyar seketika, ibu tajir itupun pergi tanpa membeli sesuatu. Sialan.

Di stand sebelah tina sedang sibuk – sibuknya menjelaskan produk kecantikan milik perusahaannya.

Tak terasa jam istirahatpun datang. Bergegas kuganti pakaian ini untuk menuju kantin yang ada di basement mall tersebut. Sepiring nasi putih dan semangkuk coto makassar ditemani lantunan lagu coldplay berhasil membangkitkan semangatku untuk kembali bekerja.

Ketika hendak meninggalkan meja aku bertemu dengan tina yang baru duduk sembari menunggu pesanannya.

‘‘Bagaimana penjualanmu hari ini? Bagus?.’’ Tanyaku sambil duduk di hadapannya.

‘‘Alhamdulillah bet, sudah mau capai target harian.’’ Jawab Tina sambil mengecek notifikasi di smartphone barunya

‘‘Sama tin.’’Jawabku singkat

Akupun menceritakan kepada tina mengenai seorang laki – laki yang berhasil menggangu konsetrasiku tadi. Tina tertawa dan akupun pergi meninggalkannya untuk melanjutkan pekerjaanku.

--

Beberapa hari ini Makassar selalu diguyur hujan, dinginnya udara memancingku mengisap sebatang rokok yang kubeli di depan kosan. Sembari mengisap sebatang rokok ditemani segelas bir aku memikirkan kembali sosok laki – laki tersebut.

‘‘Woi, lagi ngapain bet.’’ Ucap Tina sambil melemparkan botol minuman ke sampingku.

Aku kaget bukan main, bir ku tumpah membasahi lantai. Akupun segera mengambil kain pel. Sembari membersihkan aku menceritakan kepada tina perasaanku yang bergetar setelah bertemu dengan pria tersebut. Lagi – lagi tina tertawa, entah apa yang ada di dalam pikiran anak ini. Akupun menawarkan rokok yang kubeli tadi kepada tina. Ia pun mengambil sebatang dan kami menikmati dinginnya malam sembari menikmati bir.

---

6 bulan berlalu semenjak kejadian bertemu dengan seorang laki – laki. Akupun masih hidup sendiri bersama tina yang juga jomblo. Kehidupanku makin kelam saja. Aku mulai menyentuh barang – barang haram semacam narkoba. Kukenal barang ini dari seorang teman kerjaku yang juga pemakai. Katanya obat ini dapat meningkatkan stamina dan semangatku dalam bekerja. Kucoba beberapa bungkus dan ternyata efeknya memang benar. Makin hari – makin ketagihan, pengeluarankupun melonjak banyak.

‘‘Ada barang lagi nggak nih kak?.’’ Ucapku lewat pesan whatsapp kepada teman sekerjaku.

‘‘Wah lagi kosong.’’ Balasnya singkat.

Akupun panik tak karuan, kuambil silet lalu kulukai lenganku. Darah segar keluar tiada henti kuisap hingga habis layaknya drakula.

Lagi – lagi tina datang dan mengagetkanku. Entah ini kali keberapa

‘‘Woi, lagi ngapain bet?.’’ Ucapnya sambil mendorong pintu

Pisau ditanganku jatuh kelantai, titik darah mengiringinya. Tina kaget bukan kepayang. Ia lari mengambil pisau tersebut dan mengambilkanku segelas air. Tubuhku meriang, diatas ranjang aku tergeletak bagaikan mayat hidup. Pandangan mataku semakin lama – semakin tak karuan. Tina kesana – kemari mencari bantuan tapi tak ada orang di sekitar. Ia pun berlari ke puskesmas memangilkanku seorang perawat. Perawatpun datang dan kaget bukan main ketika mendapatiku dengan keadaan seperti ini. Iyapun memeriksa detak jantung dan tensiku.

‘‘Kamu dirujuk saja ke rumah sakit yah, sakitmu parah dek.’’ Ungkap perawat itu.

Dengan setengah sadar aku menolaknya karena malu. Perawat tersebutpun mengiyakan saja dan memberi beberapa obat lalu kemudian pergi.

Tina tak henti menangis sambil menjagaiku, doa tak henti keluar dari mulutnya. Lantunan ayat suci menggema di seluruh ruangan kamar. Tina tiba – tiba berubah jadi seorang yang agamis.

--

Semakin hari kesehatanku semakin baik. Tina rela tak masuk kerja demi menjagaiku. Akupun semakin semangat untuk sembuh. Kuceritakan kepada tina semuanya tentang perbuatanku ini. Tina kembali tertawa. Wanita ini hobinya tertawa melulu. Ia pun mengajakku untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. dimulai dengan membiasakan diri sholat 5 waktu dan ikut dalam kelompok pengajian. Akupun menuruti itu meskipun belum sempurna. Kelompok pengajiannya beranggotakan teman – teman sekerjanya. Akupun tak canggung bergabung karena biasa bertemu dengan mereka juga. Aku disambut dengan baik, beberapa dari mereka dengan suka rela mengajarkanku membaca Al- Qur’an setelah sekian lama tak membaca lagi. Biasa juga mereka mengundang uztad untuk mengisi kegiatan mereka.

Pelan – pelan aku mulai meninggalkan rokok, miras dan narkoba. Penampilanku mulai tertutup dengan hijab yang mulai menghiasi kepalaku. Karena penampilanku itu akupun keluar dari tempat kerjaku dan memilih bergabung dengan perusahaan perumahan syariah sebagai seorang marketing.

--

Pekerjaan baru dan lingkungan baru membuatku harus beradaptasi lagi. Jarak kos dengan kantor sangat dekat sehingga menghemat pengeluaranku. Gaji dan bonus yang kudapat beberapa kusisihkan untuk kukirim ke kampung.

Karena tak pernah pulang kampung akupun iseng – iseng mengajukan cuti dan akhirnya di setujui. Akupun berangkat pulang tak lupa pamit dengan tina meskipun hanya lewat whatsapp

‘‘Assalamualaikum tin, aku pamit dulu yah mau pulang kampung nih. Sampai ketemu lagi.’’ Kataku di pesan tersebut

Akupun berangkat pergi dengan sebuah bis tua milik sebuah perusahaan angkutan ternama di kotaku. Perjalanan yang harus kutempuh lumayan jauh sekitar 570 km.

--

Setelah menempuh perjalanan selama 12 jam akhirnya aku sampai di tanah kelahiran tempatku tumbuh besar dan menjadi seperti saat ini. Bapak dan ibu tak henti memelukku. Air matahnya tumpah, jemarinya tak henti menghapusnya. Mereka terkaget – kaget melihat penampilanku yang mulai berubah.

S

egelas teh buatan ibuku berhasil melepas dahaga selama perjalanan. Akupun menceritakan pengalamanku di kota termasuk proses perubahanku. Mereka tak henti bersyukur melihatku yang mulai berubah.

Di kampung banyak kegiatan kulakukan. Membantu bapak dan ibu di sawah dan kebun. Memberi makan sapi dan kambing di samping rumah.

--

Tak terasa seminggu sudah aku ada dikampung. Jaringan telekomunikasi di tempat ini tak ada sama sekali. Harus keluar kampung dulu untuk mendapatkan jaringan. Akupun meminta izin kepada bapak dan ibu untuk keluar kampung mencari jaringan. Menggunakan sepeda milik bapak akupun pergi.


--



 


0
331
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan