Menghapus Budaya korupsi, kewajiban siapa?


sumber : Kaskus kreator

Fenomena korupsi, seperti sudah mendarah daging di negara tercinta --indonesia--. Banyak kasus korupsi berhasil diungkap oleh KPK. Mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan kota, bahkan sampai pada DPR pun tak luput dari para pelaku tindak pidana korupsi.

Ini salah satu contohnya,



***

Menjelang Pemilu tahun 2019, sepertinya menjadi sebuah langkah penting bagi Indonesia. Kampanye demi kampanye digelar, blusukan pun gencar dilakukan, sebagai langkah yang diambil para calon wakil rakyat untuk mengambil hati masyarakat agar bersedia ikut serta menjadi simpatisan.

Apakah cara tersebut berhasil?



Maka dari itulah, saat ini banyak masyarakat melek teknologi, berusaha mencari informasi yang akurat tentang rekam jejak para calon wakil rakyat.



***

Musim kampanye memberi sebuah gambaran yang membingungkan, masyarakat awam kadang malah bingung menentukan pada siapa pilihan akan dijatuhkan, tapi yang pasti dari semua itu, masyarakat berharap satu hal



***

Korupsi?



***

Menanggapi semakin banyaknya kasus korupsi yang marak terjadi, tidak sedikit orangtua yang merasa perlu membentengi dan memberi pembekalan "ilmu agama" kepada anak keturunannya.

Kenapa demikian?

Hal ini dilakukan karena semakin lama, tingkat kesadaran para orangtua bahwa pengaruh yang paling mudah diserap oleh anak adalah dari lingkungan juga pergaulan, terus meningkat. Memahami bahwa orangtua bisa saja 'kecolongan'.



***

Dalam hal "mewujudkan generasi anti korupsi"peran aktif orangtua sangat diperlukan, selain pembekalan terhadap kematangan secara emosional, pendampingan orangtua saat anak mencoba menggali informasi--konsumsi anak terhadap media elektronik terutama internet-- yang semakin tak terbatas --mudah diakses dimana pun dan kapanpun--betul-betul harus dilakukan.

***

Contoh kecil korupsi bisa saja dilakukan oleh anak-anak adalah saat harus membayar iuran sekolah. Bisa saja, anak yang sudah memiliki figur 'koruptor' melakukan manipulasi dengan menambah jumlah nominal saat meminta uang kepada orangtua.

***





***



***





***

Berkatalah tidak! Saat hatimu berbisik untuk menyalahgunakan kepercayaan.

Berkatalah tidak! Saat iming iming uang dengan dalih yang tutup mulut.

Berkatalah tidak! Saat kesempatan demi kesempatan, memberi celah untuk berbuat korupsi.








Ungkapan hati seorang Emak berdaster, semoga Emak di seluruh Indonesia mampu menjadi ladang pahala bagi anak anaknya.

Mohon maaf apabila ada salah kata, tidak ada niat menyinggung atau merendahkan.

Ini semata mata adalah cara saya bermuhasabah.




Malang, Maret 2019