gurusejarah
TS
gurusejarah
tempat gambar-gambar idoep, riwayat bioskop-bioskop pertama di Indonesia
Assalamualaikum WR WB



Spoiler for Bioskop Masa Sekarang:


keberadaan bioskop pada masa sekarang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat urban perkotaan. bioskop hadir sebagai sarana rekreasi yang praktis untuk masyarakat perkotaan karena mudah di akses dan juga tidak memerlukan banyak waktu selain itu sarana bioskop juga hadir dalam nominal yang masih bisa dijangkau masyarakat kebanyakan. ditambah lagi situasi perfilman indonesia juga sedang bergeliat dimana banyak film buatan anak bangsa yang mendapat tempat tersendiri di hati penikmat perfilman tanah air menjadikan bisnis bioskop dan perfilman menjadi bisnis yang menguntungkan. jika ditarik ke belakang sebenarnya bioskop bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. lagi-lagi karena pengaruh kolonialisasi yang di lakukan oleh bangsa asing membuat kawasan indonesia ikut terpengaruh trend yang sedang terjadi di dunia. pada medio tahun 1900an saja masyarakat Hindia Belanda sudah bisa menikmati bioskop yang menampilkan film buatan Hollywood yang biasa disebut oleh masyarakat lokal  kebanyakan sebagai gambar idoep. sebenarnya pada masa itu adalah masa dimana terjadi peralihan dari pertunjukan pentas seperti drama dan opera menuju industri perfilman skala global pada tahap awal. di Eropa dan Amerika sedang berlangsung gejolak industri film ketika mulai banyak ditemukan perangkat-perangkat rekam seperti kamera maupun proyektor yang dapat menanyangkan film nya. penemuan ini tak bisa lepas dari peran penemu-penemu jenius dari Amerika, Inggris, Perancis yang berhasil menemukan perangkat tersebut 5 tahun sebelumnya. orang-orang penghuni negri jajahan Belanda sudah bisa menikmati hasil penemuan mereka.


Spoiler for poster nonton film pertama yang dimuat dalam surat kabar Sinar Betawi:


berita rencana pemutaran film di Hindia Belanda merupakan sesuatu yang luar biasa, pasalnya ini adalah kali pertama gambar bergerak itu menyambangi kawasan Hindia Belanda yang jauh dari benua Eropa dimana industri industri perfiman bergeliat. berita mengenai rencana pemutaran film pertama ini dimuat dalam harian Bintang Betawi pada tanggal 30 November 1900. di dalam harian itu dijelaskan bahwa perusahaan Nederlandsche Bioskop Maatschappij akan menyelenggarakan bioskop yang menayangkan gambar idoep pertama di Hindia Belanda. pertunjukan itu akan berlangsung di sebuah rumah yang berada di sebelah toko mobil Fuchs di Kawasan Tanah Abang. pemutaran yang di aksud akan diadakan pada tanggal 5 desember 1900 yang di beritakan langsung di Koran Bintang Betawi. berita ini menjadi headline bertajuk Pertoendjukan Besar Yang Pertama dalam koran itu juga disebutkan bahwa alamat pemutaran berada pada alamat Kebon Jahe yang akan dimulai pada pukul 7 Malam. selain itu juga dijabarkan harga karcisnya yang terbagi pada beberapa kelas yaitu kelas I berharga 2 gulden, Kelas II 1 Gulden, dan Kelas III 0,5 Gulden. pada medio awal pemutaran film di bioskop seperti ini belum memiliki tempat yang permanen dan dilakukan secara berpindah-pindah yang persis seperti film layar tancep yang digelar di desa desa. pemutaran film di tempat terbuka biasanya dihargai lebih murah ketimbang yang di gedung karena penyelenggara tidak perlu menyewa tempat. pemutarannya biasanya dilakukan di Lapangan Mangga Besar atau di Los Pasar Tanah Abang.

Spoiler for Bioskop Rex yang ada di Glodok:


setelah dilakukan pembenahan ahirnya biosop memiliki gedung dan tempat permanen salah satu contohnya ada di daerah glodok. untuk harga karcisnya juga beragam antar bioskop yang satu dengan yang lain tergantung bagaimana kualitas proyektornya. untuk bisokop di daerah glodok tergolong dalam kategori sedang dan juga karcis yang dipatok tidak terlalu mahal yaitu 0,25 Gulden untuk orang Cina dan 0,10 Gulden untuk penonton Slam. slam disini adalah merujuk pada masyarakat Bumiputra yang beragama Islam. dan juga tempat duduk antara wanita dan pria di pisah. seiring perkembangan masa, muncul juga beberapa bioskop yang tergolong bagus dan berkelas yang ditujukan untuk orang-orang tertentu. hal ini di dorong persaingan bisnis dalam usaha Bioskop yang semakin berkembang di Hindia Belanda. Bioskop mulai tumbuh sbur di Hindia Belanda yang bukan hanya disediakan bagi orang Eropa di Hindia Belanda namun juga menyasar golongan pribumi miskin sekalipun. sejak 1903 pribumi diberikan keringanan agar bisa ikut nonton dan di posisikan pada kelas ke III yang di tujukan khusus untuk masyarakat pribumi. untuk kelas III dibuat tulisan khusus yaitu boeat orang Slam dan Djawa saja

Spoiler for Gedung merdeka yang sebelumnya bernama Gedung Concordia:


bisnis bioskop berkembang pesar di Hindia belanda sehingga melahirkan kelas-kelas bisokop dan juga kelas -kelas penonton misalnya khusus kelas Eropa saja. contoh bisokop elit masa itu ada bioskop Deca Park dan Bioskop Capitol di sebrang masjid Istiqlal di Jakarta. selain itu ada bioskop di Gedung Concordia di Bandung yang menjadi bioskop Kelas I. untuk pilihan bioskop kelas II ada di kawasan Kramat dan juga ada bisokop kelas III yang ada di kawasan pasar senen yang dikenal sebagai bioskop rendahan di kawasan yang kumuh namun memiliki kelebihan dimana boleh angkat kaki sambil makan kacang atau pala manis. pemutaran film disesuaikan dengan golongan masyarakat penikmatnya. contohnya bioskop di daerah Glodok yang bernama bioskop orion karena penikmatnya adalah orang keturunan Cina banyak memutar film perkelahian kungfu atau film action murahan buatan amerika. awalnya usaha bioskop dimonopoli oleh orang Belanda dimana orang cina hanya menyewakan gedung. pada tahun 1925 ketika bisnis bioskop sedang sangat bagus orang Cina sudah banyak masuk dalam bisnis bioskop. sebenarnya usaha bioskop adalah usaha yang riskan karena film yang laku di bioskop yang satu dengan yang lain tidak sama dan harus menyesuaikan dengan penikmatnya. sesama bioskop saling bersaing untuk merebut penonton.

Spoiler for suasana dalam bioskop:


Spoiler for iklan bioskop milik etnis Arab:


orang Eropa yang mampu merajai bisnis bioskop adalah F.F. Buse, warga negara belanda yang konon berdarah yahudi yang usahanya bahkan bertahan sampai medio pasca kemerdekaan pada tahun 1950an. selain orang eropa dan Cina ada juga etnis lain yang mencoba perutungan bioskop di Hindia Belanda yaitu etnis Arab dengan munculnya bioskop Alhambra di malang milik Hasan Surkati dan Bioskop Alhambra di Sawah Besar jakarta milik bin Shahab. film yang masuk ke Hindia Belanda kurang mendapat sensor dari pemerintah jadi tidak jarang adegan brutal seperti pembunuhan sadis dan adegan seksis muncul di adegan film. film buatan dalam negri mulai dibuat tahun 1926 namun film yang dibuat sampai tahun 1949 belum bisa disebut sebagai film nasional karena belum adanya kesadaran nasional. semua film yang ada hanya didasarkan untuk pencarian materi dan bisnis. pada medio ini bisnis bioskop masih di kuasai oleh asing. baru pada masa orde baru mulai dilakukan pembenahan kulitas dan dibentuk Perfini (perusahaan film negara)

JAS MERAH


MOHON KRITIK DAN SARAN emoticon-Big Kiss

BATA DAN CENDOL BILA BERKENAN emoticon-Cendol Gan

RATE DAN SHARE DI HARAPKAN emoticon-Rate 5 Star

Sumber : Buku "1900-1950 : membuat fim di Jawa" karya Misbach Yusa Biran dan pengembangan pribadi
Diubah oleh gurusejarah 11-08-2018 17:31
1
17.2K
104
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan