wismacibantengAvatar border
TS
wismacibanteng
Dato Sri Tahir Jual Dolar Sebesar Rp2 Triliun Demi Membangkitkan Rupiah
Semakin terpuruknya Rupiah seolah mendorong para konglomerat untuk turut andil menyelamatkan nilai tukar Rupiah. Dato Sri Tahir jual dolar miliknya demi Rupiah yang lebih baik.
Ini kisahnya!
 
Rubrik Finansialku


 
Alasan Dato Sri Tahir Jual Dolar Sebesar Rp2 Triliun
Salah satu orang terkaya di Indonesia, Dato SriTahir telah menjual dolar AS pada Senin kemarin. Tindakan yang diambil Tahir melepas dolar AS ini tidak lain untuk membantu pemerintah menguatkan rupiah.
Sebelumnya, aksi serupa pernah juga dilakukan beramai-ramai oleh pengusaha Surabaya. Tepatnya pada pertengahan September lalu, Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (FORKAS) Jawa Timur melepas US$50 juta di luar yang reguler.

Tahir mendatangi kompleks perkantoran Bank Indonesia ditemani oleh Direksi Mayapada. Langkah untuk menukar dolar AS ke rupiah ini merupakan inisiatif dari Tahir, konglomerat pemilik Mayapada Group.
 
Profil Dato Sri Tahir
Pria kelahiran Surabaya ini masuk 10 besar daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes tahun 2018. Kekayaannya saat ini tercatat US$3,5 miliar atau setara dengan Rp51,8 triliun (kurs Rp14.800).
Tahir telah membesarkan perusahaan miliknya sejak puluhan tahun lalu.
Perusahaannya meliputi sejumlah unit bidang usaha seperti perbankan, TV berbayar, media cetak, properti, hingga rumah sakit, yang tergabung dalam bendera Mayapada Group.




 
Selain kaya, Tahir dinilai sangat dermawan. Dia gemar menyumbangkan harta untuk kemanusiaan. Tak hanya di Indonesia, Tahir juga kerap menyumbang ke negara lain. Tidak ada yang tahu Dato Sri Tahir akan sukses seperti sekarang ini.
Dulu, konglomerat itu hanya seorang anak penyewa becak yang miskin. Pria kelahiran 26 Maret 1952 ini mengaku hidup dari keluarga tak mampu. Bahkan dia tinggal di rumah kontrakan di Surabaya.
Dilansir oleh detik.fianance.com, Tahir mengatakan:
“Lebar rumah saya berapa kira-kira 3,5 meter atau 4 meter sama panjang. Orangtua saya kerjaannya sebagai penyewa becak.”
 
Jangan Sampai Kacang Lupa Kulit
Tahir mengaku tak pernah melupakan asal-usulnya sebagai seorang anak bandar becak. Bahkan, dirinya juga masih menyimpan foto-foto masa lalunya saat duduk di becak milik orangtuanya.
Selama bertahun-tahun, Tahir mengaku banyak mengalami jatuh bangun dalam usaha yang dijalaninya.
 
Berkat kerja keras dan keteguhan hatinya, Tahir bisa membuktikan dia mampu mengubah nasibnya dari seorang anak penyewa becak yang miskin hingga menjadi konglomerat ternama Indonesia.
“Jadi saya berjuang, saya tidak ada dendam, tapi saya tidak mau diremehkan. Itu berat sekali. Maka itu, saya tidak senang dengan orang kaya, saya benci sama orang kaya. Orang kaya saya anggap itu imperialisme. Orang kaya itu kerjanya menindas, orang kaya itu kerjanya membully orang. Sampai sekarang. Habitat saya itu ada di orang miskin. Itu habitat saya.”
 
Tahir punya komitmen kuat untuk selalu berbagi pada mereka yang membutuhkan.
Saat Palu, Donggala, dan Sigi terkena bencana gempa bumi dan tsunami, Tahir pun datang memberi bantuan menggunakan jet pribadinya.
Menggunakan jet pribadi, Tahir membawakan makanan siap saji buat korban gempa.




 
Selain peduli bencana, Tahir pun tergerak hatinya ketika rupiah semakin terpuruk, ia merasa nilai tukar rupiah belum ada di titik aman.
 
Nilai Tukar Rupiah Masih Belum Aman
Nilai tukar rupiah diproyeksi masih bergerak fluktuatif di kisaran 15.150-15.250 per dolar AS pada pekan ini. Sentimen positif datang dari penurunan harga minyak mentah (acuan Brent) yang sempat menyentuh level US$85 per barel, kini berangsur turun ke US$80,4 per barel.
Bhima Yudhistira selaku Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan, penurunan minyak disebabkan revisi data permintaan energi di China akibat efek perang dagang.

Kemudian suplai pasokan di Amerika Serikat (AS) masih cukup terjaga di tengah sanksi yang diterima Iran dan gangguan badai. Dilansir liputan6.com, Senin (15/10/18), Bhima mengungkapkan:
“Spekulasi di pasar komoditas sedikit mereda.”
 
Bhima menambahkan bahwa harga minyak penting sebagai barometer bagi Indonesia karena merupakan negara net importer minyak. Jadi, penurunan harga minyak merupakan angin segar bagi defisit migas, dan cashflow Pertamina.
“Penurunan harga minyak juga menjadi pertimbangan terhadap rencana Pertamina menunda kenaikan harga Premium. Artinya, lonjakan inflasi masih bisa dikendalikan.”
 



 
Selain itu, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Annual Meeting IMF World Bankbeberapa waktu lalu juga ditanggapi positif oleh pasar sehingga bisa membantu rupiah.
Pidato Presiden Jokowi menitikberatkan pentingnya kooperasi dan koordinasi dalam menjaga stabilitas ekonomi global di tengah perang dagang.
“Pesan ini diharapkan membangkitkan kesadaran para pemimpin di Negara maju untuk mengakhiri kebijakan proteksi dagangnya.”
 
Kamu udah bantu apa untuk Indonesia?

Sumber: Finansialku.com

0
1.4K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan