KokonataAvatar border
TS
Kokonata
5 Alasan Cowok Tidak Pernah Memberikan Cokelat Kepada Si Cinta di Hari Valentin

Menjelang hari valentin, rak makanan toko dan minimarket dipenuhi cokelat dengan harga promosi. Di meja kasir pun cokelat dipajang sedemikian rupa dengan harga diskon, ada bonus atau semacamnya. Sebagian orang terbujuk membeli cokelat karena strategi promosi itu.
 
Hebatnya, ada sebagian cowok yang sama sekali tidak terpengaruh dengan promosi cokelat valentin tersebut. Padahal dia bukan jones (jomblo ngenes) atau bujang lapuk yang tidak kunjung menemukan pasangan, lho. Promosi cokelat apapun juga tidak menarik perhatiannya.
 
Sebagai cowok, ane coba menjelaskan kenapa cowok tidak pernah membelikancokelat untuk si cinta di hari valentin. Pakai logika pikiran cowok pada umumnya saja. Please, nobaper ya   emoticon-Shakehand2
 
1. Terlalu mainstream emoticon-thumbdown

Sebagian orang mudah terpengaruh iklan cokelat. Beli cokelat, dibungkus kado, dikasih pita, tambah mawar. So sweet… Namun terlalu mainstream. Sesama cowok itu pada dasarnya berkompetisi. Ada cowok yang ogah banget melakukan strategi PDKT yang sudah dilakukan cowok lainnya.
                                                                                                                                     
“Kalau cowok lain kasih cokelat, gue nggak harus melakukan hal yang sama, kan?”
 
Beberapa cowok malah bela-belain masak daripada membeli sebatang cokelat. Lebih spesial. Pengorbanan dan kesungguhannya lebih terasa.
 
2. Tak biasa emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

Memberikan cokelat itu sepertinya bukan budaya Indonesia. Saling memberi memang iya, namun bukan cokelat. Baru belakangan saja ketika minimarket menjamur di kota-kota besar, promosi cokelat valentin begitu marak. Karena tidak biasa, mengapa harus membiasakan beli dan kasih cokelat?
 
3. Kurang berfaedah emoticon-Nohope

Alasan kurang faedah kesannya gimana gitu, tapi ada cowok yang merasa beli dan kasih cokelat itu tidak berfaedah. Cuma bikin untuk toko yang menjual serta produsen cokelatnya saja. Makan cokelatnya sih ada faedahnya, namun beli dan kasih itu yang dianggap tidak berfaedah.
 
4. Bisa kapan saja, di mana saja emoticon-kisssing

Membeli dan memberikan cokelat bisa kapan saja. Tidak harus di hari valentin biar dianggap kekinian. Apalagi momen pemberian cokelat sampai difoto dan dibagikan ke media sosial. Kerjaan endorsement masuk akal. Namun sengaja foto untuk sekadar pamer, kesannya cari perhatian dan butuh pengakuan dari orang lain saja.
 
5. Cinta bukan sepotong cokelat emoticon-Pasangan Smiley

Cokelat mudah lumer di mulut. Kena panas sedikit saja, lumer juga. Disimpan di kulkas, cokelat mengeras bagai batu. Sebagian cowok enggan cintanya diibaratkan cokelat yang gampang lumer, dan membeku. Analogi cintanya dengan cokelat terasa menakutkan. Maka dari itu dia enggan memberikan cokelat pada orang yang dicintainya.


 
Serius banget, ya. Cuma cokelat aja sampe segitunya… emoticon-Wow

Agan dan Sista mungkin punya pendapat sendiri. Namun itulah logikanya. Jangan menganggap cowok yang tidak memberikan cokelat pelit, bokek dan lainnya. Ada hal-hal yang ideologis dan filosofis dalam keenggananannya memberikan cokelat. Lima poin di atas beberapa di antaranya.  
 
Sumber foto: dokumentasi pribadi






Terima Kasih





emoticon-Ultah





BOLEH BACA JUGA














0
3.5K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan