sumber : http://bogor.tribunnews.com/2018/11/10/diminta-netizen-nasehati-rocky-gerung-respon-mahfud-md-menyejukan-hidup-ini-senantiasa-beragam?page=all.
=================================================================================================


Let me taking breath
In My Opinion
--------------------------------------------
Niatan baik Bad implementation ini yang sering terjadi. 

Keadaan kekinian sebenarnya adalah hasil dari bentuk anonimitas dalam skala besar ketidakberdayaan partisipatif seseorang dalam mengembangkan ide dan pikiran.

Hal itu karena masyarakat harus di paksa untuk mengikuti arus, baik cara berpikir, berbagai penunjukkan dari berbagai hal yang mengarahkan kepada persoalan tersebut.

Apa yang lagi rame, apa yang sedang trend, apa yang sedang viral.

Masyarakat di kita sedang mengalami sebuah ketidakberdayaan dengan apa yang dinamakan menjadi popular, dengan imaji-imaji yang sudah mereka bayangkan terlebih dahulu, jika menjadi A maka akan seperti A, B, C,D dsb.. dsb.

inilah arus utama being popular karena bagi kaum yang menyetujui hal tersebut, selalu nanti juga merujuk mencari yang "terbaik" dan sudah di set sedemikan rupa. 

Demokrasi di Alam Medsos yang kita tidak tahu sebenarnya platform apa di balik medsos itu?

Seorang Zuck yang notabene seorang bilyuner tidak menanyakan apakah benar si pemilik akun A adalah A yang dimaksud.
Tapi seorang zuck akan bertanya mengapa si A begitu banyak follower.

Dia mengambil cara berpikir klasik tentang bagaimana seharusnya sebuah platform yang digunakan untuk membangun [Objek Personal] (Human) itu dapat mengembangkan sebuah produk bisnis. 

Zuck melihat sesuatu oportunity ke depan, dia bukan seorang jurnalis atau wartawan, penyidik, tukang kepo dsb. Karena bukan pada bilyunernya dia yang membuatnya bertanya seperti itu, tetapi melainkan habbit (perilaku) yang dia tekuni semenjak dia melakoni aktivitas programming ketika di Harvard.

Sehingga tak begitu sangat mengherankan mengapa dia bersedia mengakuisisi Aplikasi W.A dan Instagram guna melengkapi kerajaan bisnisnya.

Tidaklah mungkin seorang Zuck memiliki sebuah rasa ketertarikan seperti layaknya platform yang pada intinya membagi pengetahuan meskipun dengan perjalanan perdebatan panjang tetapi berujung pada sebuah pemahaman dan situasi pengetahuan tentang hal kebaruan.

Beda Platform dan berbeda misi
Apakah platform yang dimaksud dengan (berbagi pengetahuan )itu? platform berbagi pengetahuan adalah platform yang biasanya dijadikan menjadi rujukan ketika seseorang mengalami sebuah permasalahan yang menyangkut pada relevansi persoalan yang sama.

Karena platform sosial media bukanlah platform "untuk mencari tahu" Dia hanya platform building image personal branding yang dalam bahasa awam dipahami sebagai bagian dari Objek (object). All can be an object.

Karena baik antara bahasa sosial media dan juga platform pencari tahu (search engine)  menginduk kepada satu bahasa yang sama "Java".

Sehingga ketika kamu ingin dihargai menjadi sosok yang begitu manis di dunia permedsosan maka tekankanlah pada "who the hell who you are".

Sementara jika kamu memilih jalan sebaliknya Substance is more important than who you are. 

Hanya sedikit dan segelintir orang yang memahami persoalan hal itu, tetapi alangkah lebih baiknya jika persoalan ini di tangani dengan melakukan riset terlebih lanjut.

Makanya itu mengapa ada salah satu "pencitraan calon" di kita yang ngiklan di salah satu platform itu. Yang sebelumnya "Basis Penamaan Pendukungnya juga ngiklan".

Mbok ya dipikirkan minimal kamu atau kita sebagai warga negara nyadarlah bertanya sama diri sendiri "why?".

Dengan bahasa simpelnya kamu pengen jadi auto programmer maka segeralah kamu mencari tahu pada media platform yang berbasis pada rujukkan.
Dan kamu bisa melakukannya "ok, than don't call 2 Minggu Kelar."