Karya Abigail Tartov

Telah begitu banyak lelah
menumpuk hingga seluruh lekuk tubuh
bermandikan banyak keringat
mungkin terlupa satu babak terakhir
bagian dari ingatan yang menggenang di pelupuk mata.

Kenangan itu mengetuk hasrat untuk kembali pulang
menengok kebelakang
sambil membersihkan kerikil yang menusuk sekujur tubuh.

Kemudian menatap matahari
masih di langit timur yang sama
cuaca hujan
dinginnya pada teras rumah yang bukan lagi milikku
apa mau dikata
tubuh sudah hilang adat
ketika semua porak-poranda.

Masih kulihat tiang-tiang rumah yang mulai goyang
perlahan air mata berjatuhan
dengan tatapan pencarian masih kurindukan
suasana ramai
di mana unsur-unsur murni masih kurasakan
hingga tumpah bahasa kenikmatan

Um, mungkin hanya kemudian terasing
di mana sebait nada tak pernah lagi bisa kumengerti
mengapa masih di sini
dengan rinai setinggi luka pandang ter-ngilu.

Barito Putera, 23 Februari 2019.