lu4nn4kl3ssAvatar border
TS
lu4nn4kl3ss
Dia Yang Datang Tak Terduga
Perlahan aku membuka mata, memandangi sekeliling sudut ruangan lalu menyadari kalau aku berada dikamarku. Mengambil ponsel dan menemukannya dalam keadaan mati. Tanpa pikir panjang aku turun dari kasur dan berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. "Sudah bangun kamu!" Ucap seorang wanita yang sedang bersantai dikursi tamu sambil tersenyum, ia adalah ibuku. Aku tetap berjalan menuju stopkontak, mencas ponsel, kemudian ikut duduk bersama ibuku. Sesaat kemudian, aku mendengar suara anak-anak yang sedang bermain dari kamar mita.
"Naya dan Ayi kesini?" Tanyaku seolah mengenal suara tersebut. Namun ibu menggeleng ringan kepala sehingga membuatku heran. Penasaran, aku berjalan ke kamar mita dan melihat seorang anak laki-laki berumur 5 tahun sedang asik bermain dengan mita. Sejenak aku berpikir bahwa aku mengenal anak tersebut, wajahnya seperti pernah kulihat disebuah foto.
"Kaget?" Sapa ibu menghampiri seolah mengerti apa yang aku pikirkan. Aku memandang heran ibu, dalam hati bertanya apa yang sedang terjadi. Sesaat kemudian, terdengar ucapan salam dari pintu depan. Menjawab salam, Ibu langsung bergegas menuju sumber suara, sementara aku perlahan mengikutinya dari belakang. Dan lagi, aku berpikir mengenali orang yang dipersilahkan ibu masuk. Seorang wanita cantik sebaya ibuku yang kemudian menyapaku sambil tersenyum. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Pertanyaan tersebut masih bergelantungan dipikiranku. Aku berpikir untuk keluar rumah mencari udara segar, namun saat mau melangkah, bajuku terasa ditarik, dengan sigap aku menoleh kearah yang menarikku tersebut dan menemukan anak kecil tadi sedang menarik bajuku.
"Abang mau kemana?" Ucapnya lugu.
Aku menatapnya heran. Aku merasa dia sangat menyukai kehadiranku.
"Wah sepertinya Abel menyukaimu dan" ucap wanita yang datang tadi kearahku. Kebingunganku semakin bertambah, karena anak kecil yang biasanya ada dirumahku adalah Naya dan Ayi, namun sekarang...
Merasa tertekan, aku keluar mencari angin segar. Tidak sendiri, aku keluar bersama Abel. Entah kenapa aku mau, tapi saat ini kami berjalan sambil berpegangan tangan bagaikan kakak beradik yang saling menyayangi dan tak terpisahkan. Langkah demi langkah kutempuh, aku mampir disebuah minimarket karena Abel merengek minta dibelikan es krim. Saat membayar ke kasir, aku dikagetkan lagi dengan suara seorang wanita yang menyapa dan memukul pundakku. Kagetku berlanjut saat menoleh ke siapa yang menyapaku tersebut, wanita cantik yang usianya lebih tua beberapa tahun dariku.
"Kamu akrab sekali dengan Abel ya" ucapnya seolah telah lama mengenalku. Aku seperti pernah melihat wanita tersebut, tapi aku tak yakin jika mengenalnya. "Semoga Abel bisa menuntunmu ya." Menuntun? Apa yang dia maksud? Kepalaku dipenuhi tanda tanya yang tak dapat kumengerti.
"Bang kita kesana yuk!" Seru Abel langsung berlari sambil menggengam erat tangkai es krim pelanginya. Aku mengejarnya seolah takut dia akan pergi jauh, namun dia berlari sangat cepat, langkah panjangku seakan tak sebanding dengan langkah kecilnya.
Tak terasa, aku sudah sampai disuatu tempat. Sebuah taman bermain yang sangat kukenal karena aku sering mengunjunginya. Tak berpikir lama, aku langsung mengarahkan mataku ke segala arah dan menemukan Abel yang sedang berdiri disuatu gazebo. "Kamu kenapa?" Ucapku bergegas menghampiri dan menemukannya sedang menatap seorang wanita berambut panjang yang sedang duduk dikursi taman. "Kak cici..." Teriak Abel langsung berlari kearah wanita tersebut. Penasaran, aku perlahan mengikuti Abel yang sudah berada disisi wanita tersebut. Abel terlihat berbicara dengan wanita tersebut. Kebingunganku mulai meningkat saat mengetahui wajah seseorang yang sekarang bersama Abel tersebut. Seorang wanita cantik berambut panjang yang sangat kukenali.
"Terimakasih ya" ucapnya sambil tersenyum. Aku kemudian berhenti memikirkan hal-hal yang tadinya membuatku bingung, mungkin aku akan mendapatkan jawabannya dari wanita tersebut.
"Ayo duduk dulu" wanita tersebut mempersilahkanku. Aku mengambil posisi duduk dan kini aku sudah tepat berada disampingnya.
"Pasti kamu heran dengan apa yang sedang terjadi?" Ucapnya seolah mengetahui apa yang ada dipikiranku.
"Iya kamu benar. Apa yang sebenarnya terjadi? Abel, mami kamu dan kak Fani, semua menyapaku seakan sudah mengenal ku lama." Sangat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Namun ia tidak menjawab pertanyaanku dan malah balik bertanya "Menurut kamu apa yang sebenarnya terjadi?"
Sebenarnya aku malas untuk menjawab, tapi entah kenapa aku ikut memikirkan jawaban dari pertanyaannya.
"Ini sebuah mimpi?"
Tak menjawab, ia malah tertawa ringan mendengar jawabanku.
"Benarkan?"
"Kenapa tidak kamu buktikan saja sendiri."
Aku mencubit pipiku untuk memastikan kalau ini hanyalah mimpi.
"Sakit !"
"Berarti?"
Berarti aku salah, yang terjadi saat ini bukanlah mimpi.
"Kamu bisa menyebut yang terjadi saat ini adalah mimpi, dan bisa juga bukan."
Aku tak mengerti dengan maksudnya, lalu apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
"Daripada itu, lebih baik kamu menceritakannya."
Cerita apa yang dia maksud? Setauku, aku tidak punya hal untuk diceritakan.
"Jika kita berada disini, aku yakin kamu pasti merasa masalah membuatmu tertekan dan kamu ingin sesuatu yang bisa membuat hatimu tenang."
Ya dia benar, aku memang selalu memikirkan masalahku, dan aku selalu berpikir masalah itu adalah hal yang diakibatkan oleh kesalahanku. Dan disaat itu aku mengharapkan seseorang yang bisa kupercaya untuk diajak bercerita.

"Jadi kamu masih tidak mau bercerita?" Ucapnya dengan tatapan yang membuatku ingin menumpahkan semua hal. Aku masih tidak mengerti, apakah harus jika aku menceritakan semuanya? Kenapa aku harus menceritakannya? Dan kenapa harus kepadanya?

"Apakah kamu sudah tidak mempercayaiku lagi?"

Sesaat setelah pertanyaan itu keluar, sebuah lagu terdengar, membuat suasana tersebut menjadi hangat dan nyaman.

"Lagu ini...kamu mendengarnya juga kan?" Ucapku sambil mencari-cari asal lagu tersebut.

Ia mengangguk sambil tersenyum kearahku "Apa kamu masih belum mengerti?" Ucapnya.

Perlahan aku mulai sadar dan akhirnya mengerti, dia adalah orang yang sangat kukenal, wanita yang sangat kupercaya. Dan lagu ini adalah lagu yang biasa bagi kebanyakan orang namun bermakna bagi kami berdua. Aku juga menyadari, sampai saat sekarang ini, hanya dia wanita yang bisa memegang kata-katanya, berbicara dengan perasaan namun sebanding dengan logikaku. Dan sekali lagi aku mengerti kenapa aku bisa ada disisinya sekarang, aku selalu berharap bisa menemukan seseorang yang benar-benar bisa kupercaya.

"Sampai saat sekarang ini hanya kamu yang bisa kupercaya...Cindy"

Kata-kata yang kuucapkan tersebut membuat dia tersenyum, lalu ia mengambil posisi untuk mendengar ceritaku.

"Jadi mau dimulai darimana?"

*****
lina.whAvatar border
tata604Avatar border
tata604 dan lina.wh memberi reputasi
5
779
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan