Ditelusuri Keterlibatan Pembunuhan di Sragen
RADARSEMARANG.COM , SEMARANG- Satu per satu fakta baru terungkap dari pengakuan Kristian Ari Wibowo, 31, pembunuh berdarah dingin yang menghabisi nyawa Ferin Diah Anjani, 21, dengan cara dibakar hidup-hidup di kawasan hutan jati tepi Jalan Raya Kunduran – Todanan, Desa Sendangwates, Kabupaten Blora, Rabu (1/8) lalu. Kepada polisi, warga Kunduran, Blora yang tinggal di Perum Dolog RT 01 RW 01, Tlogosari Wetan, Kecamatan Pedurungan, Semarang ini mengaku sempat memboking korban dengan bayaran Rp 3 juta.

Kapolres Blora AKBP Saptono menjelaskan, awal pelaku mengenal Ferin melalui akun
Instagram korban, @ferinanjani . Kemudian, pelaku meminta nomor WhatsApp perempuan yang bekerja sebagai caddy golf di kawasan Jalan Sisingamangaraja Semarang tersebut. Keduanya saling berkomunikasi hingga akhirnya korban diajak kencan di Hotel Alam Indah, kawasan Gombel, Semarang.

“Booking (korban) Rp 3 juta, sudah disetubuhi sekali. Yang kedua ini, (pelaku) pura-pura fantasi, lakban sudah disiapkan,” katanya.
Saat itu, pelaku mengikat tangan dan kaki warga Perum PGRI Blok K No 42 RT 04 RW 16, Klipang, Sendangmulyo, Tembalang ini. Korban mulai curiga. Ia mencoba berontak dan berteriak.

Tentu saja pelaku panik. Ia takut teriakan korban terdengar orang lain. Ia langsung membekap mulut korban. Korban yang sudah lemas, lantas diselimuti pakai sprei hotel. Selanjutnya, korban dibawa ke Blora naik mobil Honda Jazz bernopol H 8587 EH, hingga berujung pembunuhan dengan cara dibakar hidup-hidup di kawasan hutan jati.

“Hasil otopsi sudah keluar kemarin. Kesimpulannya, korban meninggal karena hangus terbakar 100 persen. Namun saat dibakar kemungkinan besar masih ada (bernyawa), karena gelembung udara masih ada dari hasil otopsi,” bebernya.

Fakta lain yang kini masih ditelusuri adalah saat menyewa kamar di Hotel Alam Indah, pelaku tidak menggunakan kartu identitasnya. “Pelaku pakai KTP Lampung, pakai KTP orang lain, itu masih kita telusuri,” terangnya.

Terkait kasus pembunuhan yang dilakukan Kristian pada 2011 silam, Saptono mengaku masih melakukan pengembangan. “ Ya, pastinya kita akan mengembangkan, siapa tahu ada TKP-TKP lain. Mudah-mudahan mengembang ke kasus-kasus yang lain dan bisa terungkap,” ungkap Saptono.

Diakui, untuk kasus pembakaran mayat perempuan pada 2011, pihaknya kesulitan mengungkap identitas korban. Sebab, di TKP hanya ditemukan jasad korban yang sudah hangus terbakar dan sebuah alat barbel yang diduga digunakan untuk memukul korban sebelum dibakar. “Kita masih mencari informasi terkait dengan identitas korban. Karena BB-nya hanya barbel, tidak ada penunjuk alat bukti lain,” katanya.

Menanggapi adanya penemuan jasad dibakar di daerah Sragen yang diduga pelakunya juga Kristian, Saptono mengakui telah mendengar informasi tersebut. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah pelakunya juga Kristian.

“Memang di Sragen ada informasi itu. Tapi, informasinya masih belum jelas, entah korbannya wanita entah apa (laki-laki), itu kejadiannya di tahun 2012 apa 2014,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya akan terus berupaya mengungkap semua kasus yang dilakukan oleh Kristian. Saat ini pihaknya masih terus mengumpulkan keterangan saksi, termasuk barang bukti yang bisa menjadi petunjuk guna mengungkap kasus-kasus lainnya.

“Ya pokoknya informasi-informasi semua kita kumpulkan, termasuk nanti dengan alat-alat bukti yang ada. Nanti mengarah kepada pelaku (Kristian) atau tidak. Karena kalau hanya pengakuan saja kan kita tidak bisa memaksakan pelaku dengan kekerasan. Kan tidak boleh, harus ada bukti permulaan dulu untuk bisa mengarahkan ke situ, menentukan arah pidana,” katanya. (mha/aro)


http://radarsemarang.com/2018/08/10/...ban-rp-3-juta/


ini dia satu oknum yg merusak harga dunia per .... ah entahlah


btw