joko.winAvatar border
TS
joko.win
Tepis Hoaks, KPI: Ingat! Quick Count Itu Dilindungi UU
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) menyatakan tidak pernah meminta lembaga penyiaran untuk menghentikan tayangan hitung cepat atau quick count pemilu 2019 karena hal itu dilindungi oleh undang-undang.

"Hitung cepat merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang dijamin oleh UU N0.7/2017 tentang Pemilu dalam pasal 449," kata Koodinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID Sumbar Melani Friati di Padang, Jumat.

Baca Juga: Menang Akui Quick Count, Kalah Tidak, Prabowo Tuh Lucu

Ia menyampaikan hal ini menanggapi beredarnya berita hoaks tentang permintaan KPI menghentikan penayangan hitung cepat yang sebenarnya adalah berita 2014.

"KPI tidak mungkin melarang penayangan hitung cepat karena dibolehkan oleh Undang-Undang dan ditegaskan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi," katanya.

Ia menjelaskan, dalam pasal 449 Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang Pemilu mengatur tentang penayangan hitung cepat di Lembaga Penyiaran bukan melarang.

Baca Juga: Menangkan Jokowi di Quick Count, Enam Lembaga Survei Dilaporkan

Terkait pengaturan tersebut, KPI Pusat juga telah mengeluarkan Surat Edaran No. 1 tahun 2019 yang mengatur tentang hal tersebut.

Adapun yang diatur dalam penayangan hitung cepat yakni informasi yang disiarkan berasal dari lembaga survei yang sudah terdaftar di KPU.

Penyiaran hitung cepat dimulai dua jam setelah berakhirnya waktu pemungutan suara di wilayah Indonesia bagian barat.

Baca Juga: Ayo Bedakan Exit Poll, Quick Count, dan Real Count


Selain itu lembaga penyiaran juga diminta selalu menyampaikan bahwa hitung cepat bukan hasil hitungan resmi. Hasil resmi adalah hasil penghitungan yang dilakukan secara manual dan berjenjang yang dilaksanakan oleh KPU, ujarnya.

Selain itu, KPI juga meminta lembaga penyiaran dalam menyampaikan hitung cepat tidak didasarkan pada informasi dari satu lembaga survei sehingga ada informasi pembanding dan bukan informasi tunggal yang diterima oleh masyarakat.

Selain data lembaga survei, lembaga penyiaran juga harus menayangkan hasil penghitungan resmi yang dilakukan oleh KPU.


"Kami juga meminta lembaga penyiaran memberitakan proses penghitungan suara resmi yang sedang dilakukan oleh KPU sehingga masyarakat memperoleh informasi tentang perkembangan proses pemilu," ungkapnya.


Sumur

https://www.wartaekonomi.co.id/read2...ndungi-uu.html
0
1.8K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan