- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Gowa, 2.129 Warga Mengungsi
TS
cumipenjara
Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Gowa, 2.129 Warga Mengungsi
Quote:
Jumlah pengungsi akibat bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bertambah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa memperbaharui data korban banjir yang telah mengungsi ke beberapa tempat sejumlah 2.121 jiwa, hingga Rabu (23/1/2019).
"Data yang baru kami terima dari anggota di lapangan total pengungsi yang terdata di beberapa titik itu sudah 2.121 orang," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan di Gowa.
Dia mengatakan, pengungsi korban banjir tersebar di 13 titik, yakni Mesjid Baiatul Jihad Tompobalang 70 jiwa, Kelurahan Samata 200 jiwa, Masjid Mangngalli 200 jiwa dan Puskesmas Pallangga 21 jiwa.
Selain itu di Kantor camat Pallangga 56 jiwa, BTN Pallangga Mas 33 jiwa, Puskesmas Kampili 6 jiwa, Mesjid Nurul Iman Yabani Bonto Ramba, Somba Opu 94 jiwa. Ada juga warga yang mengungsi di Pasar Sungguminasa 600 Jiwa, Gardu Induk PLN Sungguminasa 40 jiwa, Pandang-pandang 120 Jiwa, Bukit Tamarunang 160 jiwa serta Kompleks RPH Tamarunang 521 Jiwa.
Adnan menuturkan, semua pengungsi korban banjir ini sudah ditangani oleh tim penanggulangan bersama yang terdiri dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di dalamnya.
"Pertama yang kami lakukan untuk memastikan keselamatan warga. Kemudian kami bawa ke titik pengungsian. Mereka juga telah mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatannya dan telah dibuatkan dapur umum," tuturnya.
Dalam musibah bencana alam itu, sebanyak enam orang warga juga dilaporkan telah meninggal dunia saat banjir dan longsor terjadi akibat dari meluapnya air Sungai Jeneberang di Bendungan Bili-Bili.
Baik korban meninggal karena tersengat listrik, maupun karena tertimbun longsoran. Keenam korban meninggal yakni, bocah Akram Al Yusran (3), warga Pangkabinanga, Rizal Lisantrio (48) warga BTN Batara Mawang karena tersengat listrik, Sarifuddin Dg Baji, serta seorang bayi yang belum teridentifikasi. Kemudian dua korban longsor lainnya juga belum teridentifikasi.
Selain enam korban meninggal karena banjir, empat warga lainnya juga dinyatakan mengalami luka-luka serta 10 orang lainnya hilang atau belum ditemukan oleh pihak keluarganya masing-masing. Adnan menambahkan, dalam musibah itu, empat jembatan penghubung dinyatakan terputus, satu di antaranya yakni Jembatan Bongaya.
SUMBER
Quote:
Horor Warga 12 Jam Terjebak di Jalan Trans Sulawesi karena Banjir
Banjir melanda hampir sebagian wilayah di Sulsel. Banjir ini melumpuhkan jalan di Kabupaten Maros, yang juga bagian dari jalan Trans Sulawesi.
Pangkal lumpuhnya jalan ini adalah air yang merendam wilayah Maros Kota setinggi satu meter. Akibatnya, jalan dari arah Makassar ataupun sebaliknya lumpuh total. Hal ini menyebabkan laju kendaraan roda dua dan roda empat harus terhenti. Para pengguna jalan ini pun harus rela tidur di dalam kendaraan ataupun emperan rumah warga sekitar.
Pantauan di lapangan, Rabu (23/1/2019), ratusan kendaraan berhenti di pinggir jalan Trans Sulawesi. Antrean kendaraan dari arah perbatasan Makassar hingga Kabupaten Maros pun diperkirakan sejauh 20 kilometer.
"Mau tidak mau harus menginap di jalan ini. Jalan lumpuh total," kata Arman, yang telah terjebak macet sejak pukul 19.00 Wita.
Lain halnya dengan Kurniawan, dia harus menitipkan motornya di depan rumah warga dan memilih tidur di masjid terdekat. Beberapa warga pun memilih masjid sebagai tempat beristirahat sementara.
"Parah ini, bahkan tidak ada solusi dari pemerintah!" kata dia kesal.
Lumpuhnya jalan Trans Sulawesi juga dibarengi pemadaman listrik yang hampir merata di seluruh Kabupaten Maros. Sudah diguyur hujan, mati lampu hingga kilatan petir terlihat di langit seolah Jalan Trans Sulawesi seperti di film horor.
Hingga pukul 07.00 Wita, kondisi jalan Trans Sulawesi di Maros masih lumpuh total.
SUMBER
Quote:
Titik Banjir Terparah Sulsel di Gowa dan Makassar
Banjir menerjang berbagai titik di Sulawesi Selatan (Sulsel). Titik terparah ada di Gowa dan Makassar.
"Kondisi terparah ada di Gowa dan Makassar akibat curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut dan sungai Jeneberang, yang sungai terpanjang di Sulawesi Selatan, meluap," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers yang diterima detikcom, Rabu (23/1/2019).
Sebanyak 6 kabupaten dan satu kota yang dilanda banjir adalah Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng, dan Kota Makassar.
Titik pengungsian di Kabupaten Gowa terdapat di Masjid Baitul Jihad Tompobalang 70 jiwa, Kelurahan Samata 200 jiwa, Masjid Mangngalli 200 jiwa, Puskesmas Pallangga 21 jiwa, kantor Camat Pallangga 56 jiwa, BTN Pallangga Mas 33 jiwa, Puskesmas Kampili 6 jiwa, Masjid Nurul Iman Yabani Bonto Ramba Somba Opu 94 jiwa, Pasar Sungguminasa 600 jiwa, Gardu Induk PLN Sungguminasa 40 jiwa, Pandang-pandang 120 jiwa, Bukit Tamarunang 160 jiwa, serta kompleks RPH Tamarunang 521 jiwa.
"Saat ini sudah ada dua titik dapur umum dari Kota Makassar, masing-masing di Paccerakkang dan Perumahan Bumi Tamalandrea Permai. Sementara satu dapur umum di Gowa ada di Pasar Sentral Sungguminasa," tutur Mensos.
Sementara itu, ada 450 tagana, yang terdiri dari 100 orang dari Gowa, 200 orang dari Makassar, 50 orang dari Maros, 50 orang dari Pangkep, dan 50 orang dari Barru.
Data dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan hingga Rabu (23/1) pukul 09.00 WIB menunjukkan sebanyak 2.121 jiwa di Kabupaten Gowa mengungsi dan lebih dari 1.000 jiwa di Makassar mengungsi.
"Tim sudah bergerak. Ada 450 tagana ke lokasi, yakni dari Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, dan Barru. Mereka membantu proses evakuasi warga yang terjebak banjir. Juga kami kerahkan 2 perahu karet di Gowa dan satu di Makassar," kata Mensos.
SUMBER
Kita doakan warga disana bisa cepat kembali beraktivitas normal seperti biasanya ya.
1
2.7K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan