"Jika tidak mampu jadi yang terbaik, jadilah yang berbeda." Kutipan yang saya lupa dari siapa. Bahwa dalam kehidupan, kadang tidak perlu menjadi yang terbaik untuk meraih apa yang kita inginkan. Misalnya kita adalah pengusaha property yang ingin menjual rumah. Kita adalah pemain baru dengan reputasi yang masih dipertanyakan. Bagaimana kita mensiasati agar proyek yang kita kerjakan menarik kastamer untuk membeli?

Membangun brand? Jelas! Caranya? Memperbanyak iklan di media masa? Media sosial? Seberapa besar impactnya? Kenapa kita tidak ubah cara promosi kita? Datangi orang yang butuh rumah! Beda kan ini? Hari ini, orang nyari rumah kan bisa lewat media sosial, kenapa kita tidak mendatangi mereka saja? Kita tanya rumah seperti apa yang mereka mau, budget yang dipunya berapa, sambil kita jelaskan siapa kita.



Berani? Inilah musuh utamanya. Merasa tidak berani, tidak bisa, padahal belum mencoba. Padahal dari sisi kastamer, pendekatan yang berbeda itu selalu menarik. Sejarah sudah banyak mencatatnya kok. Apalagi dalam dunia marketing. Tahu bagaimana respon pertama yang muncul saat Yamaha meluncurkan Vixion? Injeksi? Emang tidak ribet. Pasti seperti itu respon kastamer. Sama kan dengan marketing property tadi. Kok dia menawarkan, bonafit tidak nih?

Di situlah pentingnya edukasi dan pembuktian. Kita berikan pencerahan-pencerahan pada sasaran kita. Tunjukkan semua kelebihan yang akan kastamer dapat jika mau membangun dengan jasa kita. Misalnya, ajak kastamer jalan-jalan hunting harga bahan bangunan. Kalau yang beli perorangan, harganya pasti tinggi. Nah, disitulah kita menjelma menjadi "pahlawan." Lewat saya dapat segini pak.



Saya yakin hal seperti ini tidak dipikirkan orang. Mana ada kontraktor yang mengajak jalan-jalan kastamernya untuk mengecek harga bahan yang akan dibangunnya. Rata-rata mereka akan berlomba-lomba membangun sesuatu yang paling baik. Kalau semua mengambil jalan itu, lalu kita dipaksa berantem memperebutkan pasar sempit, kita dapat apa? Mending kita tinggalkan, dan kita cari atau buat pasar baru.

Balik lagi, jadilah beda. Mungkin market kita adalah orang-orang dengan ekonomi yang agak pas-pasan. Tidak masalah, sebagai awalan mengapa tidak? Nanti setelah kita mapan, kita hajar si terbaik dengan metode yang sama. Bos-Bos yang tahunya harga semen 100000 per karung, kita buka mataya, bahwa harga sebenarnya 50000 misalnya. Terlalu kasar main kita? Kalau ngibul kasar tidak?



Bukan cuma dalam usaha, dalam urusan cinta kita pun bisa menang melawan yang terbaik jika kita menjadi beda. Coba lihat, apakah semua cewe cantik itu pasangannya pasti ganteng? Kan tidak. Mengapa Andhika Kangen Band pasangannya cantik-cantik, dan kamu masih jomblo? Karena Andhika tahu bagaimana menjadi orang yang berbeda. Sedangkan kamu, kebanyakan teori, curhat, namun minim aksi, apalagi menjadi beda.

Kenali diri mu dulu, kenali rival mu, petakan kelebihan dan kekurangan dirimu juga lawan mu. Lalu ambil jalan yang berbeda dengan yang diambil lawan mu. Memutar dan bikin ribet? Mengapa tidak. Kalau memang itu jalan yang paling mungkin kamu ambil. Masak mau mengambil jalan yang sama, dan sudah pasti kalah? Ini bodoh namanya.



Yang perlu diperhatikan adalah, jangan asal beda. Beda harus dalam konteks memiliki nilai lebih. Contoh soal property tadi misalnya, di situ kamu kan menawarkan perhatian lebih ke kastamer. Vixion, beda karena lebih canggih dari kompetitor.

Beda itu akan membuat kamu dilirik. Di sinilah bagian krusialnya! Saat kamu dilirik, pastikan orang yang melirik meutuskan untuk melihat dan memperhatikan mu. Caranya? Tampilkan sesuatu yang "WOW" dong. Jangan sampai momentum lewat begitu saja.

Well, siap menjkadi beda? Siap menjadi orang yang menarik dan mengasikkan dengan paradigma yang kamu bangun sendiri? Kuncinya, mulailah saat ini juga! Salam Damai



Merdeka!

Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini, sini