tanah.liatAvatar border
TS
tanah.liat
FPI Riau soal Banser: Radikal, Suka Bikin Gaduh, Sebaiknya Dibekukan


SELASAR RIAU, PEKANBARU - Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Riau meminta pemerintah membekukan Banser. Ketua FPI Riau, Ade Hasibuan, menilai organisasi tersebut sudah kerap kali membuat kegaduhan di Indonesia meski mengaku sebagai organisasi yang menjunjung toleransi dan Pancasila.




Ade mengatakan peristiwa pembakaran bendera tauhid yang dilakukan Banser di Garut pada Hari Santri Nasional, Senin (22/10), sebagai tindakan yang jauh dari nilai-nilai Islam.

"Pengaruh di tubuh Banser itu sudah bertentangan dengan ajaran Islam. Mungkin 'Islam Nusantara' sudah mempengaruhi pemikiran mereka," kata Ade, Rabu (24/10).



"Negara harus hadir di sini, evaluasi ormas ini (Banser). Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Organisasi Masyarakat (Ormas) kan ada, bekukan mereka. Ini kan sudah memicu kegaduhan, semua umat marah kepada mereka."

Ade memperingatkan Banser agar berhenti menggiring opini masyarakat untuk membenarkan tindakan pembakaran bendera tersebut dengan alasan bendera yang dibakar adalah bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).



"Tidak ada dalil apapun yang mendasari mereka bilang itu (bendera) HTI, tidak ada hubungan. Itu kalimat tauhid, itu panji Rasulullah, itu milik umat Islam sedunia," ujar Ade.

Menurut Ade, Banser juga berulang kali membubarkan pengajian dan melakukan persekusi. Oleh karena itu, Ade berharap pemerintah benar-benar memberi tindakan tegas terhadap organisasi tersebut, terlebih saat ini sudah ada Perppu Ormas.

"Ormas ini intoleran, antikebinekaan, radikal, dan suka membubarkan pengajian. Nah sekarang puncaknya, bisa saja ini makar untuk membangkitkan umat Islam kedua kalinya melalui perbuatan mereka, sehingga umat Islam bersatu," ujar Ade.

Spoiler for :




Woooggghhh.... emoticon-Matabelo

Dapat panggung mereka.... emoticon-Big Grin
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
-1
2.2K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan