makarelAvatar border
TS
makarel
Sampah, lo !
Sabtu malam, waktunya jalan bareng pacar atau sobat-sobat. Barangkali lo ngopi atau makan di pusat perbelanjaan terdekat.

Asik ngobrol bikin lupa waktu, ga kerasa udah jam 22:00 lewat. Mal udh mau tutup. Mau kemana setelah ini urusan nanti, yang jelas lo harus jalan menuju basement. Ditengah jalan, lo liat ini.



Kayaknya enak, beliin buat nyokap di rumah kali ya. Besok sarapan roti !” , dan akhirnya lo pulang dengan sekantong roti.

Perjalanan pulang, lo gelisah. Kayak ada yang salah dengan momen tadi. Tapi apa ?? Lampu merah mengharuskan lo berhenti. Tarik rem tangan, lalu lo mencoba mereka ulang kejadian tadi di kepala.

“Tadi gua pelanggan terakhir…ambil roti 5 biji…kembalian juga ga kurang deh rasanya…hape gua !! Eh ada nih di kursi…hmm kayaknya ga ada yang salah deh…Kembalian pas…roti dibungkus…pas keluar, si mbak langsung nutup pintu toko…”


!!!!!

Sisa roti yang lain diapain ya ?

Dan lo sadar ini ga cuma terjadi di toko roti BreadSpeak aja. Di supermarket, kedai kopi langganan lo, nikahan temen, kalo dinget inget banyak loh sisa makanan.

Karena liat hape sambil nyupir itu bahaya, lo minta ke pacar “Eh beb, coba googling indonesia buang makanan dong”…Betapa kagetnya lo pas pacar bilang “Indonesia ada di peringkat 2 negara pembuang makanan terbanyak di dunia.” (http://foodsustainability.eiu.com/country-ranking/).

Matematika dikit nih. Secara individu kita buang percuma makanan sebanyak 300kg per tahun. Tiga ratus !! Kalo dihitung total, penduduk Indonesia rame-rame membuang 13 juta ton. Lo tau ga kalo secara statistik, makanan sebanyak itu bisa buat ngenyangin perut hampir semua penduduk miskin Indonesia ?

Terdiam.

Tiba di depan pagar rumah pacar. Sebelum pulang lo….(imajinasi anda). Tujuan selanjutnya menuju rumah. Jalanan malem ini agak lenggang. Seperti biasa, playlist di hape melantun “Now playing, Float - Pulang”. Ga lupa roti buat sarapan bareng nyakbabe, sebungkus roti yang membuat malam ini kerasa agak beda.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Aha !
“Si (…..) kan manajer di EverydayBakery. Dia pasti bisa ngejelasin.”
“Tuuutt…tuuuutt…”
Oi mate, whaddup ?
“Yoo broo. Lo masih kerja di EverydayBakery ?? Gua mau nanya nih…”

Dan seiring lo ngobrol, informasi pun ngalir dari pelaku di industrinya. Di momen itu lo seolah menjadi pemilik toko, melihat realita dari sudut pandang bisnis. Pada kenyataannya, ini ga sedangkal yang lo pikir.

Pembicaraan berakhir.

Sampai di rumah. Masuk lewat pintu dapur, “Apa itu nak ?” ditanya. “Ini buat kita besok sarapan ma”,lo jawab.“Aduh kamu beli roti, tadi pagi minta dibikinin bubur kacang. Masih banyak sisanya loh”. Kalo gini biasanya sih lo cuek dan nyengir aja.“ Mama tidur ya. Eh besok pagi kamu anter mama belanja. Sekalian mama mau pesen kue buat arisan minggu depan.” Dengan males lo jawab, “Bukannya buah dan sayur masih banyak ma ?”
Udah kurang seger. ”

Masuk ke kamar, langsung rebahan di kasur. Sunyi menstimulasi otak lo dalam mencerna perkataan temen di telfon tadi :
Emang sih miris banget keliatannya ngebuang makananan sisa. Tapi itu peraturan perusahaan bro. Sebenernya sih ada alasannya…
1. Untuk menjaga kredibilitas perusahaan. Kami menggunakan bahan alami sebagai bahan baku sehingga umur produk ga lama. Produk yang diolah di pagi hari dan masih tersisa pas malem pasti udah menurun kualitas dan gizinya. Untuk menghindari resiko kesehatan,sudah sepantasnya kami hanya menjual roti saat kualitasnya masih dalam kondisi terbaik.
2. Kenapa ga dikasih ke karyawan ? Karena banyak yang curang bro. Kalo sisa roti itu ga dibuang/dihancurkan, karyawan bisa sengaja memproduksi berlebihan buat dibawa pulang. Bahkan beberapa oknum karyawan ketahuan menjual kembali dengan harga murah di luar outlet/toko buat keuntungan pribadi.
3. Ngurangin biaya. Kalo kita tau jumlah produk yang tersisa per harinya, kita bisa bikin estimasi atau perkiraan berapa jumlah produksi yang pas dan sesuai jumlah customer yg dateng. Jadi kedepannya ga ada lagi produksi berlebih. Sebenernya bisa aja sisa produk tadi kita kasih ke pengemis/gelandangan. Tapi ada biayanya. Biaya ngebungkus, biaya transport. Ngebuang itu opsi paling hemat uang.



Ga perusahaan, ga nyokap, bahkan lo. Semua suka yang berlebih walaupun akhirnya ada sisa. Yah, sepintas berlebihan emang lebih baik daripada serba kurang.

Tapi apa bener ? Ga ada konsekuensinya ?
Makanan yang membusuk itu menghasilan gas metana. Dan zat ini 25x lebih kuat dibanding CO2, gas penyebab efek rumah kaca. Seandainya seluruh sisa makanan di dunia ini dianggap sebuah negara, pencemaran udara yang dihasilkan setara dengan peringkat 3 pencemar terparah, dibawah Amerika Serikat dan Cina. Udah pada tau kan konsekuensi efek rumah kaca ?

Sampah makanan adalah hasil ketamakan dan kebodohan manusia modern. Sebuah masalah yang ga perlu ada. Kenapa ? Duit terbuang percuma, bikin pencemaran, dan sebenernya gampang banget untuk diatasi.

Di Filipina, roti bekas dijadiin pakan ikan. Ikannya tetep tumbuh sehat.




Picture by Japan Food Ecology Center


Di Jepang, pemerintahnya udah buat peraturan khusus loh. Sisa makanan harus diolah menjadi : pupuk kompos, pakan ternak, diproses jadi bio-diesel, atau bahan bakar metana.Ini contoh yang bisa kita tiru. Fasilitas pengolah sampah organik pemerintah ataupun swasta dibayar untuk menghasilkan pakan, yang nantinya akan dibeli peternak. Kemudian hasil ternak tadi pada akhirnya bakal dibeli lagi sama produsen. Ini kebijakan yang cemerlang banget karena Jepang sangat bergantung sama pakan ternak impor. Daripada bayar ongkos kirim, mending bikin sendiri. Ya ga ?

Di indonesia, masih sedikit banget perhatian tentang ini, tapi ada harapan. Kita harus apresiasi sama salah satu organisasi nirlaba bernama “A Blessing To Share”, yang menyediakan servis penyaluran makanan berlebih dari acara umum atau pesta pernikahan buat dikasih ke penduduk miskin. Pengolahan jadi pakan ternak juga udah ada sih, tapi masih skala kecil banget dan belom didukung kebijakan pemerintah.

Pada akhirnya sih, solusi paling gampang dimulai dari diri masing masingCoba lebih sadar sama porsi makanan yang lo ambil, jangan berlebih. Juga saat mesen makanan di luar, jangan hanya lapar mata. Perhatikan juga kebiasaan keluarga dan pergaulan lo, sebarkan infonya biar mereka paham dan bisa ikut bantuin.

Gua sadar bahwa mengatur gimana orang lain harus hidup itu ga mungkin. Lo bilang “ini duit gue dan mau gua pake belanja, jajan , apapun itu suka suka gue”. Silahkan, itu hak pribadi.

Yang mau gua sampaikan adalah, setiap keputusan yang lo ambil dan tindakan yang lo buat, ada konsekuensinya buat sekitar.

Kalo kita lebih sadar dan perhatian dengan pola hidup dan konsumsi kita, bumi tempat kita hidup dan lingkungan tempat kita tinggal bakal ikutan ngerasain manfaat baiknya. Menjadi berguna buat mahluk hidup dan orang lain, kepuasan batin dan kebahagiaan yang kita dapet. Coba deh.

Diubah oleh makarel 21-02-2019 18:33
0
699
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan