bangzaldiAvatar border
TS
bangzaldi
Keamanan Kenalin Nih, ‘Monster Laut’ Milik Indonesia di Era 60-an



Quote:



MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagai rakyat Indonesia, tidak salah jika kita kembali mengenang kejayaan alutsista TNI Angkatan Laut (AL) di masa lalu. Sebagai penjaga perairan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Alutsista itu berupa kapal perang yang diberi nama RI Irian-201.



Irian-201 merupakan kapal perang terbesar kelas sverdlov, karya pabrikan Uni Sovyet. Sebelum bernama RI Irian-201, kapal penjelajah ringan ini milik Angkatan Laut Uni Sovyet bernama Ordzonikidze–diambil dari nama seorang Menteri Perindustrian masa pemerintahan Nikita Khrushchev.

Ternyata NATO pernah ketakutan saat mengetahui Indonesia memiliki kapal perang ini. Singkat cerita, kepemilikan alutsista ini bermula saat Menko Pertahanan dan Keamanan Mayor Jenderal AH Nasution, yang ingin modernisasi alutsista.


Awalnya, Nasution melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat untuk mengajukan pinjaman untuk pembelian alutsista. Namun tidak ditanggapi dengan serius oleh pihak Amerika Serikat. Ia pun langsung mengajukan permintaan dukungan pembiayaan pengadaan alutsista diarahkan ke Uni Sovyet, dan diamini Presiden Uni Sovyet, Nikita Khrushchev.

Tanggal 11 Januari 1961, pemerintah Uni Sovyet langsung memerintahkan kepada Central Design Bureau #17 untuk memodifikasi kapal yang dibuat di Admiralty Yard, Leningrad tersebut, agar ideal beroperasi di wilayah laut Indonesia.

Sempat terjadi perdebatan ketika ada usulan modifikasi temperatur suhu di atas 40 derajat Celcius, kelembaban udara 95 persen dan temperatur air laut di atas 30 derajat Celcius. Karena membutuhkan biaya cukup besar, tim dari RI tidak setuju dengan rencana modifikasi tersebut dan akhirnya hanya dilakukan peningkatan instalasi mesin diesel untuk mendukung ventilator.



Awak kapal dari ALRI pun menemui kesulitan baik dalam penguasaan teknologi mesin, persenjataan dan bahasa. Tapi semuanya bisa teratasi. Kapal pun berlayar menuju Indonesia dan tiba pada 5 Agustus 1962 di Surabaya. Kedatangan kapal perang terbesar yang pernah dimiliki Indonesia mendapat sambutan hangat dari seluruh bangsa Indonesia. Semangat nasionalisme yang didengungkan pemerintah dalam menghadapi Belanda yang menduduki Irian Barat saat itu semakin tinggi. Seiiring dengan keinginan untuk merebut kembali Irian Barat dari Belanda, kapal perang ini dinamakan RI Irian.

RI Irian-201 kemudian menjelma sebagai kapal perang yang siap tempur dalam melaksanakan operasi Trikora untuk mengembalikan Irian Barat ke NKRI. Belanda mulai memperhitungkan peningkatan kekuatan alutsista RI secara signifikan dalam waktu yang relatif singkat, karena pada saat yang berurutan RI menerima alutsista berupa kapal, tank, pesawat pembom, kapal selam dan sebagainya.


Perlahan tapi pasti, Belanda akhirnya mengurangi kekuatan alat perangnya di Irian barat. Saingan terberat yang dimiliki Belanda, Hr.Ms. Karel Doorman yang ditempatkan di Irian Barat segera menyingkir untuk menghindari perang langsung dengan RI Irian. Dampak yang cukup meyakinkan setelah Amerika Serikat sebagai sekutunya memaksa Belanda untuk keluar dari wilayah RI dan sepakat melakukan perundingan dengan Indonesia di PBB, New York, pada tanggal 15 Agustus 1962.



Spoiler for Irian 201:


Dua tahun kemudian, nasib Irian-201 kian terbengkalai. Apalagi Presiden RI saat itu, Soeharto RI lebih fokus membangun perekonomian ketimbang merawat atau membeli alutsista. Imbasnya dukungan perawatan RI Irian dan kapal perang lainnya yang terabaikan.

Kondisi RI Irian semakin parah dan terjadi kebocoran di beberapa bagian lambung kapal. Alhasil, RI Irian dibesituakan (scrap) di Taiwan pada tahun 1972. Tetapi ada yang mengatakan bahwa RI Irian dijual ke Jepang setelah senjatanya dipreteli, dan salah satu senjatanya dijadikan koleksi di museum.
Namun ada cerita lain yang lebih dramatis, pada saat pelayaran menuju Taiwan dalam rangka scrap, RI Irian di cegat kapal perang Uni Sovyet dan diambil alih dengan kesepakatan tertentu agar persenjataan ini tidak jatuh ke pihak barat yang menjadi seterunya. Hal itu dilakukan untuk kepentingan pengamanan teknologi persenjataan yang bernilai strategis bagi Uni Sovyet.


Spesifikasi Kapal

Spesifikasi teknis Kapal penjelajah ringan ini berbobot standar 13.600 ton, dengan bobot beban penuh mencapai 16.640 ton. Panjang secara keseluruhan 210 m ( sekitar dua kali panjang lapangan sepak bola, serta 205 m panjang garis air. Sedangkan lebar kapal 22 m, yang membuat kelihatan langsing kapal perang RI Irian dan draft 6,9 m.
RI Irian didukung oleh tenaga penggerak 2 shaft geared steam turbin, 6 buah boiller KV-68 dan mampu menghasilkan tenaga 110.000 hp sampai 122.000 hp. Kapal dapat melaju dengan kecepatan 32,5 knot, awak kapal 1.250 orang.



Spoiler for Spesifikasi Irian 201:



Untuk menggempur kekuatan lawan RI Irian dibekali dengan 12 senjata meriam kapal B-38/L57 kaliber 152 mm (6 buah di depan dan 6 buah di belakang) dalam 4 x 3 kubah (4 triple Mk5-bis turrets). Sebanyak 12 meriam model 1934/L56 kaliber 100 mm dalam formasi 6 x 2 SM-5-1.


Sementara untuk melawan serangan pesawat udara dilengkapi juga dengan 32 meriam anti serangan udara kaliber 37 mm. Untuk menghantam kapal selam, kapal perang kelas Sverdlov ini membawa 10 buah tabung torpedo kaliber 533 mm.

Dilengkapi senjata meriam dan torpedo, RI Irian juga memiliki perisai pelindung diri pada lambung kapal dengan ketebalan baja 100 mm, pada menara pengawas setebal 150 mm, ketebalan pada dek 50 mm dan kubah 75 mm. Dengan perisai ini maka tidak mengherankan kalau bobot kapal ini menjadi lebih besar. Jumlah awak buah kapal mencapai 1.250 orang (terdiri dari 60 orang perwira menengah, 75 perwira pengawas, dan 154 perwira pertama).


Dan satu hal yang unik, para pelaut Indonesia ini menambahkan satu ruangan untuk tempat ibadah bagi para awak kapal yang mayoritas muslim. Tentu hal ini tidak dikenal di negara berpaham komunis itu.


Spoiler for ABK Irian 201:


Jarak jelajah maksimum yang mampu ditempuh mencapai 9.000 mil laut. Desain kapal yang dirancang untuk beroperasi di wilayah dingin ketika sampai di Indonesia yang bersuhu tropis menimbulkan kesulitan tersendiri bagi awak buah kapal RI Irian. (Tian)


Sumber 



0
16.7K
104
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan