Tanggal 17 sudah kurang satu pekan lagi, pesta demokrasi yang mendebarkan pun akan segera terlaksana.

Kenapa saya bilang mendebarkan? Karena ini kali ke dua saya memilih. Bukan berarti umur saya masih unyu-unyu, tapi karena dulu hak suara saya hilang, entah digondol siapa?!

Bagaimana dengan agan dan sista semua, apakah sudah menentukan pilihan?

Saya punya sedikit cerita tentang pemilu lima tahun lalu.

Sore itu, ada tetangga yang datang ke rumah mengantarkan undangan, karena gak ada suami, saya kira orang itu akan sebentar di rumah.

"Mbak, sampean pilih siapa?" Tiba-tiba dia bertanya begitu, saat saya mau masuk ke dalam rumah.

"Apanya, Bang?" Aku balik tanya karena memang tidak mengerti maksudnya.

"Presiden," balasnya. " Pilih nomor ini aja, Mbak, entar dapat uang dua ratus ribu," katanya menunjukkan jari.

"Wah, ndaklah, Bang. Uang segitu satu jam saja bisa habis, masa lima tahun cuma mau ditukar sama uang segitu, saya mau milih yang sreg di hati aja, Bang," tegasku.

"Lagian, Bang kita udah tahu hukumnya kan?! Jadi ngapain Abang masih mau ngelakuin hal kayak gitu. Masjid di kampung kita kayaknya lebih membutuhkan uang, Bang." Orang itu langsung berdiri pulang.
Sampai saat ini orangnya gak pernah main lagi ke rumah, ketemu di jalan pun dia menghindar. Entah malu atau marah, saya pun tak tahu.

Kita mempunyai hak untuk memilih, dan itu berharga, tapi jangan dijual juga kan gan! (Seperti kartu undangannya diganti dengan uang, atau menerima uang sogokan dengan syarat harus memilih nomor sekian)
Namun, jangan memilih golput juga.
Kenapa?

1- karena saat kita golput, kita memberi kesempatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi suara. (banyak saya temukan yang ini, apalagi di tanah yang saya pijak sekarang)

2- kita gak punya hak untuk protes, suatu saat nanti. Kamunya saja tidak memilih kok ya mau protes, gak malu apa?!

Dari itu marilah kita rayakan pesta Lima tahunan ini dengan tidak golput.

Kita memang tidak tahu dari semua janji yang para pasangan calon ucapkan itu akan dipenuhi atau tidak.

Namun, kita mempunyai kewajiban bersama membangun dan memajukan bangsa kita ini.

Maka saran saya, pilihlah calon yang menurut gansis mampu menjadi pemimpin yang bisa membangun negara tercinta kita ini menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Siapa pun nantinya yang akan terpilih menjadi pemimpin, semoga itu yang terbaik yang Allah berikan untuk kita dan bangsa ini.

Terima kasih banyak sudah berkenan membaca tulisan ini.

Salam satu Indonesia.