ub.alamanAvatar border
TS
ub.alaman
Apa Yang Akan Terjadi Dengan Negara Ini, Jika Prabowo Subianto Jadi Presiden RI


Sebuah spanduk kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dipasang pada pertemuan Gerindra yang memproklamirkan: “Kami telah merebut Jakarta, Prabowo Untuk Presiden 2019.”

Mengapa Prabowo Subianto begitu bernafsu ingin jadi Presiden Republik Indonesia? Saya tidak tahu. Apakah karena katanya dia cinta tanah air dan mau bangun bangsa ini? Belum tentu.

Namun yang pasti kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada pilpres 2019 mendatang, kesempatan Prabowo Subianto menjadi Presiden Republik Indonesia tentu saja bisa terjadi tanpa diprediksi dan diduga sebelumnya. Jadi jangan dianggap remeh.

Fakta ini bukan usapan jempol semata, akan tetapi sudah pernah terjadi. Politik itu bersifat dinamis. Tidak seorangpun yang pernah mengira dan memprediksi bahwa Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bisa memenangkan pertarungan melawan Ahok-Djarot dan berhasil menang menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.

Kenapa ini bisa terjadi? Karena kita terlalu percaya diri dan yakin seyakin-yakinnya bahwa Ahok-Djarot pasti akan menang sehingga menggiring kita pada prilaku meremehkan kekuatan lawan, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Hal ini bisa saja terjadi dan terulang kembali pada pemilu 2019 mendatang.

Dengan meciptakan image sebagai sosok pemimpin yang disegani oleh kawan maupun lawan, Prabowo Subianto terus berupaya dan berjuang agar mimpinya menjadi orang nomor satu di negara ini dapat terwujud.

Prabowo memoles dirinya sebagai orang kuat yang dikemas dengan kemegahan mengendarai kuda mewah, membangun koalisi dengan partai-partai Islam, mengkooptasi simbol nasionalis, menggaungkan pernyataan anti-barat dan kritik terhadap perusahaan multinasional, plus menata dirinya sebagai Soekarno yang terlahir kembali.

Perjuangan Prabowo Subianto selama ini jangan dianggap remeh. Sosok yang terlihat ramah senyum itu sesungguhnya adalah sosok yang sangat berbahaya bagi keberlangsungan demokrasi di NKRI. Setidaknya warning ini sudah disampaikan sejak dini oleh Allan Nairn.

Pada jaman Orde Baru dulu, Prabowo Subianto dikenal sangat aktif dalam membela mertuanya Presiden Soeharto dengan membabat habis para rival Soeharto, baik itu para aktifis, politisi, maupun mahasiswa. Bahkan Gus Dur pun pernah diancam akan ditembak Sniper karena lantang mengkritisi pemerintahan Presiden Soeharto dulu.

Prabowo Subianto terjun ke dunia politik dengan membentuk Partai Gerindra yang tentu saja telah melakukan perhitungan yang mendalam dengan hitung-hitungan di atas kertas atas prediksi kekalahan maupun kemenangannya dalam pemilu.

Peluang Prabowo Subianto menjadi Presiden RI celahnya sangat besar jika bangsa ini lengah. Masih banyak rakyat Indonesia yang masih bodoh dalam memilih pemimpin. Ini sudah terjadi dalam pilkada DKI Jakarta akibat bodoh berjamaah secara kronis.

Peluang lainnya, secara umur masih memungkinkan peluangnya menjadi Presiden RI. Usia Prabowo pada tahun 2019 mendatang adalah 68 tahun. Bandingkan dengan Presiden Rodrigo Duterte dan Donald Trump yang baru bisa jadi Presiden diusia 70 tahunan. Kesempatan itu masih ada.

Jika suatu saat nanti tanpa diduga-duga Prabowo Subianto berhasil jadi Presiden, pertanyaannya kira-kira apa yang akan terjadi dengan bangsa ini?

Pertama, premanisme akan semakin meningkat. Cengkraman Herkules akan semakin berkibar dan merajalela. Order kekerasan dalam dunia premanisme akan semakin menjadi-jadi. Hukum rimba akan bangkit kembali, siapa yang kuat dia yang berjaya. Ini adalah momok dan bisul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, keamanan dan stabilitas dalam masyarakat akan semakin memburuk. Kekerasan HAM dan penculikan bisa saja terjadi setiap saat. Pembungkaman suara-suara oposisi bisa dilakukan melalui sistem tangan besi dengan cara otoriter lunak seperti yang pernah disampaikan Prabowo Subianto ke Allan Neirn yang dibongkar Allan Neirn ke permukaan menjelang pilpres 2014 yang lalu.

Ketiga, nepotisme jaringan trah Cendana akan semakin merajalela. Ini bisa saja terjadi karena Prabowo Subianto adalah bagian dari imperium Cendana. Tentu saja celah keberpihakan Prabowo Subianto ke imperium Cendana sangat lebar.

Bisnis imperium Cendana akan semakin berkibar yang dilakukan dengan cara-cara kotor yang terselubung seperti saat Presiden Soeharto dulu berjaya selama 32 tahun lamanya.

Keempat, peranan KPK akan dikurangi dan bahkan berpotensi besar dibubarkan karena Fahri Hamzah yang selama ini gigih berjuang untuk membubarkan KPK adalah satu kubu dengan Prabowo Subianto.

Kelima, ormas radikal yang intoleran akan semakin.merajalela sehingga berpotensi menimbulkan konflik antar umat beragama yang akan semakin memburuk.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, agama adalah isu nomor satu yang digunakan ormas-ormas radikal untuk mempengaruhi alam bawah sadar pemilih saat memutuskan untuk memilih Anies Baswedan yang beragama Islam dan keturunan Arab dibandingkan memilih Ahok yang beragama Kristen Protestan dan dari etnis Tionghoa.

Keenam, Intervensi hukum disegala bidang akan merajalela. Terbukti dengan upaya intervensi Prabowo Subianto yang berupaya mempengaruhi Presiden Jokowi agar membebaskan para pelaku makar Rachmawati, Kivlan Zein dan kawan-kawan.

Jika ada sanak saudara, keluarga, kerabat dan handai taulan yang bermasalah dengan hukum, maka tidak menutup kemungkinan pihak Kepolisian akan diintervensi oleh Prabowo Subianto untuk tidak melanjutkan proses hukum.

Ketujuh, hubungan Indonesia dan luar negeri akan semakin memburuk. Track Record masa lalu Prabowo Subianto sebagai penjahat HAM oleh dunia Internasional tidak bisa diupakan begitu saja. Pada tahun 2000 yang silam, Prabowo Subianto dilarang memasuki Amerika Serikat atas pelanggaran hak asasi manusia.

Kedelapan, ini yang paling fatal dan mengerikan, yaitu UUD 1945 akan dikembalikan ke versinya yang asli sehingga dengan demikian memungkinkan Prabowo Subianto akan menjadi Presiden seumur hidup karena dipilih langsung oleh MPR.

Memang sangat fatal jika Prabowo Subianto jadi Presiden RI karena rakyat Indonesia belum cukup cerdas dalam memilih.mana pemimpin yang baik untuk bangsa ini. Mereka bahkan tidak memiliki imajinasi yang cukup untuk memahami bagaimana rasanya hidup di bawah kepemimpinan yang otoriter.

Demokrasi dipertaruhkan dan bangsa ini akan kembali ke masa suram. Tidak ada yang lebih berbahaya bagi NKRI selain memiliki pemimpin yang fasis, haus kekuasaan dan pelanggar hak asasi manusia.

Kura kura begitu.

Sumber: https://seword.com/politik/jika-prab...gan-negara-ini
1
10K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan