TNI dipukuli ? Memang itu yang jadi pemberitaan saat ini ketika aksi premanisme oleh tukang parkir yang arogansi memukuli perwira TNI. Untuk kronologinya mungkin sudah pada tahu bukan, jadi tak usah kita bahas detil di trit ini yang jelas masalahnya sepele hanya motor di geser juru parkir mengenai kepala sang TNI kemudian di tegur sang juru parkir pun marah-marah mengeroyok korban.



Sang perwira berpangkat kapten dari TNI AL bernama Komarudin tersebut pun tak berdaya karena banyak teman si juru parkir yang mengeroyoknya, hingga datang seorang TNI AD Pratu Rivo Maulana (22) dari Kes Dronkavser Paspampres langsung melerai, tapi malah menjadi korban pengeroyokan oleh para juru parkir dan rekannya.



Hingga katanya sih damai masalah pengeroyokan ini, hal itu pun diberitakan oleh banyaknya media massa bahwa perdamaian kedua pihak dimediasi langsung Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar pada Selasa (11/12/2018) dini hari sekira pukul 02.00 WIB.

Tapi karena video pengeroyokan tersebut viral banyak orang yang geram dan ingin kejelasan apakah tukang parkir sebagai tersangka utama tersebut sudah di tahan. Hingga Polsek Ciracas pun menjadi sasaran pembakaran orang tak dikenal karena tak bisa menangani masalah premanisme yang berawal dari juru parkir yang di bekingi oleh ormas atau instansi dari oknum aparat hukum di negara ini.

Melihat hal tersebut apakah petrus bisa dihidupkan lagi ? Karena arogansi memang sudah mendarah daging di negara ini. Baik dari kalangan sipil dan militer memang seringkali offside dan arogansi, bahkan premanisme saat ini sangat sulit di berantas karena mendapat bekingan kuat dari mereka yang berkuasa.



Lalu dimana keadilan yang berlaku ? Main hakim sendiri menjadi trend budaya masa kini, karena ketidakpuasan hukum yang berlaku di negara ini. Inilah akibat hukum bisa di wolak walik, walau sebenarnya kepolisian hanya menjadi kambing hitam karena palu hakim pengadilan sering tumpul di atas namun tajam ke bawah. Apa harus kumpul massa di monas baru hukum dijalankan ? Lucunya hukum saat ini memang menjadi bumerang di dalam masyarakat yang multi kultur.




Bahkan masalah ini memang menjadi bias karena penegak hukum teramat lambat, sedangkan TNI sebagai rakyat butuh kecepatan dalam penangkapan si pelaku, memang pengadilan pun hanya oase di negara ini. Keadilan sosial pun tak pernah terpenuhi, entahlah salah siapa ? Karena siapa ?Lebih baik ane duduk merenung di warung kopi, sambil plonga plongo bingung kok bisa dari ribut dengan juru parkir, polsek ciracas yang hangus dibakar ?

Mending tak seruupuutt ae lah..



c4punk@2018

referensi