Menurut Sekretaris Desa Demangan, Heri Listanto, sepengetahuan dia mobil-mobil pikap itu datang ke pabrik tersebut sudah jadi. Mobil diangkut ke pabrik menggunakan truk kontainer beberapa waktu lalu. Dia mengaku melihat iring-iringan truk kontainer tersebut saat melintas di depan rumahnya.

Lalu apa sebenarnya yang terjadi dengan Esemka? Seperti yang diberitakan viva.co.id (4/11) Ma’ruf Amin mengklarifikasi ucapannya terkait peluncuran mobil Esemka yang diproduksi dari dalam negeri. Pernyataan Ma’ruf yang menyebut mobil itu akan beredar pada Oktober 2018 kini menjadi polemik. Menurut Maruf Amin, produksi Esemka terserah yang punya mobil.

Ma’ruf pun mengatakan, produksi massal mobil tersebut bisa saja diundur atau justru sebaliknya dibatalkan. Menurutnya itu terserah PT Solo Manufaktur Kreasi sebagai pembuat mobil. Bila kebijakannya seperti itu, nasib Esemka hanya sebagai alat kampanye dari tahun ke tahun. Untuk kampanye Pilpres 2014 dan 2018, padahal memiliki mobnas berkualitas adalah kebanggaan, sebagaimana Proton yang dibangun oleh pemerintah Malaysia -- sampai akhirnya dijual oleh PM Najib Razak kepada Geely Motor.

Dengan memiliki mobnas yang diproduksi BUMN – bukan swasta murni – Indonesia bisa bersaing dalam pasar ekspor mobil dengan keuntungan mayoritas jatuh ke tangan pemerintah. Selama ini, mobil-mobil nasional yang diekspor di bawah merek besar seperti Toyota, Daihatsu, atau BMW. Nah kapan kita berbangga sebagai bangsa otomotif?

https://www.ucnews.id/news/Soal-Esemka-Ini-Pernyataan-Terkini-Maruf-Amin-Mengejutkan-Bagi-Pecinta-otomotif/2796174603819732.html.

Bersama esemka jokowi dan pak kyai tak tertandingi...