maghifunoAvatar border
TS
maghifuno
Jejak Langkah, Untuk yang Dilupakan dan yang Terlupakan

    

         Negara Indonesia secara umum dan dunia pendidikan Indonesia secara khusus  memiliki perjalanan panjang dalam melintasi ruang dan waktu kehidupan. Berbagai jalan lurus maupun terjal yang menghantarkan pada Indonesia saat ini telah terlewati. 

 

           Menilai cukup besarnya beban dan tantangan dalam peradaban baru Indonesia tersebut, setiap elemen yang terlibat tentu perlu menyiapkan diri menjadi pribadi yang tangguh dan mampu mewujudkan kemuliaan penghidupan. Salah satu elemen yang terlibat tersebut tak terkecuali adalah pemuda yang identik dengan mahasiswa sebagai aset sekaligus estafet penerus yang akan menghantarkan bangsa Indonesia ini mencapai cita-citanya, menjadikan bangsa Indonesia kembali menjadi bangsa yang besar. Para pemuda memiliki peran penting sehingga mereka perlu dibentuk menjadi pemimpin yang ideal. Yang dapat memosisikan dirinya, di depan, di tengah, maupun di belakang sesuai dengan prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara.

              

              Sebagai pemuda yang memiliki peran sebagai agent of change, social control, dan moral force, langkah awal yang paling dasar dan harus dimiliki adalah sebuah integritas. Berdasarkan kbbi “Integritas merupakan mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran”. Tanpa integritas motivasi menjadi berbahaya, tanpa motivasi kapasitas menjadi tak berdaya, tanpa kapasitas pemahaman menjadi terbatas, tanpa pemahaman pengetahuan tidak ada artinya, tanpa pengetahuan pengalaman menjadi buta.

         

           Integritas merupakan gambaran diri sendiri baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berorganisasi. Integritas seseorang dapat terlihat dari perilaku, tindakan sehari-hari, konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatannya sehari-hari. Seorang yang memiliki integritas senantiasa berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, mempertimbangkan dengan segala perhitungan sesuai data dan pengalaman serta situasi dan kondisi yang terjadi kedepannya. Orang yang berkata tanpa memikirkan terlebih dahulu dapat mengakibatkan penyesalan dikemudian hari, menyakiti perasaan orang lain, dan bahkan dapat menimbulkan kebencian. 



“dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri” 

-Socrates

      

       Dalam kacamata saya, sebuah integritas terbangun dalam 4 hal. 4 hal yang akan selalu diupayakan tetap terjaga dalam jejak langkah ini. Perwujudan, Kredibilitas, Keterbukaan, dan Harmonis. Perwujudan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan yang memberikan penglihatan yang jelas. Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Keterbukaan adalah kejujuran, rendah hati, serta dapat mau menerima pendapat dan kritik dari pihak lain. Harmonis adalah bengsangkut paut, selaras agar dalam pelaksaannya didasari atas keinginan bersama dengan tujuan bersama. 

     

          Selalu muncul pertanyaan pada diri saya “Masihkah saya menjadi salah satu pemuda yang tidak memiliki integritas?" Toh juga apa yang saya lakukan masih sebatas kicauan burung semata, tak memberi dampak yang cukup besar bagi Nusa, Bangsa, apalagi Wanita emoticon-Smilie





Laksana benkei yang mati berdiri

Curahan hati seorang minor

      Bila di Pondok Gede, Jakarta ada Lubang buaya sebagai saksi bisu Gerakan G30SPKI 1965. Maka di tempatku ada lubang merah yang tak kunjung menampakkan sinarnya sebagai pertanda lahirnya sebuah kejayaan yang sudah lama diidamkan tidak hanya di satu generasi namun beberapa generasi sebelumnya.

          Tak terasa, sudah lebih dari 1 tahun kujalani dalam melaksanakan integritasku yang memang  tak sama dengan jejak langkah mayoritas teman-temanku. Dan tidak pernah diri ini berharap bahwa ada orang yang akan mengikutinya. Aku ya aku. Kamu ya kamu. Jalanku dan jalanmu belum tentu sama. Seperti sajak yang kubaca yang berisikan :

“Han, memang bukan sesuatu yang baru
Jalan setapak setiap orang dalam 
mencari tempat ditengah-tengah dunia
dan masyarakatnya, untuk menjadi diri 
sendiri, melelahkan dan membosankan 
untuk diikuti."
-Pramoedya Ananta Toer

      Dahulu aku terdiam, mengikuti arus yang benar-benar sangat nyaman bagiku, bagi kami, bagi mereka. Benar-benar tak merasakan adanya beban besar yang nantinya akan dipikul. Mendengar, berfikir, mencari duduk permasalahan utama dan penyelesaiannya yang selalu kupendam tanpa berani berucap pada sebuah ruang publik yang mengasyikkan. Begitu pulang, aku buang segala kepenatan dalam pikiranku. Entah berapa kali. Yang jelas, berkali-kali. Tak ada rasa penyesalan dalam diri ini. Sampai saya tersadar, teman seperjuangan ini sudah tak lagi nyaman, teman seperjuangan ini tak lagi kuat seperti dahulu. Lantas siapa yang menggantikan mereka, membangkitkan kembali semangat juang mereka? Siapa lagi kalo bukan temannya yang lain, siapa lagi kalo bukan saya sebagai salah satu temannya emoticon-Smilie



            Aku terjun, dalam sebuah tempat yang benar-benar tidak kuinginkan, tidak kuharapkan. Sebuah kondisi, permasalahan selalu datang menghampiri semakin dibahas malah semakin menambah masalah yang lain, laksana sebuah lubang yang apabila semakin digali maka semakin dalam. Memang masalah dapat diselesaikan dengan sebuah solusi, yang kemudian memunculkan sebuah evaluasi dan harapan yang nantinya dapat mereduksi permasalahan yang ada pada generasi sebelumnya. Namun ya tetap saja. Tanpa ujung.

           Kucoba berfikir jauh ke depan, benar-benar kedepan. Melakukan sesuatu yang sekiranya dapat berguna tidak hanya dalam jangka waktu yang pendek. Panjang, dan terus memanjang. Tumbuh, dan terus tumbuh. Dalam sebuah lingkup kecil yang terbuka dan berorientasi untuk kebaikan bersama. Namun, justru hal inilah yang menjadi panah beracun untukku.

“Kamu berubah”
“Mana etikamu”
“Jangan seperti itu”
“Kamu terlalu keras, dasar bodoh”
“Masa mentor seperti ini?”
“Mampus”
“Bisa apa kamu tanpa kami”
Gumam beberapa bintang lapangan

           Segala cemohan silih berganti datang, walau tidak secara langsung. Bentuk diskriminatif pun kadang dilakukan karena adanya koalisi yang lebih mementingan eksistensi dirinya sendiri. Memang aku salah, tak bisa menyepahamkan lebih. Tak bisa meyakinkan lebih. Tak ada pembelaan dariku. Yang hanya bisa kukatakan hanyalah permohonan maaf, dan semoga kalian bisa memaafkan diri ini. Sesungguhnya diri ini terkesan memiliki ideologi yang tertutup. Memang benar, terhadap kepahitan, kemunafikan, kebohongan. Terhadap perwujudan, kredibilitas, keterbukaan, harmonis itulah yang aku perjuangkan. Aku buka bagi siapapun yang ingin.



          Aku tidak ingin terlihat, tidak juga ingin dikenang. Melihat semangatku sudah melekat atau sama dengan beberapa teman perjuangan sudah lebih dari cukup. Tinggal bagaimana semangat ini bisa terjaga dalam konsistensi ucapan, keyakinan, dalam berperilaku maupun bertindak.

          Tanpa mengurangi rasa hormat pada siapapun. Aku percaya atas izin Tuhan bahwa sebuah perubahan (mengenai kebaikan) akan didekatkan kepada hambanya. Jayalah teman-teman.




TS ngarep cendol
TS ngarep HT
TS ngarep rate sama comments




emoticon-Om Telolet Om!emoticon-Om Telolet Om!emoticon-Om Telolet Om!emoticon-Om Telolet Om!




Diubah oleh maghifuno 22-09-2018 17:45
0
4K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan