Kalau ane, tak pernah muluk-muluk gan cukup menikmati kembang api dari emper rumah yang dinyalakan sama orang yang lagi merayakannya. Ngajak emak sama bapak ane, terus emak ane bilang “Wah, guedhe tur apik tenan kui kembang apine. Sopo yo sing ngurupke.” Kadang sama keponakaan ane, ikut tepuk tangan dan jingkrak-jingkrak lihat kembang api yang dinyalakan orang. Entah siapa pelakunya!

Jujur gan, sepanjang ane dikasih umur sampai sekarang, hanya sekali ikut kerumunan konvoi perayaan tahun baru di sepanjang jalan. Itu pun karena nyenangkan istri gue. Secara karena umur pernikahan gue baru seumur jagung waktu itu, baru dua bulanan, kan masih anget-anget nya tuh. Ane ajak si doi, nikmati tahun baru dikota ane. Maklum kota ane sama istri jauh bro, lima jam an lah kalau pakai sepeda motor.

Jadi kayaknya pengin ngajak aja biar doi ngerasakan suasana baru di kota barunya. Jadi bisa agak romantis gitu. Jadi mau tak mau kepaksa juga senang lihat kembang api tahun baru di tempat keramaian, yang biasanya cuma menikmati indahnya kembang api sama emak bapak ane. Itupun cuma di teras rumah sederhana milik bapak ane.

Ane sendiri sepanjang hidup tak pernah ngurusi orang mau ngerayakan tahun baru atau tidak. Mau dirayakan dengan berdzikir dengan muhasabah diri di rumah, mushola dekat rumah, atau pengajian silahkan, itu lebih baik. Mau ikut terjun ke lapangan atau pusat keramaian ya monggo, sing penting tertib, aman dan akur satu sama yang lainnya.

Tapi ane juga tidak setuju kalau tahun baru yang seharusnya dipakai untuk merenungkan capaian diri di tahun lalu dipakai untuk hura-hura tanpa ada tujuan jelas sih bro. Ane pikir kita mafhum lah di sebagian sudut kota-kota yang ada di dunia, atau mungkin di Indonesia, masih banyak perayaan tahun baru digunakan untuk hal-hal yang merusak dan merugikan diri sendiri.

Ane sedih gan kalau dengar berita setelah perayaan tahun baru, sampah berserakan di mana-mana. Khususnya tempat yang jadi keramaian perayaan. Mbok ya, cobalah mengerti, ngurus sampah yang berton-ton itu tak mudah. Selain ngerusak pemandangan, perilaku tak bertanggung jawab seperti ini cukup meresahkan para tenaga penyapu jalanan. Kalau sekiranya setiap orang mau saja buang sampah pada tempat yang disediakan, hidup itu terasa indah bro.

Sedih lagi, kalau habis perayaan tahun baru, nanti banyak berita tersebar, “Pasangan muda-mudi asyik  merayakan tahun baru di hotel ***** di daerah wisata. Barang bukti berupa enam minuman keras, tiga alat kontrasepsi, CD, HP berisikan konten parno, dan sejumlah uang.” Lha ini malah parah lagi. Apa ndak eman-eman to ya, punya paras cantik, badan semlohai tapi dinikmati orang yang ndak punya hak atas dirinya. Kalau laki-laki mah emang banyak untungnya kalau dah kayak gini, kecuali kalau dituntut sama ceweknya, nah baru ribet. Aduh, miris tenan kalau sudah begini.  Nampaknya memang makin nambah tahun, nambah ruwet juga kontrol diri atas moral hidupnya.

Selama perayaan tahun baru dilakukan dengan cara positif gan, ane dukung. Bahkan kalau perlu undang ane ya, tapi akomodasi tolong ditanggung ya. He he he. Maklum, selama ini cuma mekap dari emperan rumah nonton kembang api, habis itu jingkrak-jingkrak depan tipi nonton Slank atau Padi menikmati pergantian tahun baru.

Bagi yang mau merayakan dengan suka cita bersama teman di keramaian, jaga aturan, jaga ketertiban, bantu pak Polantas biar sama-sama nyaman berkendara. Bantu juga pak penyapu jalan, agar pekerjaan memungut sampah menjadi ringan. Jaga kondusifitas tempat perayaan gan, karena di Indonesia ini tiap hari selalu ribut dengan berbagai masalah kehidupan.

Itu saja GanSis, sorry curhat kepanjangan. Kalau ada manfaat sile direnungkan dan dipraktikkan, kalau tak ada ya sudah lah, makasih aja mau mampir nambah views thread gue di Kaskus ini.