Ambon - Polres Pulau Buru mengungkap kasus pemenggalan kepala Alim Nurlatu yang dilakukan Maujana Nurlatu atas suruhan istri kedua Alim, Nola Latbual. Berikut kronologi malam durjana di Desa Wailikut, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Maluku itu.

Berikut ini kronologi pemenggalan kepala Alim sebagaimana disampaikan oleh Kapolres Pulau Buru AKBP Adityanto Budi Satrio, Selasa (30/10/2018):

24 Oktober
Pria Idaman Lain (PIL) Maujana menelepon Nola dan bilang ketakutan apabila Alim mengetahui perselingkuhannya karena mereka mereka berhubungan selama 7 kali. Daripada ketahuan dan mereka takut dibunuh, salah satu dari mereka merencanakan untuk membunuh.

27 Oktober

Maujana telepon Nola lagi, untuk merencanakan pembunuhan yang akan dilakukan pada Minggu dini hari. Maujana menyatakan apabila korban sudah tidur, Nola diminta menghubunginya.
Baca juga: Setelah Siksa Istri, Bapak Ini Pukuli Anaknya yang Masih Balita

28 Oktober
Pukul 02.00 WIT

Maujana telepon kembali lagi Nola apakah Alim sudah tidur apa belum. Kalau sudah tidur, Nola diminta menghubungi Maujana.

Pukul 03.00 WIT
Nola telepon Mauajana bila suaminya telah tertidur. Maujana datang ke rumah Alim.

Nola membuka jendala samping sebagai akses masuk ke rumah masuk. Maujana masuk ke ruangan tengah dan masuk ke kamar Alim yang sedang tertidur. Maujana langsung menebas kepala korban langsung.

Nola membantu Maujana membereskan mayat itu. Kepala ditentang Maujana dan dibuang ke sungai.

04.00 WIT
Anggota polsek mendapat laporan terjadi pembunuhan atas nama Alim Nurlatu (AN).

06.00 WIT
Tim gabungan (Polres dan Polsek) dibentuk yang dipimpin langsung oleh Kapolres.

13.00 WIT
Hasil identikasi telah menemukan beberapa barang bukti yang mengarah ke pelaku dan juga berdasarkan penyidikan di lapangan. Ada beberapa orang langsung diamankan diantaran NM dan beberpa saksi.

29 Oktober
Kepala Alim ditemukan di sungai yang tidak jauh dari lokasi. (asp/asp)

https://m.detik.com/news/berita/d-4279902/durjana-begini-kronologi-pil-istri-penggal-kepala-suami

Bajingan lanangan mokondo wedokan bodoh