mukamukaos
TS
mukamukaos
Kembali Ke Era Kolonial Di Museum Kereta Api Ambarawa




 Helaw Kaskuser!

Beberapa waktu lalu, ane menyempatkan diri untuk pergi ke salah satu kota kecil yang tidak jauh dari tempat ane tinggal. Terletak di bagian selatan Kabupaten Semarang, kota kecil ini menyimpan banyak sejarah yang masih dapat kita lihat peninggalannya hingga sekarang, bahkan ada salah satu perang fenomenal berasal dari sini, loh. Kota manakah itu?

AMBARAWA


Cukup banyak destinasi wisata yang bisa kita temukan di kota kecil ini. Namun yang pertama menarik perhatian ane adalah Museum Kereta Api Ambarawa.



Berdiri sejak 1873, stasiun yang kini difungsikan untuk wisata sudah mengalami renovasi. Tapi tenang, renovasi yang ada tidak meninggalkan unsur kemegahan stasiun itu sendiri.

Bernama Stasiun Willem 1, harga tiket yang dipatok untuk sekali masuk adalah Rp 10.000,- saja. Dengan tiket yang terbilang murah itu, kita akan diperlihatkan banyak koleksi dan informasi terutama tentang perkembangan kereta api di Indonesia.

Bagi Agan dan Sista yang hobi berfoto-foto ria, di sini kalian bisa menemukan spotkece untuk mempercantik sosial media. Renovasi besar-besaran yang dilakukan bertahun-tahun lalu ini hasilnya keren banget.

Yang menjadi daya tarik utama museum ini adalah koleksi kereta-kereta uap yang awet terjaga kegagahannya. Bahkan ada juga, loh, yang masih beroperasi untuk tujuan Ambarawa-Tuntang. Ini dia lokomotifnya..




Masih menggunakan bahan bakar berupa kayu, tidak heran kalau kereta ini jarang beroperasi. Mungkin karena faktor usia, perawatan yang tidak mudah menjadi pertimbangan. Selain itu, dari informasi yang ada, ternyata jalur kereta dilewati lokomotif museum cuma ada 2 di dunia. Sekali lagi. HANYA ADA DUA DI DUNIA!Kita patut bangga, nih, karena masih memiliki barang berharga ini. Kalau rusak, kan, berabe.

Karena menjadi daya tarik utama, tidak heran jika tiket untuk naik kereta uap ini selalu laris manis dipesan. Ane pun sampai heran. Cuma naik kereta dari sini ke sono doang, kok, bisa laku banget? Padahal harga tiketnya Rp 50.000,- !

Namun keraguan dan segala pikiran negatif tersebut langsung sirna ketika menaiki gerbong yang bener-bener klasik. Seperti di foto ini.


Ini hanya pajangan


Sensasi saat menaikinya pun sangat menyihir. Ane seolah kembali ke jaman kolonial. Ketika para bule Belanda masih banyak bertebaran di sini. Melihat indahnya pemandangan yang tersaji selama perjalanan dari Ambarawa sampai Tuntang.

Ane pun segera menarik kata-kata ane. Harga tiket segitu rupanya worth itdengan pengalaman yang didapat. Yang belum tentu didapat di tempat lain. Maka dari itu jangan disia-siakan.

Untuk menuju ke museum ini tidak sulit, kok, karena semua orang Ambarawa dan sekitarnya tahu. Kalau kalian tidak membawa kendaraan sendiri, dari arah Semarang, naiklah BRT (Bus Rapid Transit) JATENG. Dengan armada tersebut, turunlah di shelter Terminal Bawen. Dari Bawen, kalian bisa naik grab/gojek/angkutan umum. Jika naik angkutan umum, dari Terminal Bawen kalian turun di Monumen Palagan. Dari monumen tersebut, kalian berjalan turun. Lurus saja. Tidak jauh, kok.

Sebelum ane tutup tulisan ini, ane mau menyampaikan keluh-kesah. Apakah itu? Di beberapa koleksi, banyak manusia gila yang tidak dapat mengontrol diri. Peninggalan sejarah, kok, dicoret-coret. Menjijikkan! Nih, buktinya!



 
Semoga ke depannya tidak ada lagi yang seperti ini.
Mari kita jaga, rawat, dan perkenalkan ke mata dunia kalau inilah INDONESIA!


emoticon-Wagelasehemoticon-Wagelaseh emoticon-Wagelaseh

BACA JUGA :
- MENCARI KETENANGAN DI GUA MARIA KEREP AMBARAWA

- MENIKMATI GAGAHNYA CANDI GEDONG SONGO SECARA LANGSUNG 


Artikel oleh Mukamukaos
Foto dokumen pribadi






Diubah oleh mukamukaos 25-02-2019 11:57
4
5.6K
38
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan