- Beranda
- Komunitas
- News
- SINDOnews.com
Menhan Sebut Indonesia Hadapi Perang Mindset
TS
sindonews.com
Menhan Sebut Indonesia Hadapi Perang Mindset

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, Indonesia saat ini tengah menghadapi perang mindset atau pola pikir yang mengancam ideologi Pancasila.
Menurut dia, ada tiga ancaman yang kini dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu ancaman belum nyata, ancaman nyata, dan ancaman nonfisik terhadap mindset seluruh rakyat Indonesia. Hal itu diungkapkan Ryamizard saat berbicara dalam simpo sium bertajuk
"Perang Mindset pada Era Keterbukaan Informasi" di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin. Ryamizard menjelaskan, ancaman nyata yang dihadapi saat ini adalah terorisme, radikalisme, separatisme, dan pemberontakan bersenjata.
Baca Juga:
- Pasca Pengumuman KPU 22 Mei, Semua Pihak Harus Kembali Bersatu
- Kemendagri Kaji Dukungan Regulasi Otda Terkait Pemindahan Ibu Kota
- Lima Catatan PDIP Terkait Pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019
Selain itu, ancaman bencana alam dan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan, serta pencurian sumber daya alam. Termasuk juga wabah penyakit, perang siber, intelijen, peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
"Ancaman nonfisik yang paling berbahaya yaitu ancaman terhadap mindset bangsa Indonesia yang berupaya mengubah ideologi negara Pancasila. Pancasila itu alat pemersatu. Kalau pemersatu pecah, ya pecah negara ini," tandasnya.
Ancaman mindset ini, kata Ryamizard, bersifat masif, sistematis, dan terstruktur yang terus berupaya memengaruhi dan merusak Indonesia melalui ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
"Kita menghadapi ancaman ideologi yang memaksakan kehendak untuk mengubah Pancasila, yaitu paham khilafah. Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi negara Pancasila," ujarnya.
Metode perang ini dilakukan melalui infiltrasi ke dalam intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, soSialbudaya, dan agama, serta media informasi. Setelah infiltrasi berhasil, dilanjutkan dengan mengeksploitasi dan melemahkan central of gravity kekuatan suatu negara melalui politik adu domba untuk menimbulkan kekacauan dalam bentuk konflik horizontal bersifat SARA.
Ryamizard menyebut ada beberapa negara yang hancur karena ideologi dan simbol persatuannya telah dirusaki oleh pengaruh ideologi lain seperti Yugoslavia, Uni Soviet yang sekarang berubah menjadi Rusia serta beberapa negara di Timur Tengah. Sejarawan Indonesia Anhar Gonggong menilai media sosial merupakan ancaman.
Menurut dia, apa yang terjadi sekarang ini menunjukkan bahwa bangsa ini tidak dewasa dalam berpolitik dan berdemokrasi. Untuk mengatasi permasalahan ini, solusi yang harus dilakukan adalah memperbaiki sistem pendidikan khususnya Pancasila dan menyadarkan partai politik (parpol) bahwa mereka memegang peranan penting. (Sucipto)
Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/...set-1557363872
---
Kumpulan Berita Terkait :
-
Menhan Sebut Indonesia Hadapi Perang Mindset-
Tim Ekonomi di Kabinet Mendatang Harus Paham Investasi-
Profesi Guru Tak Lagi Menarik Bagi Generasi Now0
210
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan