madridzoners116Avatar border
TS
madridzoners116
AGAMA dan NEGARA (ISLAM dan NKRI) adalah dua sosok yg sangat berbeda, berbeda banget.

AWAS.., JANGAN DI-"OPLOS"...

ISLAM itu produk Samawi/Robbani, Institusinya berupa SOSOK HIDUP yg "bernyawa" ("muayyad bir-Ruh"), layaknya semua makhluk (produk) Allah. Dienul Islam itu merupakan satu kesatuan sestemik dg "casing" Ummatan Wahidah, dihidupkan dg Ruh Min Amrillah. Tapi karena sosok substansinya berjenis IMMATERI, maka banyak orang tidak menyadari bahwa Dienul Islam itu tergolong jenis "makhluq" hidup.Tapi jika kita telusuri secara cermat dg nalar yg jernih seraya diterangi dg petunjuk Kalamullah, tidaklah terlalu sulit untuk dipahami..

Setelah bumi ini Allah hidupkan dg adanya air, maka yg selanjutnya muncul di bumi sebagai produk Allah itu hanya berupa mahluk (sesuatu yg) HIDUP, pohon, hewan, manusia. Dan sosok hidup yg bersifat immateri, yaitu Dienul Islam sebagai cahaya petunjuk dari sisi-Nya

يَا أَيهَا الذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلهِ وَلِلرسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَن اللهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang MENGHIDUPKANMU, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menyekat antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (Al Anfal : 24)

Jika yg muncul itu sesuau yg mati, seperti gedung, menara, mobil dll, itu mah buatan manusia, bukan mahluk hidup dari sisi Allah. Demikian pula halnya jika yg muncul berupa institusi (lembaga), jika merupakan sesuatu yg mati, cirinya : bisa dibongkar pasang, gonta ganti komponen oleh manusia, itu berarti buatan manusia, sesuatu yg mati.

Yg namanya "makhluk hidup" itu komponen2nya tidak bisa dibongkar-pasang, tidak bisa dicopot-tukar, silang-kombinasi dsb, menurut maunya/selera manusia. 

Sedangkan yg namanya NEGARA itu buatan (produk) manusia, bukan produk bernyawa, maka bisa diotak atik gimana saja menurut keinginan pemilik kedaulatan atas negara tersebut.

Jadi, Agama dan Negara itu (kita khususkan : ISLAM dan NKRI) dua substansi yg sangat berbeda sekali, yg satu "hidup" yg satu lagi "mati", maka tidak mungkin dikombinasi (dioplos). Yg hidup dan yg mati tidak boleh menyatu dalam dalam satu substansi, harus dikeluarkan ("diterpisahkan")

... تُخْرِجُ الْحَي مِنَ الْمَيتِ وَتُخْرِجُ الْمَيتَ مِنَ الْحَي ۖ ...
... Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.... (Ali Imran : 27)

Keinginan memasang komponen agama (misalnya "syari'ah) pada intitusi Negara agar negara punya energi Robbani, sama halnya dengan keinginan memasang paru2 kuda pada mobil Mitsubisi Kuda, agar mobil punya nafas dan tenaga kuda (???) Sungguh, ini suatu kebodohan yg MEMBAHAYAKAN... Keinginan yg harus dikubur.

Kenginan mendirikan (menegakkan) agama dalam bentuk (sosok) negara atau dg kata lain : "mendirikan negara agama", sama dg misalnya, ingin membangun kereta (kendaraan) dengan bahan tulang belulang dinosaurus agar bisa disebut mengendarai dinosaurus (???) Kebodohan kuadrat... Keinginan yg harus ditenggelamkan.

Bukan Negara butuh Agama dan bukan pula Agama butuh Negara, melainkan manusia yg membutuhkan kedua2nya secara simultan, selaras dan harmonis.

Negara dibutuhkan manusia untuk meraih kehidupan DUNIA yg baik, sedangkan Agama (Islam) mutlak dibutuhkan manusia untuk meraih KESELAMATAN di AKHIRAT.

Agama dan Negara harus berjalan seiring dan serasi, saling mendukung dan saling memberi kemaslahatan. Bukan saling menuntut dan saling mengganggu. Keinginan untuk "mengoplos" keduanya, pasti akan membuat kerusakan (fasad) pada keduanya.

Bingung....? Maka pahamilah dengan sebaik2nya Dinul Islam yg sebenar2nya....
-1
899
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan