cobaanduniaAvatar border
TS
cobaandunia
Sempat Berlabel Titisan Zidane, Tapi Kariernya Malah Flop!
Agan-agan mungkin akrab yang doyan sepakbola atau game CM/FM dengan mbel-embel titisan Baggio, Totti, Ronaldo atau Messi memang bisa membebankan. Para pemain yang sempat berlabel titisan Zinedine Zidane ini merasakannya.

Di usia belia, mereka digadang-gadang bakal bisa menyamai reputasi dan permainan Zizou di masa depan. Tapi nyatanya karier mereka malah flop bre, sayang bener kan.emoticon-Hammeremoticon-Gila



1. Yoann Gourcuff




Buat lo tifosi Milan/Milanisti pasti kenal sama nih pemain. Kariernya dulu sempat moncer, dan sebagai playmaker yang gesit dan dianugerahi visi bagus, Gourcuff malah disebut-sebut bisa menyamai pesaingnya yang juga seniornya di tim saat itu, Kaka. Tapi sayang beribu sayang, karier Gourcuff malah perlahan meredup.


Ia kembali pulang ke Ligue 1 dan tak pernah menjadi bintang dengan reputasi kelas A. Pemain lulusan Rennes itu kini masih berkutat aja di Liga Prancis dan di tim senior itu juga sudah lama tak pernah dipanggil. Kini ia memperkuat klub Dijon.




2. Samir Nasri




Samir Nasri dulu sangatlah dipantau bakatnya kala masih memperkuat Marseille. Ia adalah tumpuan klub itu sampai Arsenal datang meminangnya. Kariernya sebenarnya masih tokcer di Inggris sampai hijrah ke Man City. Sayangnya, tabiat dan sikapnya kerap bentrok dengan pelatih. Puncaknya ia sempet berantem sama manajer Prancis dan sudah lama namanya dicoret dari tim Ayam Jantan.


Beradu ke La Liga, kini bahkan Nasri yang pernah berkarier di Turki itu terlibat doping dan nggak punya klub. Nasri yang juga punya dara campuran seperti Zidane sebenernya bisa memperbaiki kariernya dulu, sayang sepertinya itu sudah terlambat.




3. Hatem Ben Arfa




Ben Arfa lebih parah lagi. Dia memang aslinya adalah gelandang sayap, dan pernah sangat bersinar dulu. Tak pelak media luar dengan pede menjulukinya Zidane baru, meski julukan itu langsung luntur ketika ia lebih banyak bikin masalah ketimbang prestasi.


Sempat memulai titik baru bersama Newcastle United dan hijrah ke PSG, kini Ben Arfa kembali ke titik nadirnya, nggak punya klub. Dia kini punya julukan baru karena kelewat malas menjemput bola. Ia juga udah lama nggak dipanggil tim Ayam Jantan.




4. Enzo Zidane




Enzo Zidane adalah putra kandung Zidane yang benar-benar mengikuti jejak sang ayah. Sempat dididik di Castilla dan masuk skuat utama, Zidane nggak pernah bisa menembus skuat reguler Madrid meski waktu itu sang ayah yang menjadi pelatihnya.


Sempat dipinjamkan ke Alaves, dia juga nggak berkembang setelah dilempar ke Liga Swiss.




5. Dimitri Payet




Dimitri Payet bersinar terang di 2016. Dia menjadi nyawa West Ham United. Didier Deschamps pun kepincut dan memanggil pemain ini ke Piala Eropa 2016. Prancis sangat kuat saat itu. Payet yang jago servis bola mati bahkan menjadi jantung Les Bleus kala itu. Griezmann pun didorong menjadi striker murni dan sukses.


Sayang setelah menjadi bintang singkat, karier Payet mulai merosot usai gelaran itu. Prancis kalah dari Portugal dan Payet enggan melanjutkan karier di Inggris. Ia memilih pulang kampung dan namanya kini tenggelam dari para bintang baru Prancis macam Kylian Mbappe atau Thomas Lemar.




6. Hachim Mastour




Yang terakhir adalah Hachim Mastour. Karena dia bukan dari Prancis, maka dia boleh deh berhak di list terakhir. Mastour bersinar sejak banyak bikin video tutorial di YouTube. Skillnya terbilang istimewa di sana. Sayang di Milan, ia cuma sebatas bintang YouTube.


Mastour belum jadi apa-apa sampe sekarang, parahnya, Gennaro Gattuso pun kesel karena Mastour kayak lebih care sama medsos dan channel YouTubenya ketimbang latihan serius. Sayang media Italia main cap aja kalau dia adalah titisan Zidane. Keberatan label bos!



=-=-=-=-=-==-=-=-=-=-=-


Suksesor Zidane sebenarnya




Grizou (Griezmann)


Kini suksesor Zidane di Les Bleus itu secara nyata disukseskan oleh sosok Antoine Griezmann. Ia bahkan sempat dijuluki Grizou karena evolusi permainannya di Piala Dunia 2018 sebagai playmaker disebut sangat berhasil karena sentuhan Didier Deschamps.


Bukan masalah nomor punggung 10 yang bukan dia pakai, atau posisinya yang dulu winger, Griezmann berhasil menjadi manifestasi playmaker modern yang bertugas memberikan suplai bola kepada siapapun yang berada di depannya. Asal kalian tahu, Griezmann lebih banyak membaca permainan, beda dengan perannya yang sukses jadi topskorer di Piala Eropa 2016, tapi Prancis gagal di final.


Dan kalau ente nyadar, gol-gol Griezmann kebanyakan cuma dari servis di Rusia, satu gol open playnya terjadi ke gawang Uruguay di fase gugur.




0
13.7K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan