esportsnesiaAvatar border
TS
esportsnesia
Kesehatan: Kunci Karir Jangka Panjang Atlet Esports

Sumber: Pixabay


Esportsdikenal sebagai olahraga yang tidak memerlukan kekuatan fisik sehingga sebagian besar atlet esports seringkali mengabaikan kondisi fisik tubuhnya. Terlebih lagi para gamers muda yang bermain tanpa mengenal waktu. Tak jarang mereka mengabaikan sinyal-sinyal kelelahan dari tubuhnya hanya demi memenangkan satu set permainan.

Kondisi fisik yang optimal tidak hanya penting bagi atlet yang membutuhkan kekuatan fisik namun juga bagi atlet esports yang mengatur strategi dari layar komputer. Latihan kecepatan atau dikenal dengan action per minute (APM) yang dilaksanakan selama lebih dari 8-10 jam setiap hari, ditambah dengan posisi tempat duduk, keyboard, dan mouse yang tidak strategis; dapat membebani otot dan sendi pergelangan tangan.

Alhasil, tidak sedikit gamers yang terpaksa beristirahat atau bahkan mengakhiri karirnya sebagai atlet esports karena kondisi fisik yang tidak seoptimal semula.


Sumber: Dbltap


Salah satu contohnya adalah Clinton ‘Fear’ Loomis yang terpaksa berhenti menjadi atlet Dota 2 di tahun 2016 setelah beberapa kali terpaksa tidak mengikuti turnamen karena cedera tangan yang dideritanya.

Cedera tersebut dapat diatasi dengan bantuan tenaga kesehatan profesional bila terdeteksi sejak dini. Namun alangkah baiknya bila para atlet esports memperhatikan kondisi kesehatannya sebelum cedera terlanjur terjadi.

Pada tahun 2017, Clinton ‘Fear’ Loomis kembali ke ranah Dota 2 setelah kondisinya membaik. Akan tetapi, ia mengaku bahwa ia tidak dapat bermain dan berlatih seintens dulu. Walaupun kondisinya sudah membaik, ia tetap harus membatasi waktu bermain dan memperhatikan kondisi ergonomis di tempat ia bermain.

Definisi ergonomi

Perancangan suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan juga bekerja pada suatu sistem dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif, sehat, aman dan nyaman.

Kenali resiko kesehatan yang bisa menyerang kapan saja

Dengan mengenali resiko-resiko ini, kamu juga dapat mencegahnya. Yuk, kenali risiko cedera yang menghantui para gamers!

1. Carpal Tunnel Sydrome.

Sumber: Everyday Health

Carpal tunnel syndrome adalah serangkaian simtom yang muncul akibat saraf median yang terletak dalam carpal tunnel tertekan. Penyebabnya biasanya tidak diketahui, namun faktor predisposisinya adalah genetik, hipertiroid, Rheumatoid Arthritis (RA), diabetes, kehamilan, atau pergerakan berulang-ulang pada pergelangan tangan.

Hal ini umumnya terjadi pada gamers akibat dari gerakan tangan yang berulang-ulang ketika melatih kecepatan pergelangan tangan per menit atau action per minute (APM) selama berjam-jam dan dalam posisi yang tidak ergonomis.

Gejala yang mungkin dirasakan adalah nyeri, mati rasa, kesemutan atau seperti rasa terbakar pada telapak tangan dan jempol atau telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis. Gejala awal yang mungkin disadari adalah mati rasa pada jari saat malam hari karena posisi tangan yang relaks ketika tidur. Kemudian mati rasa dan kesemutan pada jari hingga pundak di pagi hari.

Pada kasus yang lebih parah, kemampuan tangan untuk menggenggam akan semakin lemah disertai dengan rasa nyeri yang semakin menjadi. Saraf median mulai kehilangan fungsinya akibat tekanan atau iritasi di bagian tersebut. Hal ini akan menyebabkan mati rasa pada jari, impuls saraf melambat, kehilangan kekuatan dan koordinasi pada tangan terutama pada jempol untuk menggenggam.

Bila tidak ditangani oleh tenaga kesehatan profesional dengan segera, maka dapat berakhir dengan kerusakan permanen.

2. Tendonitis (Elbow Strain)


Sumber: Safe Computing Tips


Tendonitis adalah peradangan atau iritasi pada tendon, jaringan yang menghubungkan tulang dan otot. Tendonitis biasanya disebabkan oleh aktivitas yang berulang-ulang atau cedera serius yang mendadak.

Postur yang salah ketika bekerja dan berolahraga atau tidak melakukan peregangan sebelum olahraga juga dapat meningkatkan risiko terjadinya tendonitis. Tendonitis dapat pulih dalam hitungan minggu atau bulan tergantung dari tingkat keparahannya.

Rasa nyeri biasanya terjadi pada area sekitar tendon yang mengalami peradangan. Jika tendon yang meradang menjadi bengkak, kemerahan, terasa hangat, hingga tidak dapat digerakkan, maka kunjungilah tenaga kesehatan profesional untuk segera ditangani.

Pencegahan yang bisa dilakukan


Sumber: Pixabay


Apabila sistem pelatihan atlet esports tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka pada akhirnya latihan keras yang didedikasikan untuk meningkatkan performa permainan akan menjadi bom waktu yang siap menghancurkan karir sang atlet.

Yuk simak apa yang harus dilakukan untuk mencegah risiko-risiko terjadinya cedera:

1. Mengatur waktu latihan

Atlet esports diharuskan untuk menghadap layar komputer sembari melatih kecepatan tangan dalam mengendalikan hero andalannya selama berjam-jam. Tidak jarang atlet esports mengeluhkan sakit pada pergelangan tangan atau mata beberapa tahun setelah berkarir di dunia esports.

Hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur waktu bermain dan beristirahat. Usahakan untuk tidak bermain selama lebih dari 8 jam tanpa jeda. Beristirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi tubuh yang lelah. Gamers yang sebagian besar masih berusia belia memiliki otot dan sendi yang lebih fleksibel dibandingkan mereka yang sudah berusia, sehingga strain pada otot ataupun tendon dapat pulih dengan istirahat yang cukup.

Berhentilah berlatih ketika sudah mulai merasa nyeri pada jari atau pergelangan tagan. Memaksakan untuk berlatih saat merasa nyeri dapat memperparah kondisimu. Jangan korbankan karirmu hanya untuk satu set kemenangan.

2. Melakukan peregangan

Peregangan dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan menjaga fleksibilitas tangan, pergelangan tangan, dan sendi. Selain itu, peregangan juga berguna untuk melemaskan otot-otot yang tegang sebelum ataupun sesudah bermain.

Lakukanlah peregangan pada untuk melemaskan otot dan sendi pada pergelangan tangan.



Lakukan juga peregangan pada mata yang lelah.




3. Melakukan check up secara rutin

Pemeriksaan kesehatan secara berkala agar dapat mendeteksi penyakit/cedera secara dini. Penanganan penyakit/cedera sedini mungkin dapat mengurangi dampak dari penyakit tersebut.

Pencegahan dan penanganan kesakitan akibat berlatih dalam jangka waktu panjang yang berisiko dialami oleh para atlet tidak hanya menguntungkan atlet itu sendiri namun juga aktor-aktor yang terlibat di dunia esports. Terutama pihak manajemen tim atau organisasi yang menaungi atlet esports.

Tidak berlebihan rasanya bila mengatakan bahwa atlet adalah salah satu aktor kunci di industri esports. Atlet yang dapat menampilkan performa yang stabil dan menunjukkan peningkatan secara konsisten tentunya akan menjadi aset berharga bagi tim dan menarik para sponsor.

Sumber : esportsnesia.com
2
6.1K
58
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan