Polisi tidur biasanya dibuat sebagai alat pembatas kecepatan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau berupa semen. Markah kejut ini biasanya dibuat di jalan secara melintang untuk memperlambat kecepatan kendaraan yang melintas.



Polisi tidur biasanya dibuat dekat dengan fasilitas umum seperti sekolah, tempat peribadatan atau di tempat tempat yang banyak terdapat anak-anak. Demi keselamatan pengendara khususnya pada malam hari harus dilengkapi dengan garis serong berwana putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda. Akan tetapi  polisi tidur di indonesia banyak bertentangan dengan desain polisi tidur yang sudah diatur melalui Keputusan Menteri Perhubungan No 3 Tahun 1994.

Bila agan kesal terhadap pembuatan polisi tidur di tempat tempat yang tidak seharusnya dan parahnyanya lagi polisi tidur tersebut sangat rapat dan tinggi. Hal seperti ini dapat diadukan.

Aturan mengenai polisi tidur sendiri tertuang dalam Peraturan No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dengan ancaman pidana. Pada peraturan tersebut setidaknya terdapat dua pasal yang masih berhubungan dengan polisi tidur yakni pasal 274 dan 275.



Meski pembuatan polisi tidur ini dirasa penting, khususnya warga yang berada dipinggir jalan, sebaiknya memperhatikan hak pengguna jalan lainnya. Karena , ukuran dan tinggi polisi tidur dapat dapat membuat shokbreker khususnya motor cepat rusak, juga membayakan penggendara mobil atau motor.

Jadi, sebelum bertindak untuk memasang polisi tidur di depan rumah anda pastikan sudah memenuhi aturan dan syarat yang tertuang pada Keputusan Menteri Perhubungan No 3 Tahun 1994.






Thanks: 
Buahpikiran