mituwet
TS
mituwet
Senja Kala OK OCE Mart

INVESTIGASI


Ilustrator: Edi Wahyono

Selasa, 11 September 2018

Ibarat masuk ke sumur. Itu istilah yang dikatakan Susan soal pengalamanya bekerja di gerai OK OCE Mart Kalibata, yang terletak di Jalan Warung Jati Barat Raya, No 8, Jakarta Selatan. Betapa tidak. Hari-hari yang dijalani perempuan berusia 30-an tahun ini diisi dengan kesunyian di dalam gerai lantaran sepi pembeli. Hanya ada satu-dua pembeli yang datang setiap hari ke minimarket yang digagas Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta yang kini maju sebagai cawapres pada Pilpres 2019.

Dari pantauan detikX, Selasa, 4 September, etalase atau rak-rak di minimarket itu terlihat kosong melompong. Barang-barang yang tersisa tinggal bumbu-bumbu dapur kemasan, kecap, saus, teh, kopi, sirop, kornet, dan aneka obat-obatan.

Apalagi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi andalan OK OCE, seperti snack, pempek, dan makanan beku lainnya, sudah lama menghilang. Di tempat pendingin tinggal tersisa beberapa minuman ringan.

Gerai OK OCE, yang merupakan singkatan One Kecamatan One Center of Entrepreneurship, sebelumnya menjadi andalan Sandiaga saat bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sandiaga mengklaim OK OCE sebagai bukti nyata keberhasilan progam pembinaan UMKM.

Namun, gerai OK OCE seperti yang ada di wilayah Warung Jati Barat tersebut nyaris tutup. Bahkan sebagian ruangan minimarket saat ini digunakan sebagai posko relawan Prabowo-Sandiaga. Di situ tertempel poster yang cukup besar bertulisan 'Lets Join!! Sekretariat Relawan PRADA Prabowo-Sandiaga'. “Itu spanduk baru ditempel beberapa hari yang lalu,” kata Susan.

Namun, menurut Susan, gerai yang dia jaga bukan bangkrut, melainkan akan pindah tempat lantaran lokasi yang ditempati sekarang kurang strategis. “Di sini sepi. Sehari juga belakangan ini yang belanja nggak ada, satu-dua orang aja. Makanya infonya mau buka di perumahan katanya. Di mana lokasinya, saya nggak tahu. Yang pasti masih di Selatan (Jakarta Selatan),” terang Susan.

Susan mengakui beberapa hari belakangan gerainya itu tutup. Namun, setelah ramai pemberitaan, sang pemilik menyuruhnya membuka toko. Hanya saat weekend toko disuruh tutup untuk menekan biaya operasional. Dijelaskan Susan, ruko yang disewa dengan harga Rp 50 juta per bulan itu berdaya listrik 4.400 Watt. “Beli token listrik saja sehari Rp 20 ribu,” imbuhnya.

Kondisi yang sama dialami gerai OK OCE Mart di Jalan Bangka XI No 5, yang masih berada di wilayah Jakarta Selatan. Ukuran gerai di Kemang ini pun hampir sama dengan yang di Kalibata, yakni sekitar 60 meter persegi dengan area parkir yang mampu menampung 5-6 mobil.

Lokasi OK OCE Mart Kemang bisa dibilang strategis karena berada di kawasan permukiman warga dan dilintasi jalur lalu lintas yang ramai. Saat disambangi, suasana di gerai itu sangat sepi. Selama satu jam menunggu, hanya ada satu pembeli yang mampir. Area parkir pun hanya diisi kendaraan milik pelayan toko yang berjumlah dua orang, yakni Novi dan Neneng.

Di gerai tersebut, barang-barang terbilang masih cukup lengkap. Minimarket itu menjual sembako, aneka kebutuhan rumah tangga, makanan ringan, aneka minuman, susu formula, hingga ada mesin pembayaran pulsa, BPJS, listrik, dan lain-lain. Beberapa rak terlihat kosong karena barang belum dikirim supplier. “Iya, jadi masalah barang sih ada yang stok dikirim setiap minggu ke sini dari pusat,” ujar Neneng kepada detikX.


Menurut Nenang, toko ini buka sejak Mei 2018. Toko tersebut buka setiap hari pada pukul 11.00-20.00 WIB. ”Harusnya buka pukul 08.00 WIB. Tapi, karena sepi, bos saya bilang buka jam 11.00 WIB saja,” Neneng menambahkan.

Soal omzet tidak bisa dipastikan. Menurut Nenang, angkanya sekitar Rp 2-3 juta per hari. Mayoritas pembeli warga sekitar. Adapun pembeli dari luar hanya beberapa orang atau yang sedang melintas di jalan itu.

Hal berbeda terjadi di OK OCE Mart yang terletak di Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Gerai ini merupakan yang pertama di Jakarta, yang beroperasi sejak April 2017. Gerai di Kebayoran ini bentuknya berbeda, yakni berupa kontainer berukuran sekitar 2 x 5 meter persegi yang terletak di depan kantor milik mantan pembalap Alex Asmasoebrata.

Meski berukuran mungil, kondisi gerai itu masih lebih lumayan dibanding gerai OK OCE Kalibata dan Kemang. Omzet yang didapat di gerai ini per hari sebesar Rp 5 juta. Barang-barang yang didagangkan juga cukup komplet.

Pelayan digerai itu, yang tidak mau namanya dikutip, menjelaskan OK OCE Kebayoran beroperasi pada pukul 08.00-20.00 WIB. Menurut sang pelayan, gerai tersebut bisa bertahan dibanding gerai OK OCE yang lain karena tidak perlu membayar sewa tempat dan listrik, karena menyatu dengan kantor sang bos, yakni Alex Asmasoebrata.

Rupanya bukan hanya gerai OK OCE yang nasibnya menuju senja. Penyuplai barang-barang ke sejumlah gerai OK OCE bernasib hampir sama. Saat detikX menyambangi lokasi gudang pusat OK OCE di Pamulang, Tangerang Selatan, gudang seluas 1.000 meter persegi itu tertutup.


Ada dua plang bertulisan 'OK OCE Mart #murah harganya #bahagia pelanggannya' dan plang satunya lagi bertulisan '212 Mother Store'. Menurut Nurdin, 47 tahun, salah seorang warga yang rumahnya persis bersebelahan dengan gudang tersebut, tempat itu sudah tidak aktif sejak tiga bulan lalu. Hanya sesekali terlihat gerbang terbuka dan tutup lagi dalam waktu yang lama. Gudang tersebut, kata Nurdin, mulai beroperasi sejak awal 2017.

“Pas awal-awal itu ramai. Semua pintu terbuka dan semua barang terlihat, mulai sembako, telur, gula, minyak, dan anekan makanan ringan serta minuman. Mobil-mobil juga banyak yang parkir di situ, ada beberapa mobil boks tulisannya OK OCE,” ujar Nurdin kepada detikX.

Dulu, imbuh Nurdin, pencetus OK OCE Mart, Lilies Noorlismanie, hampir setiap hari datang ke gudang bersama suaminya. Namun sudah dua bulan terakhir Lilies tidak pernah lagi terlihat.

Sedangkan Lilies saat dihubungidetikX mengakui gudang OK OCE yang didirikan yang terletak di Pamulang sudah tutup. Gudang tersebut merupakan distribution center (DC) untuk OK OCE Mart. “DC saya sudah saya tutup. Karena apa? Terlalu banyak yang numpuk, jadi saya juga mencari tempat lain untuk sayapindahin,” jelas Lilies.

Menumpuknya barang, dikatakan Lilies, karena sepinya permintaan. Untuk mengurangi biaya operasional, akhirnya gudang ditutup. Namun, soal OK OCE Mart, Lilies menegaskan tetap berjalan, termasuk yang OK OCE Kalibata. “Itu tetap ada dan buka, kan? Orang bilang itu tutup. Dari mana tutup? Wong ada setiap hari, kok,” tegas Lilies.

Soal barang-barang yang sudah kosong di sejumlah rak gerai OK OCE, dia mengakui masih dalam proses survei. Entah lokasi yang akan dipindahkan atau bagaimana nasibnya ke depan.

Ndak tega mau koment

https://x.detik.com/detail/investiga...Mart/index.php
0
1.2K
10
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan