TS
airell.718
[LOVE LETTER 3] Mengagumimu Dalam Diamku
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
5 Februari 2019
Dear: Tuan Yang Kurindu
Dear: Tuan Yang Kurindu
Spoiler for Lagu Rindu:
Hai, apa kabarmu?
Masih baik-baik saja bukan?
Aku terlalu khawatir dengan keadaanmu, karena sudah lama kamu belum mengabariku. Sekarang mungkin kamu terlalu sibuk dengan segala kegiatan. Kegiatan yang membuatmu kelelahan. Kuharap, mulai saat ini aku harus mengerti akan keadaan.
Izinkan aku bertanya sekali lagi padamu. Apa kamu masih mengingatku?. Akankah 'iya' jawabanmu?. Jujur, aku selalu ingin menanyakan tentang banyak hal. Tapi aku tersadar, prioritas sudah berbeda. Tak seperti dahulu kala.
Tuan, aku rindu...
Terutama, rindu sifatmu yang dulu.
Untuk sekarang, kamu sudah jauh berbeda. Sudah tampak lebih dewasa. Namun tak apa, perasaanku masih sama saja. Karena aku setia. Bahkan setia dengan luka yang ada. Lucu bukan?.
Berkali-kali aku bertekad untuk perlahan-lahan melupakan. Melupakan tentang isi hati atau perasaan. Karena aku sudah muak bertahan. Bertahan dengan fakta yang menyakitkan. Namun kamu tau? Dengan bodohnya aku masih mengais secerca harapan. Jadi, aku lebih memilih bertahan. Dengan begitu, aku belajar akan arti kesabaran.
Mengagumimu dalam sepiku. Yaah, itulah caraku yang diam-diam mencintaimu. Dengan begitu, aku bisa melihat senyum mu dari kejauhan. Karena aku lebih memilih diam, tak berani mengungkapkan. Caraku mencintaimu memang sederhana, hanya lewat untaian doa.
Senja itu, kita bertemu. Semacam deja vu. Jika kuingat kembali "lucu". Karena terus saja membandingkanmu dengan yang dulu. Dan, lagi-lagi aku mengingat masa lalu.
Masa lalu itu terus saja terngiang-ngiang di kepalaku. Karena terlalu banyak memori indah saat bersamamu. Mungkin ini hanya menurutku, dan tidak berarti bagimu.
Memori canda, marah, dan tawa yang bersama. Dan kita pernah sama-sama bahagia. Mungkin dari hal itulah, aku mencintaimu.
Sejenak aku mengingat kenangan-kenangan itu. Sepertinya, kamu juga ada rasa denganku. Atau hanya aku yang berlebihan mengharapkanmu?. Maaf, sudah menaruh rasa untukmu.
Tenang saja...
Sekarang, aku hanya mencintaimu biasa saja. Atau bisa disebutkan hanya mengagumimu semata. Aku hanya takut kamu bukanlah sosok yang diberikan oleh-Nya. Karena itulah, aku mengagumimu sewajarnya.
Untuk surat ini, kutegaskan untukmu.
Aku bukanlah pujangga, yang bisa membuat kias kata menjadi bermakna. Aku hanyalah manusia biasa, yang mengagumimu dengan sewajarnya. Karena, aku terlalu takut perjuanganku sia-sia begitu saja. Sehingga, hati ini semakin terluka.
Masih baik-baik saja bukan?
Aku terlalu khawatir dengan keadaanmu, karena sudah lama kamu belum mengabariku. Sekarang mungkin kamu terlalu sibuk dengan segala kegiatan. Kegiatan yang membuatmu kelelahan. Kuharap, mulai saat ini aku harus mengerti akan keadaan.
Izinkan aku bertanya sekali lagi padamu. Apa kamu masih mengingatku?. Akankah 'iya' jawabanmu?. Jujur, aku selalu ingin menanyakan tentang banyak hal. Tapi aku tersadar, prioritas sudah berbeda. Tak seperti dahulu kala.
Quote:
Tuan, aku rindu...
Terutama, rindu sifatmu yang dulu.
Untuk sekarang, kamu sudah jauh berbeda. Sudah tampak lebih dewasa. Namun tak apa, perasaanku masih sama saja. Karena aku setia. Bahkan setia dengan luka yang ada. Lucu bukan?.
Berkali-kali aku bertekad untuk perlahan-lahan melupakan. Melupakan tentang isi hati atau perasaan. Karena aku sudah muak bertahan. Bertahan dengan fakta yang menyakitkan. Namun kamu tau? Dengan bodohnya aku masih mengais secerca harapan. Jadi, aku lebih memilih bertahan. Dengan begitu, aku belajar akan arti kesabaran.
Mengagumimu dalam sepiku. Yaah, itulah caraku yang diam-diam mencintaimu. Dengan begitu, aku bisa melihat senyum mu dari kejauhan. Karena aku lebih memilih diam, tak berani mengungkapkan. Caraku mencintaimu memang sederhana, hanya lewat untaian doa.
Senja itu, kita bertemu. Semacam deja vu. Jika kuingat kembali "lucu". Karena terus saja membandingkanmu dengan yang dulu. Dan, lagi-lagi aku mengingat masa lalu.
Masa lalu itu terus saja terngiang-ngiang di kepalaku. Karena terlalu banyak memori indah saat bersamamu. Mungkin ini hanya menurutku, dan tidak berarti bagimu.
Memori canda, marah, dan tawa yang bersama. Dan kita pernah sama-sama bahagia. Mungkin dari hal itulah, aku mencintaimu.
Sejenak aku mengingat kenangan-kenangan itu. Sepertinya, kamu juga ada rasa denganku. Atau hanya aku yang berlebihan mengharapkanmu?. Maaf, sudah menaruh rasa untukmu.
Quote:
Tenang saja...
Sekarang, aku hanya mencintaimu biasa saja. Atau bisa disebutkan hanya mengagumimu semata. Aku hanya takut kamu bukanlah sosok yang diberikan oleh-Nya. Karena itulah, aku mengagumimu sewajarnya.
Untuk surat ini, kutegaskan untukmu.
Aku bukanlah pujangga, yang bisa membuat kias kata menjadi bermakna. Aku hanyalah manusia biasa, yang mengagumimu dengan sewajarnya. Karena, aku terlalu takut perjuanganku sia-sia begitu saja. Sehingga, hati ini semakin terluka.
By: Your Secret Admirer
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Quotes source:
Quotes 1
Quotes 2
Image source: irmanisedikit.wordpress.com
Diubah oleh airell.718 08-02-2019 07:50
indriketaren dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.9K
14
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan