museonindonesiaAvatar border
TS
museonindonesia
REVIEW FILM|SELAMAT PAGI MALAM : METAFORA KEHIDUPAN MALAM JAKARTA
TIDAK banyak film Indonesia yang menyajikan kehidupan malam Jakarta. Bahkan yang sangat jujur sekalipun.

Selamat Pagi Malam dari judulnya merupakan metafor dari Jakarta. Sudah malam, tapi seperti pagi bagi penduduknya, yaitu mulai beraktifitas.

Cerita Selamat Pagi Malam digerakan oleh para wanita-wanita yang mempunyai latar belakang cerita yang berbeda-beda. Wanita yang bekerja di gym, wanita yang baru saja pulang dari luar negeri, dan wanita kaya tapi kesepian.

Wanita yang bekerja di gym merupakan gambaran kita semua yang terjebak dalam tipu daya media sosial. Tertipu dengan tubuh atletis pria pada foto profil BBM dan yang aslinya merupakan pria tambun dan tidak menarik.

Wanita yang lain merupakan yang baru saja pulang dari New York. Tokoh utama melihat bahwa New York dengan Jakarta benar-benar berbeda. Jakarta yang berbhinneka dan dia menemukan banyak perubahan dari Jakarta saat dia kembali lagi untuk menetap.


Wanita lainnya merupakan istri seorang pengusaha yang kaya. Dengan rumah mewah namun sepi. Film berhasil menggambarkan sosok wanita kesepian.

Jakarta terus berjalan dengan ketiga wanita ini di malam hari. Tepatnya setelah azan magrib.

Warga Jakarta yang makin modern ini makin menampakkan sisi egoisnya seiring modernitas. Dalam film tentunya dengan berkumpul tapi masing-masing karakter main smartphone. Sementara yang masih memakai handphone batangan atau HP JADUL seperti tersisihkan.

Sisi Jalanan pun walaupun sudah tengah malam masih ditampakkan ramai oleh film. Seperti balapan liar dan pedagang kaki lima yang menjual obat-obat kuat yang berjejer.

Belum lagi di klab-klab malam. Makin malam, klub-klub malam ini makin ramai oleh penduduk Jakarta yang mencari hiburan, mencari obat-obatan, dan mencari lendir. Ah!

Jakarta-jakarta. Menjelang film berakhir dan tensi kegiatan Jakarta diturunkan di kamar tidur.

Semua karakter film menyelesaikan kegiatannya di kamar tidur. Entah dengan ngobrol, bercinta, atau mengenang masa-masa di luar negeri. Hingga menjelang suara sholawat awal yang biasa untuk membangunkan kamu yang ingin tahajud. Dan para karakter pun tertidur. Hingga selamat malam Jakarta.

Sebuah penggambaran yang selalu identik dengan Jakarta bukan? Bagaimana Jakarta tetap seperti pagi? Jakarta yang tetap sibuk. Dan Jakarta yang memulai aktifitasnya.

Kamu warga Jakarta atau yang pernah berkunjung ke Jakarta, dan pernah menonton film ini bagaimana pendapatnya tentang Jakarta dalam film ini? Komen yuk.

Penulis : Minfadly Robby
Editor : Dwirulianti Midori Putri

Website Kami



0
1.1K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan