yulius900306
TS
yulius900306
Mengenal Lebih Dekat Skizofernia
Apa yang terlintas dalam pikiran kita menganai skizofernia. Skizofernia masih sangat asing bagi sebagian orang. Dan masih banyak yang belum paham mengenai penyakit ini. Menurut beberapa ahli, skizofernia berasal dari bahasa yunani skhizen (belah) dan pheen (jiwa). Eugene bluler pada 1911 memperkenalkan skizofernia dengan pengertian terpecahnya atau tidak selara antara komponen pemkbentuk jiwa seseorang. Diantaranya proses berfikir, emosi dan prilaku orang tersebut. Dan bersifat kronis (menahun). Kemudian tergolong gangguan jiwa berat, karena penderitanya mengalami psikosis yaitu kesulitan untuk menilai realita, membedakan antara kenyataan dengan delusi (waham), maupun halusianasi yang dialami. hal inilah ODS (orang dengan skizofernia) mengalami kesulitan berinteraksi. 
lalu siapaka yang dapat mengalami skizofernia?. siapa saja dapat mengalaminya tidak memandang latar belakang dan gender. Gejala pada pria cenderung  lebih awal (15-25 tahun). dibandingkan wanita (25-30). Kemudian jarang sekali skizofernia yang muncul di usia 45 tahun. 
Tanda dan gejalanya seperti apa?. tiap ODS tanda dan gejalanya bervariasi. secara umum dapat dikategorikan dalam lima dimensi yaitu gejala positif, gejala negatif, kognitif, afektif, agresif. 
1. gejala postif yaitu waham, halusinasi, berbicara tidak beraturan, prilaku tidak beraturan. 
2. gejala negatif yaitu afek tumpul, anedonia, alogia, avolisi, asosialitas
3. gejala kognitif yaitu gangguan memori, gangguan kelancaran verbal, gangguan dalam memusatkan dan mempertahankan atensi, gangguan prilaku berdasarkan nilai sosial, gangguan dalam menenentukan prioritas, gangguan fungsi esekutif
4. gejala afektif yaitu mood depresi, iritabilitas, cemas, rasa bersalah, ketegangan, rasa kawatir
5. gejala agresif yaitu gangguan mengontrol inpuls, kekerasan fisik, verbal dan seksual, hostilitas atau sikap bermusuhan, merusak benda-benda, prilaku melukai diri sendiri
* waham atau delusi adalah keyakinan terhadapat sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, tidak realisatis atau tidak wajar bagi orang disekitarnya, serta tidak dapat digoyahkan. 
* halusinasi adalah gangguan prepsesi pada indra yang terjadi tanpa adanya stimulus, dimana ODS mendengar, melihat, mengecap sesuatu yang tidak ada atau merasakan sensasi yang tidak bisa pada tubuh. banyak ODS yang sering mendengarkan komentar, pujian, kritikan, ancaman, perintah, peringatan atau percakapan, maupun bunyi-bunyian seperti suara tawa, peluit, siulan, mendengung atau bergumam, dimana keluarga baru menyadari ODS tampak bicara sendiri.
 * pembicaraan yang tidak beraturan yaitu menandakan gangguan pada proses berfikir dari ODS. pembicaraan seringkali tidak berurutan dan sulit untuk dipahami. pembicaraan terputus dimana ODS dapat berhenti tiba-tiba yang biasanya tidak dimengerti oleh orang normal. 
* prilaku tidak beraturan dapat tampak seperti tubuh yang tampak gelisah, tidak bisa diam. terkadang timbul stereotipi, dimana seseorang melakukan gerakan tertentu yang tak bertujuan secara berulang. ada pula yang menampilkan gaya postur tubuh yang aneh bahkan berupa seringai. pada konndisi ekstrim, ODS dapat mengalami kotatonik stuper, yaitu menunjukan prilaku diam, tidak bergerak, bahkan mempertahankan posisi tertentu dalam waktu yang lama.
* gejala negatif merupakan kemampuan yang biasanya dimiliki oarang sehat, namun menurun atau menghilang pada ODS. contohnya:
 a. afek tumpul ditandai dengan berkurangnya respon emosi dari weajah ODS, serta ekspresi perasaan yang cenderung datar.
 b. anhedonia merupakan kehilangan kemampuan ODS untuk mengalami perasaan senang pada hal-hal atau aktivitas yang ia senangi sebelum sakit.
 c. alogia tampak pada ODS yang lebih banyak diam dan tidak pernah memulai percakapan.
 d.  avolisi  atau menurunnya kemauan dapat ditandai oleh berkurangnya motivasi atau inisiatif dari ODS. ODS tampak apatis, malas dan seingkali butuh bantuan dalam melakukan aktivitas harian pribadinya.
e. asosialitas pada ODS dapat berupa berkurangnya interaksi sosial. ODS tampak menarik diri darti lingkungan sekitar, teman dan keluarga. 
* gejala kogtinif meliputi gangguan pada daya ingat (memori), gangguan dalam memusatkan zdan mempertahankan perhatian (atensi dan kosentrasi), dapat pula mengakibatkan ODS kesulitan zdalam memahami informasi, merencanakan dalam membuat keputusan, menentukan prioritas maupun berprilaku sesuai dengan nilai sosial. 
* gejala afektif merupakan gejala yang berkaitan dengan suasana perasaan atau moo. dapat timbul dalam bentuk mood menurun (berupa perasdaan sedih, kesepian, terkadang timbul rasa bersalah dan ide bbunuh diri) maupun mood yang meningkat ( perasaan senang yang berlebihan, kadang iritabel dan mudah marah). rasa cemas, kawatir dan tegangpun seirng timbul pada ODS. 
* gejala agresif beberapa ODS dapat menunjukan prilaku bermusuhan, menyerang dan melakukan kekerasan fisik verbal dan seksual. selain ide paranoid ODS dapat pula memiliki kesulitan dalam mengontrol implus sehingga kaadang terjadi perusakan terhadap benda-benda yang dapat melukai ODS maupun orang lain disekitarnya. 
skizofernia dapat digolongkan dalam beberapa golongan diantaranya :
a. skizofernia paranoid: dimana halusinasi atau waham menonjol, sedangkan gangguan proses berfikir, gangguan afektif menonjol. gejalanya cenderung konsisten dengan perjalanan penyaklit yang relatif stabil, umumnya timbul setelah usia 30 tahun. 
b. Skizofernia hebefrenik: dimana ODS seirngkali menunjukan perilaku kekanak-kanakan akibat menonjolnya gangguan proses berfikir yang kacau tanpa adanya waham yang sistematis. Gejalanya seirng dimulai pada yang usia lebih muda yaitu pada umur 15-25 tahun. 
c. Skizofernia katatonik; dimana gejala yang menonjol terletak pada pergerakan (psikomotor) ODS. Skizofernia ini terbagi atas katatonik gaduh dan stupor. Pada jenis katatonik stupor, biasanya ODS tidak bergerak dengan waktu lama, tidak berbicara, dengan wajah seperti topeng (tanpa ekspresi), terdapat kekakuan alat gerak dengan usaha mempertahankan posisi tubuh tertentu secara sukarela maupun yang dibentuk oleh orang lain meski tidak nyaman, atau tampak menantang pertumbuhan posisi (negativism). Sebaliknya pada katatonik gaduh gelisah, ODS menunjukan peningkatan gerakan yang tidak bertujuan. 
d. Skizofernia residual: dimana ODS sebelumnya mengalami episode skizofernia dengan gejala positif minimal setehun sebelumnya, namum kemudian memperlihatkan gejala negative sebagai gejala sisa ( penarikan diri, penurunan aktivitas dan ekspresi, psikomotor lambat, pasif, miskin pembicaraan dan kontak mata).
e. Skizofernia simpleks : dimana gejala utama adalah kemauan yang menurun dan pandangan emosi, ditandai oleh kehilangan minat, kemampuan merawat diri, tanpa tujuan dan penarikan diri secara sosial. 
PENYEBAB SKIZOFERNIA   
Telah diketahui skizofernia tidak disebabkan oleh satu factor saja, melainkan dipengaruhi oleh bebera pafaktor antara lain genetis, trauma (cidera) pada otak saat lahir, isolasi sosial, kekurangan gizi saat dalam kandungan, dan factor liangkuangan lainnya. 
PENANGANKAN SKIZOFENIA
Dari pengalaman penulis dan dari beberapa buku yang menyimpulkan bahwa penanganan skizofernia dapat ditangani atau di lakukan pertolongan dengan terapi obat secara rutin dengan anjuran dan resef dari dokter ahli jiwa. Seain itu peran keluarga dalam proses penyembuhan ini sangat di harapkan atau mempengaruhi keberhasilannya. Dimana keluarga juga memahami kondisi ODS tersebut dan memberikan dukungan dan perhatian yang sangat baik, dengan berdasarkan keperluannya.  

0
640
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan