DanymiftaAvatar border
TS
Danymifta
Pesawat Dengan Tiket Murah, Semakin Tidak Nayaman
Populernya penerbangan dengan tiket murah (Low Cost Carrier) di Asia Tenggara dan di indonesia pada khususnya telah dimulai saat munculnya Air Asia yang kemudian diikuti oleh maskapai-maskapai penerbangan lain. Maskapai penerbangan dengan konsep Low Cost Carrier telah melakukan operasinya di Asia tenggara sejak tahun 2000, dan pada saat ini telah ada banyak semacamya, ada sekitar 50 operator Low Cost Carrier yang sudah melayani 16 negara di wilayah Asia dan Oceania.

Penerbangan Low Cost Carrier saat ini menyumbang lebih dari 25 persen dari lalu lintas di Asia, dibandingkan pada saat tahun 2006 yang terhitung hanya berjumlah sekitar 9 persen. Dan Lion Air adalah salah satunya.

Namun seiring dengan berjalanya waktu, penerbangan dengan konsep Low Cost Carrier mulai bermasalah. Permasalahan ini timbul sebagai akibat dari pengabaian safety dan perawatan, perlu di ketahui bahwa konsep Low Cost Carrier kemungkinan akan berdampak pada rendahnya sistem maintenance, training, dan safety, karena untuk memenuhi hal-hal semacam di atas pastilah membutuhkan biaya tinggi, Bahkan jenis penerbangan dengan model bisnis Low Cost Carrier bisa saja mengabaikan soal keselamatan penumpang.

Seperti kasus jatuhnya pesawat LionAir pada Senin pagi, 29 Oktober 2018.
Pesawat dengan tarif murah dapat di ibaratkan seperti naik peti mati. Dari kasus jatuhnya pesawat LionAir Jt 610 yang telah menelan banyak korban maka sudah saatnya di diperlukan beberapa tindakan.

Dalam hal ini Pemerintah selaku regulator penerbangan harus melakukan pengawasan yang fair dengan mengutamakan keselamatan penumpang. Jika maskapai penerbangan masih bandel, pencabutan izin usaha harus menjadi opsi pertama.

Sumber: opini pribadi
0
1.2K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan