Ketikamendengar namanya, sekilas kita akan teringat pada jenis minuman beralkohol yang terbuat dari anggur, yakni wine. Tak jauh berbeda dengan asal namanya, Wine Coffee memang memuat sensasi rasa wine didalamnya. Tentu saja, secara otomatis dalam hati akan bertanya, apakah Wine Coffee ini halal?

Jangan bayangkan sepert wine-wine dari anggur di belahan negeri Eropa sana ya. Kalau minum sebotol dua botol bisa keleyengan. Wine yang ini beda. Lebih tepatnya hanya sekedar penamaannya saja. Bukan wine serupa wine anggur. Soalnya beberapa orang berpikir, "KOPI WINE ini prosesnya adalah ceri kopi dipanen, lalu dihancurkan, kemudian diambil sarinya, lalu didiamkan di gentong kayu selama beberapa bulan, kemudian baru dinikmati". Atau ada pula yg beranggapan "Secangkir kopi biasa yang kemudian ditambahkan minuman wine ke dalamnya, lalu diaduk hingga merata rasanya". Begitu di kepala orang proses pembuatan kopi wine. Padahal sih bukan begitu.....

Untuk memenuhi syarat rasa winey adalah, pertama, semua kopi yang dipanen harus ceri merah dan kopi arabika yang tumbuh di atas 1.500 dpl. Karena menurut penerawangan tukang kopi, semakin berada di ketinggian, getah kopi semakin banyak dan semakin bagus juga untuk diproses menjadi Kopi Wine.

Aroma anggur pada minuman ini didapatkan karena memang biji kopinya diolah melalui proses fermentasi. Pengolahan biji kopinya tergolong unik, karena dijemur bersamaan dengan buahnya sekaligus, tanpa adanya proses pengupasan daging buahnya.



Kopi Wine diproses menggunakan teknik dengan memasukan ceri kopi ke dalam tempat tertutup. Ceri kopi (buah kopi) dimasukkan ke dalam kantung-kantung plastik yang kemudian diikat kuat untuk mengalami proses fermentasi sempurna. Beberapa petani mendiamkan ceri dalam tempat tertutup ini selama 30 – 60 hari.



Semakin lama semakin sempurna hasil fermentasinya. Setelah difermentasikan, barulah dijemur hingga kering. Apa sih fungsinya fermentasi selama itu? Kalau kalian pernah ke kebun kopi dan panen ceri paling merah, kemudian mencicipinya, itu ada aroma-aroma manis, begitu pun rasanya. Nah, ketika proses fermentasi, rasa-rasa di ceri merah ini secara perlahan meresap ke dalam biji kopi. Setelah meresap, lalu diikat aromanya di dalam DNA biji kopi, kemudian dijemur hingga mengering. Setelah mengering, barulah digiling untuk melepaskan kulit ceri yang sudah mengeras tadi. Setelah dilepaskan kulit cerinya, biji kopi akan dijemur lagi dan selanjutnya akan menuju proses roasting.



Sebenarnya, kalau mencicip kopi dengan Black Honey Process dan Natural Process, itu lightly mirip dengan Natural Wine Process. Bedanya, di tingkat aroma, kompleksitas rasa dan asamnya saja. Kalau boleh dibilang, Kopi Wine adalah next level-nya Black Honey dan Natural Process. Namun, semua itu tergantung jenis kopi dan panenannya.

Black Honey


Belakangan, jika ditelurusi, Kopi Wine yang cukup terkenal adalah dari daerah Sumatera. Khususnya Gayo. Jadi, lebih terkenal istilah Gayo Wine dibandingkan Malabar Wine. Sebagai info saja, Kopi Wine ini sebenarnya bisa diterapkan oleh semua petani kopi di seluruh pemilik Single Origin di Indonesia. Mulai dari Gayo Wine hingga Wamena Wine. Dari Toraja Wine hingga Malabar Wine. Jadi bukan jenis kopinya, tetapi proses pengolahannya. Seperti juga, Dry Process atau pun Washed Process yang bisa diterapkan di semua kopi, lebih tepatnya kopi Arabika.

Washed Process



Dry Process



Apakah Coffee Wine Halal?

Kendatipun namanya mengarah ke minuman beralkohol, wine coffee ternyata halal untuk dikonsumsi, karena memang dalam proses pembuatannya, tidak ada kandungan alkohol sedikitpun. Rasa anggur didapatkan melalui proses fermentasi yang dilakukan secara alami, yakni melalui penjemuran langsung dibawah terik matahari.
Meskipun harganya tergolong mahal, tapi sepadan lah dengan rasanya yang memang unik dan enak.



Sumurnya inijuga ini sama ini
Sumber gambar mbah gugel sama pribadi

Jangan lupa komen gak jelas, ngawur dan gak nyambung