rantymaria
TS
rantymaria
Rachlan: Silakan Gerindra-PKS-PAN bila Tak Suka, Bujuk Prabowo untuk TENDANG Demokrat


jAKARTA, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Rachland Nashidik membela rekan satu partainya, Andi Arief.

Pembelaan tersebut ia sampaiakan melalui akun Twitternya @RachlanNashidik pada Rabu (15/8/2018).

Menurut Rachland, sikap Andi Arief ini mewakili suara hati setiap kader Partai Demokrat, bertarung demi kehormatan partai dan bukan untuk dirinya sendiri.

Ia juga mengungkapkan bahwa sejak dulu dirinya merupakan pengkritik keras Prabowo Subianto.

• Andi Arief: Demokrat Ibarat Istri Setia yang Meneruskan Bahtera Rumah Tangga

Bahkan dirinya sempat diancam akan dilaporkan oleh pasangan Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 lalu.

Kini Rachland mendukung Prabowo di Pilpres 2019 sebab dirinya ingin ganti presiden dan satu-satunya capres yang tersedia hanyalah Prabowo Subianto.

Cuitan Rachlan Nashidik
Cuitan Rachlan Nashidik (Capture Twitter Rachlan Nashidik)
Meskipun, menurutnya, Partai Demokrat dikhianati oleh kubu Prabowo Subianto, namun dirinya menegaskan bahwa partainya tak akan berkhianat dan akan berjuang memenangkan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Namun, ia mempersilakan partai politik (parpol) pengusung Prabowo-Sandi yang lain yakni Partai Gerindra, PAN, dan PKS jika tak suka dengan langkah Partai Demokrat untuk membujuk Prabowo untuk menendang keluar partainya.

Cuitan Rachlan Nashidik
Cuitan Rachlan Nashidik (Capture Twitter Rachlan Nashidik)
• Politikus PDIP: Hati Tulus Saya Menyelipkan Doa agar Mardani Ali Sera jadi Wagub DKI

Lebih lanjut, Wasekjen Partai Demokrat ini menyebutkan bahwa Prabowo lah yang datang kepada mereka dan menyebut nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ketika pada akhirnya Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai pendampingnya di Pilpres 2019, banyak pertanyaan yang diutarakan oleh Partai Demokrat terkait alasan Prabowo memilih Sandi.

Padahal menurutnya elektabilitas AHY jauh di atas Sandi dan bisa menyumbang elektabilitas Prabowo.

Meskipun demikian, Partai Demokrat tak memaksa Prabowo untuk memilih AHY karena kabarnya Prabowo tak bisa melawan PKS dan PAN.

Cuitan Rachlan Nashidik
Cuitan Rachlan Nashidik (Capture Twitter Rachlan Nashidik)


Terakhir, Rachland Nashidik menyampaikan alasan dirinya membeberkan hal ini agar sejarah mencatat dan untuk membela kader Demokrat lainnya, Andi Arief.

Kini Partai Demokrat tengah fokus untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga yang menurut Rachlan merupakan sebuah tugas berat sebab syarat tak terpenuhi.

Cuitan Rachlan Nashidik
Cuitan Rachlan Nashidik (Capture Twitter Rachlan Nashidik)
Pada hari yang sama Rabu (15/8/2018) politisi Partai Demokrat Andi Arief menanggapi perihal gagalnya Mahfud MD mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

Hal ini ia utarakan melalui akun Twitternya @AndiArief.


Andi menyimpulkan bahwa kegagalan Mahfud MD mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 murni karena ada tekanan politik yang tidak bisa ditukar dengan uang.

Ia menambahkan beda dengan kasus mahar Rp 500 miliar dan Sandiaga Uno.

@AndiArief__: "Saya menyaksikan Penjelasan Pak Prof @mohmahfudmd semalam kesimpulan saya murni pertarungan kegagalannya. Ada tekanan politik yg serius dan tidak biaa ditukar dengan uang. Beda dengan Tekanan politik ditukar Mahar dalam kasus Sandi Uno."

Cuitan Andi Arief
Cuitan Andi Arief (Capture Twitter Andi Arief)
Lebih lanjut, Andi Arief memberikan analogi terkait koalisi Partai Demokrat dan Partai Gerindra.

• Gerindra: Merenung Kami Melihat Kesaksian Mahfud MD

Menurutnya Partai Demokrat bak istri setia yang tetap mempertahankan bahtera rumah tangga padahal sang suami ketahuan selingkuh dan memiliki istri muda yang mata duitan.

@AndiArief__: "Meneruskan koalisi dengan Prabowo ini bagi Demokrat Ibarat Istri setia meneruskan bahtera rumah tangga dimana suami yang baru menikah tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yg mata duitan."

Andi Arief juga menjelaskan bahwa gerakan #2019GantiPresiden ini tujuannya tak murni untuk mengganti presiden.

Dirinya menyebut hal ini adalah taktik 'dua istri muda' untuk menaikkan uang belanja.

• Tanggapan Sejumlah Tokoh terkait Pernyataan Mahfud MD di Program ILC

Andi tak menyebut siapakah yang dimaksud dengan 'dua istri muda' tersebut.

"Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti Presiden, tapi itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja.

Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang," tulis Andi Arief.

Capture postingan Andi Arief di Twitter
Capture postingan Andi Arief di Twitter (Twitter @AndiArief__)
Diketahui sebelumnya, hubungan antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra memanas jelang tenggat waktu pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Jumat (10/8/2018).



Hal ini disebabkan oleh nama Sandiaga Uno yang tiba-tiba masuk dalam bursa cawapres Prabowo hingga memancing reaksi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo sebagai 'jenderal kardus'.

Keputusan Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai pendampingnya di Pilpres 2019 ini sempat membuat Partai Demokrat membatalkan koalisi dan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (10/8/2018) pagi untuk menentukan sikap selanjutnya.

Dikutip TribunWow dari Breaking News KompasTV, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat EE Mangindaan menegaskan bahwa Partai Demokrat akan mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Hal ini berdasarkan pertimbangan survei internal Partai Demokrat.


"Hasil survei internal menunjukkan bahwa 62 persen mendukung Pak Prabowo dan 38 persen mendukung Pak Jokowi.

Atas dasar ini, dan sejumlah pertimbangan-pertimbangan lainnya, Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan untuk melakukan penjajakan koalisi dengan Bapak Prabowo Subianto.

Setelah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak Pak Prabowo dan Partai Gerindra, serta partai pengusung lainnya maka Majelis Tinggi Partai Demokrat pada sidang pagi hari ini (10/8/2018) memutuskan untuk mengusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno," tegas EE Mangindaan. (*)

http://wow.tribunnews.com/2018/08/15...79.1525336169.
Penulis: Maria Novena Cahyaning Tyas
Editor: Astini Mega Sari


Memang kalau udah urusan perut dan FULUS, itu mau teman sahabat tetap aja dilibas hahah...

Koalisi keumatan kardus 500 M. Mulai terkena Thsunami emoticon-Ngakakemoticon-Ngakak emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak
2
4.5K
65
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan