londo.046Avatar border
TS
londo.046
Kaskus Adalah Indonesia #19TahunKaskus


Quote:


Kaskus adalah Indonesia.Rasanya saya ga berlebihan deh membuat analogi seperti ini. Apa yang anda cari di Indonesia, bisa anda temukan di kaskus. Mau tahu kepo-nya orang Indonesia? Silahkan jadi TS di SFTH dan rasakan sensasinya di-kepo-in. Mau lihat ahli politik seperti yang setiap hari wara-wiri di TV nasional? Mampirlah ke Forum Berita dan Politik. Anda akan menemukan para ahli politik dengan semua argumennya. Jangan salah, meski terkesan santai, analisa mereka dalam dan masuk akal lho.



Mungkin kalau saya jabarkan satu per satu, 20.000 karakter (ini Kaskus Banget) tidak akan cukup. Lalu bagaimana kesan saya selama 3 tahun aktif sebagai kaskuser? Sebentar, mungkin harus ditarik agak ke belakang dulu ya. Saya kan pernah jadi silent reader yang hanya menikmati membaca thread dan komentar tanpa memberikan apresiasi kepada TS. Biar jelas bedanya gitu, antara SR dan Kaskuser aktif.

Jadi SR itu aneh menurut saya. Dulu gatel juga sih pengen ikutan komentar, tapi kesibukan saya saat itu yang membatasi saya untuk ikut nimbrung di forum ini. Lagian ngga lucu dong, saya sudah komentar lalu ditanggapi kaskuser lain, kemudian saya ngga nongol lagi karena terlalu sibuk. Namanya dikacangin kan ngga enak? Jadi ya sudahlah saya putuskan untuk diam dulu, menikmati komentar-komentar yang kadang bikin ngakak, tapi ngga sedikit juga yang bikin gemas.



Masa-masa kerja keras itu akhirnya selesai dan saya punya waktu luang lumayan banyak *curhat dikit. Medio 2015, saya menemukan Kaskus bukan hanya Lounge dan BP. Ternyata banyak sub forum lain. Di situlah saya ketemu dengan sub forum SFTH. Saya ingat cerita pertama yang saya baca adalah cerita tentang kehidupan remaja di Bali. Penulisnya, Bli Gusde, entah siapa nama aslinya. Bli Gusde bercerita tentang kisah cintanya yang berliku karena terbentur budaya setempat. Endingnya, pisah ditinggal kimpoi. Jowin kalau kata readernya. Jomblo ditinggal kimpoi hehe.

Lalu ada juga cerita kehidupan kuliah seorang perantauan dari Sumbawa (CMIIW) Agan Eri yang berkuliah di Jogja. Ini lebih kompleks lagi. Semoga agan Eri sehat dan sudah menikah, hehehe.. Amin. Mungkin dua cerita di atas tidak sefenomenal SK2H, atau D2S, tapi buat saya, dua cerita tersebut bagus, lebih bagus dari thread cerita manapun, termasuk thread saya. Serius, gaya bahasa, gaya penulisan, pemilihan katanya saya anggap juara. Boleh dong saya sekali-kali jadi penilai.



Dua tulisan hebat itulah yang akhirnya menginsipirasi saya untuk ikutan berbagi kisah hidup saya. Kebetulan, saya sudah punya bahan nya. Catatan harian saya sejak SMP. Tinggal dibaca ulang, lalu ditulis lagi via keyboard PC, atau HP. Motivasinya apa sih, kok mau-maunya menulis cerita pribadi? Pertama untuk mengisi waktu luang saja. Kedua ya siapa tahu ada yang tertarik dan mengajak diskusi atau berkomentar, sehingga otak saya tetap bekerja. Itu saja.

Namun harapan kadang tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Niat awalnya hanya main-main, ternyata banyak yang bilang tulisan saya (katanya) bagus lah, banyak meng-inspirasi lah, memotivasi lah. Ini bukan seperti yang saya harapkan. Serius, saya tidak sedang membagikan inspirasi saat itu. Saya cuma mau menulis, berdiskusi apabila diperlukan, selesai. Mungkin karena kagetdengan yang terjadi, kewaspadaan dan kewarasan berfikir berkurang. Jadilah sebuah kesalahan fatal. Apa itu? silahkan kepo ke warga SFTH, hehehe.



Cobaan, dan tantangan itu bukan hal baru bagi saya. Makanya, impactdari dosa yang saya lakukan, tidak cukup untuk membuat saya stop menulis di kaskus. Peduli amat dengan semua ocehan mereka, saya abaikan dan acuhkan. Meski kadang terpancing juga untuk meladeni, tapi semua masih dalam kendali. Masa-masa sulit pun lewat. Kembali, konsistensi adalah kunci bagi mereka yang ingin menjadi manusia yang berguna.

Selama aktif sebagai kaskuser khususnya pada sub forum SFTH, saya juga ikut event yang Kaskus selenggarakan. Misalnya event Stories of The Month. Kabar baiknya, saya menang di beberapa periode. Event lainnya, ikut juga tapi banyak kalahnya. Oh iya menang di Kaskus Award tahun lalu hehe. Kayaknya saya menangnya kalau penilaian berdasar view. Kalau berdasarkan juri profesional, saya kalah. Mungkin, karya saya masih jelek. Mental pedagang kali ya, yang penting disukai kastamer, meski rada aneh di mata reviewer, hehe.



Semakin aktif di Kaskus, semakin banyak kenalan. Saya pun memutuskan bergabung dengan satu komunitas. Awalnya ya dari tulisan di SFTH, berlanjut diskusi di B-Log, lalu berlanjut lagi lebih intens di chat app, lanjut kopdar dengan beberapa personelnya. Kenapa beberapa? Ya karena mereka dari seluruh Indonesia. Kalimantan Selatan, Sumatera, Jakarta, Jogja, Subang, Surabaya. Kalau kopdar ngapain? Saling memaki dan mem-bully. Tidak ada senioritas, tidak ada yang lebih dari ini. Yang baperan dilarang ikut. Serius, hinaan kami lebih pedih dari hinaan dari forum manapun.

Perseneling kobra di atas adalah saksi bisu kopdar kita. Orang kopdar kan biasanya naik pesawat, kereta, bus ber-AC, tapi saya naik Truk. Ngoahahahahahaaa. Jangan dipandang sebelah mata, yang penting kan manfaatnya. Saya jadi tahu ada pecel super enak di dekat alun-alun Tuban. Atau sesumbar saya bahwa darah saya pahit, nyamuk ngga akan doyan, eh kena juga di-bully nyamuk di pergudangan Margomulyo, Surabaya sana.

Kopdar terakhir dengan teman dari Jakarta di Semarang yang kebetulan calon istrinya (amin Mang) adalah guru, saya mendapat banyak ilmu soal mendidik anak. Serius, saya kira saya sudah ahlinya soal didik mendidik, eh ternyata ada yang jauh lebih expert. Hasilnya? Saya lebih bisa mengendalikan anak lanang yang kadang suka offside kelakuannya. Meminjam istilahnya Pak Yeng Ketum PB, Kopdar itu tidak sepele. Saya nyesel juga kenapa dulu pernah bikin salah kayak gitu.



Nah, yang paling greget tentu pengalaman menjadi seorang Kreator. Bukan bermasalah dengan officernya sih, tapi lebih keseruan diskusi dengan Kreator yang lain. Saya menyebut mereka Jamaah Ngeluhiyah. Bercanda bro ya. Tapi ayolah. Kalian sudah terlalu sering bilang Kaskus begini lah, begitu lah. Kalau ngga berubah akan begini, akan begitu. Dan saya menikmati setiap diskusi dengan mereka, kalian atau apalah sebutan nya. Oh iya, Jamaah Ngeluhiyah hehe.

Saya merasakan apa yang kalian rasakan. Tapi, saya tidak pernah mendapat pendidikan mengeluh. Saya tidak pernah diajari untuk menyalahkan keadaan. Saya diajari untuk keluar dari keadaan sulit, atau beradaptasi dengan keadaan sulit dengan tetap tertawa, bukan dengan kutukan dan sumpah serapah apalagi keluhan. Karena mau mengeluh seperti apa pun, keadaan ngga akan berubah jika kita tidak bergerak. Beda kita disitu sih, tapi percayalah sekeras apapun saya bersuara kepada kalian, saya tidak pernah benci kalian *curhat

Quote:


Merdeka!


Sumber Tulisan : Pemikiran Sendiri
Sumber Gambar : Koleksi Pribadi dan sini, sini, sini, sini, sini, sini
16
7.1K
120
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan