RZQworldAvatar border
TS
RZQworld
Pileg & Pilpres Bersamaan: Siapa Untung, Siapa Rugi?
Pileg (Pemilihan Legislatif) dan Pilpres (Pemilihan Presiden) akan digelar serentar pada tanggal 17 April 2019 (detik). Adapun tahapannya sebagai berikut:
1. Masa kampanye direncanakan mulai 13 Oktober 2018 sampai 13 April 2019
2. Verifikasi partai politik pada 1 Oktober 2017 
3. Penetapan parpol peserta pemilu akan dilaksanakan pada 1 Maret 2018
4. Pengajuan bakal caleg DPR, DPD, dan DPRD pada Mei 2018
5. Pengajuan bakal calon presiden dan wapres pada Agustus 2018
6. Penetapan DCS DPR, DPD, dan DPRD pada Agustus 2018
7. Penetapan calon presiden dan wapres serta Daftar Calon Tetap (DCT) pada September 2018
8. Pelantikan DPRD kab/kota dan provinsi pada Agustus sampai September 2019
9. Pelantikan DPR dan DPD pada 1 Oktober 2019
10. Pelantikan presiden dan wapres pada 20 Oktober 2019

Dengan dibentuknya koalisi pengusung capres, maka partai-partai selain bersaing dengan beda koalisi, juga bersaing dengan sesama koalisi. Dalam hal ini partai utama koalisi yg mempunyai capres maka akan diuntungkan. Sebaliknya partai pengekor koalisi harus berjibaku menyelamatkan partai sendiri.

Ada anggapan bahwa semua partai harus masuk koalisi apapun untuk menyelamatkan suara mereka. Pernyataan ini tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Memang benar dengan mengusung capres suatu partai akan mendapatkan suara signifikan. Namun tidak bagi para partai pengekor.

Pemilu 2019 akan sangat menarik. Kita akan bisa melihat bagaimana kepiawaian koalisi dalam menjaga harmoni. Hal ini bisa dilihat dari hal-hal kecil seperti diskusi di televisi. Koalisi yg harmonis akan mencoba membagi secara adil pembicara yg tampil di televisi. Sedangkan koalisi yg kurang harmonis akan saling sikut untuk berusaha mendapatkan show time lebih banyak.

PDIP-Gerindra akan mendapat limpahan suara paling banyak begitulah prediksi banyak orang. Berandai-andai, jumlah total suara PDIP-Gerindra mungkin saja mencapai 60%. Komposisi itu mungkin saja 30%vs30%, 35%vs25%, atau 40%vs20%. Yg jelas para partai pengekor  yg berjumlah 13 partai akan bersaing meraih 40% sisa suara. Jika dibagi rata maka suara satuan adalah 3,07% atau sekitar 3%. Tiga persen tentu saja tidak cukup untuk meloloskan suatu partai ke parlemen.

Perhitungan kasar di atas hanyalah gambaran prediksi. Tapi kita bisa melihat bahwa yg akan terjadi sampai April 2019 adalah adanya usaha tarik menarik baik di antara satu koalisi maupun beda koalisi. Dinamika koalisi akan semakin panas. Sebagai bukti, yg terbaru adalah manuver Yusril. PBB yg awalnya adem ayem di koalisi Prabowo malah berpindak kubu. Inilah yg dinamakan dinamika koalisi. Hal ini bisa terjadi di kubu manapun, ya bergantung pada tingkat harmoni dalam koalisi. Ketika ada satu partai yg berusaha untuk menang sendiri, maka timbul lah gejolak. 

Pesan TS: Enjoy the show! Jangan terjebak pada politik polarisasi, kita memilih karena kedaulatan berada di tangan rakyat, bukan karena kita terlahir sebagai kubu A atau kubu B
Bhinneka Tunggal Ika
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
298
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan