naniharyono2018Avatar border
TS
naniharyono2018
Bocoran Indonesialeaks Lebih Dahsyat Dari Tsunami Sulteng
Bocoran Indonesialeaks Lebih Dahsyat Dari Tsunami Sulteng
Oktober 9, 2018 06:58



Jakarta, Aktual.com – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyebut bocoran Indonesialeaks tentang upaya perusakan bukti sebuah kasus sangatlah mengejutkan. Bahkan, ia menilai pengungkapkan ini lebih dahsyat dari bencana alam yang menerpa Sulawesi Tengah pada akhir bulan lalu.

“Dentuman itu menggelegar, merobek-robek dan melumat nurani keadilan, nyaris lebih dahsyat dari gempa dan tsunami yang terjadi di Palu-Donggala takala Indonesialeaks merilis hasil investigasinya yang diduga melibatkan para petinggi penegak hukum di republik tercinta ini dan indikasi kongkalingkong untuk menutupi rekam jejak kasus ini,” kata Bambang dalam siaran pers yang diterima Aktual, Senin (8/10) malam.


Sebagaimana diketaui sebuah portal bernama Indonesialeaks telah mengungkap perusakan barang bukti berupa buku bank bersampul merah atas nama Serang Noor IR yang memuat transaksi kejahatan. Buku merah ini menjadi salah satu bukti dalam kasus korupsi yang menjerat Direktur CV Sumber Laut Perkasa Basuki Hariman dan anak buahnya, Ng Fenny.
Berdasar hasil investigasi Indonesialeaks, setidaknya 15 lembar yang berisi 19 catatan transaksi, yang disebut Bambang sebagai ‘transaksi jadah’, telah dirobek oleh eks penyidik KPK, yaitu Ajun Komisoaris Besar Ronaldy dan Komisais Harun.
“Yang melegakan, kejadian itu juga diketahui penyidik KPK lainnya serta terekam dalam CCTV di ruang kolaborasi lantai 9 gedung KPK pada tanggal 7 April 2017,” kata Bambang.


Ronaldy dan Harun merupakan dua penyidik KPK yang berasal dari kepolisian. Kini, keduanya telah kembali bertugas di korps bhayangkara. BW, sapaan Bambang, dengan keras menduga jika perobekan ini bermotif untuk menggelapkan, meniadakan dan menghapuskan nama besar petinggi dari penegak hukum yang memiliki keterkaitan berupa kucuran dari transaksi ilegal dari perusahaan milik Basuk Hariman.


Selain 19 catatan transaksi, buku merah ini memang berisi pengeluaran perusahaan PT Impexindo Pratama pada 2015-2016.
“Yang lebih mengerikan seolah menghancurkan wajah dewi keadilan, BAP yang dibuat penyidik KPK, Surya Tarmiani pada 9 Maret 2017 yang memuat keterangan saksi Kumala Dewi Sumartono yang membuat rincian catatan laporan transaksi keuangan dalam kapasitasnya sebagai Bagian Keuangan CV Sumber Laut Perkasa, justru tidak ada di dalam berkas perkara,” jelas BW. “Yang tersebut di dalam berkas perkara jutsru BAP dari pelaku yang diduga menyobek 15 lembar transaksi jadah itu,” sambungnya.


“Padahal BAP yang dibuat penyidik Surya itu, memuat keterangan adanya 68 transaksi yang tercatat dalam buku bank merah atas nama Serang Noor dan ada 19 catatan transaksi untuk individu yang terkait dengan institusi Kepolisian RI,” kata BW lagi.
Indonesialeaks menyatakan “Tertulis dalam dokumen itu bahwa nama Tito Karnavian tercatat paling banyak mendapat duit dari Basuki, langsung maupun melalui orang lain”, baik ketika menjabat sebagai Kapolda Metro Metro Jaya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Maret-Juli 2016 maupun ketika sudah dilantik sebagai Kepala Kepolisian RI (Kapolri).

http://www.aktual.com/bocoran-indone...unami-sulteng/

KPK ‘Dikompori’ Untuk Periksa Tito Karnavian
Oktober 9, 2018 08:45



Bambang Widjojanto menyatakan ada tiga hal yang harus dilakukan KPK. Pertama, penyidik KPK harus memitigasi risiko dari seluruh tugas yang dilakukan. Kedua, pengawalan kepada setiap penyidik KPK dan ketiga keterlibatan masyarakat untuk membantu mengawal penyidik KPK di lingkungan rumahnya. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Indonesia tak pernah sepi diterpa oleh skandal, baik dalam politik maupun hukum. Yang terbaru adalah dugaan perusakan bukti kasus suap berupa buku bank berwarna merah milik PT Impexindo Pratama. Diketahui, dua mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berasal dari kepolisian diduga telah merobek 15 halaman yang berisi tentang 19 transaksi keuangan PT Impexindo Pratama dalam buku merah tersebut.

Dua penyidik ini sendiri telah dikembalikan kepada korps bhayangkara. Namun, penyobekan ini diduga dilakukan untuk menghilangkan jejak petinggi kepolisian yang tertera dalam buku merah. Mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto menilai, tindakan mantan dua penyidik KPK itu termasuk dalam kategori penyalahgunaan kewenangan.


Pria yang akrab disapa BW menilai bahwa pimpinan KPK telah melakukan tindakan yang tidak wajar karena cenderung menutupi hal ini. Para petinggi KPK, kata BW, telah mengingkari nilai-nilai dasar KPK, yaitu integritas, keadilan, profesionalitas, kepemimpinan, dan religiusitas. “Kini, pimpinan KPK tengah ‘diuji’ dan publik di seantero republik sedang mengamati, apakah masih punya ‘sedikit’ nyali untuk membongkar kasus ini hingga tuntas,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Aktual, Senin (8/10) malam.


Dia mendesak agar KPK turut memeriksa dan memanggil Kapolri Tito Karnavian karena diduga berkaitan dengan perobekan alat bukti kasus penyuapan mantan Hakim Konstitusi Patrialis Akbar oleh Basuki Hariman. “Setidaknya memanggil dan memeriksa Tito Karnavian yang kala itu menjabat berbagai jabatan penting di republik ini untuk mendapatkan konfirmasi sesuai klaim dari Muhammad Iqbal selaku Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri saat itu, yang membantah aliran dana kepada Tito dengan menyatakan ‘catatan dalam buku merah itu belum tentu benar’,” urai BW.

Dia berharap hasil investigasi Indonesialeaks dijadikan referensi untuk mencari fakta kebenaran dari kasus perobekan tersebut. “Karena itu, mari kita cari kebenaran dengan menggunakan hasil investigasi dari Indonesialeaks ini,” pungkas mantan Ketua YLBHI ini.
http://www.aktual.com/kpk-dikompori-...ito-karnavian/

Soal Dugaan Keterlibatan Kapolri Tito dalam Kasus Korupsi, 
Jokowi: Saya Enggak Mau Ikut Campur
Rabu, 10 Oktober 2018 14:08


Presiden Joko Widodo diskusi dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) sebelum rapat terbatas tersebut membahas tentang penyediaan rumah bagi aparatur sipil negara (ASN), TNI dan Polri di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/4). 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo angkat bicara soal pemberitaan beberapa media nasional yang tergabung dalam Indonesialeaks, terkait dugaan korupsi yang menyeret Kapolri Tito Karnavian. "Itu wilayahnya KPK, itu wilayahnya hukum, saya enggak mau ikut campur, intervensi hal-hal yang berkaitan dengan hukum," ujar Jokowi di Pondo Gede, Jakarta, Rabu (10/10/2018).


Menurut ‎Jokowi, pemberitaan tersebut masih dugaan, tetapi sekali lagi hal tersebut merupakan wilayah hukum dan pemerintah tidak akan melakukan intervensi. "Kan dugaan toh? Baru dugaan, saya enggak mau intervensi, enggak mau ikut campur, itu wilayah hukum," ucap Jokowi.


‎Presiden tidak menjelaskan apakah sudah berdiskusi dengan Kapolri terkait pemberitaan tersebut atau belum, namun kemarin Tito bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresiden Bogor. "Ya biasa (bertemu antara Presiden dan Kapolri)," ucap Jokowi secara singkat.

Sebelumnya, sejumlah media nasional yang tergabung dalam Indonesialeaks merilis hasil investigasi mengenai kasus korupsi yang diduga melibatkan para petinggi penegak hukum di negeri ini. Mereka juga mencium adanya indikasi kongkalikong untuk menutupi rekam jejak kasus tersebut dengan cara penghilangan dokumen penyidikan.


Indonesialeaks menulis, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat penyidik KPK, Surya Tarmiani, pada 9 Maret 2017 yang memuat keterangan saksi Kumala Dewi Sumartono yang membuat rincian catatan laporan transaksi keuangan dalam kapasitasnya sebagai Bagian Keuangan CV Sumber Laut Perkasa, justru tidak ada di dalam berkas perkara.
Yang tersebut di dalam berkas perkara justru BAP dari pelaku yang diduga menyobek 15 lembar transaksi lancung itu.


Padahal, BAP yang dibuat penyidik Surya tersebut memuat keterangan adanya 68 transaksi yang tercatat dalam buku bank merah atas nama Serang Noor dan ada 19 catatan transaksi untuk individu yang terkait dengan institusi Polri.

Di sinilah, nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian terseret.
Indonesialeaks menyebut bahwa ada buku bank bersampul merah atas nama Serang Noor IR yang memuat indikasi transaksi kejahatan.

Selain itu, ada pula fakta tindakan merobek 15 lembar catatan transaksi 'jadah' atas buku bank serta sapuan tip-ex di atas lembaran alat bukti kasus penyuapan atas Paskalis Akbar oleh Basuki Hariman. Perobekan atas buku bank sampul merah PT Impexindo Pratama karena buku itu berisi catatan pengeluaran perusahaan pada 2015-2016 dengan jumlah Rp 4,337 miliar dan US$ 206,1 ribu.

Salah satu motif utamanya, diduga, ditujukan untuk menggelapkan, meniadakan dan menghapuskan nama besar petinggi penegak hukum yang mendapatkan transaksi ilegal dari perusahaan milik Basuki Hariman tersebut
http://aceh.tribunnews.com/2018/10/10/soal-dugaan-keterlibatan-kapolri-tito-dalam-kasus-korupsi-jokowi-saya-enggak-mau-ikut-campur

--------------------------------



Jangan buta pada keadilan, wahai KPK!
atau kalain yang akandihancurkan oleh Sang Keadilan itu sendiri!

emoticon-Takut
Diubah oleh naniharyono2018 10-10-2018 14:30
0
3.4K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan