
MEDAN - Sebanyak 42 orang anak-anak di bawah umur yang rata-rata berusia di bawah 20 tahun, dijanjikan mendapatkan pekerjaan layak, berhasil diselamatkan oleh petugas kepolisian Polsek Medan Helvetia, Senin (6/8/2018).
Kapolsek Medan Helvetia Kompol Trila Murni mengatakan awalnya kemarin sore Polsek Helvetia mendapat informasi, bahwa ada seorang ibu yang mencari anaknya.
Petugas pun melakukan penyelidikan dan mengamankan keluarga yang berasal dari Teluk Pulau Tanjung Leidong Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).
"Kita dapat informasi ada suatu PT yang berkedok MLM dan pagi ini kita lakukan blusukan. Dan benar di Jalan Melati kita lakukan pengamanan sebanyak 20 anak laki-laki semuanya berasal dari luar kota, yang diimingi akan dipekerjakan. Tapi disamping itu mereka ada dikutip biaya Rp 5-11 juta," kata Trila di Polsek Medan Helvetia, Senin (6/8/2018)
"Kemudian kita berbagi lagi tugas dan bergerak ke jalan Filisium Raya. Kita menemukan rumah kos disitu ada 22 orang perempuan yang berasal dari luar daerah,"
Trila menjelaskan bahwa sistem mereka kemari karena diimingi pekerjaan. Tapi ternyata pekerjaan yang dijanjikan tidak ada.
Baca: Ustad Abdul Somad (UAS) Blak-blakan Soal jadi Cawapres saat Ceramah di Sumut
Baca: Gempa Lombok Tewaskan 82 Orang, Ribuan Warga Mengungsi, Lihat Videonya\
Baca: Inilah Dukun Biadab yang Meculik dan Menyekap Hasmi Selama 15 Tahun
Mirisnya pekerjaan yang dijanjikan belum dapat, tapi para korban malah sudah harus membayarkan sejumlah uang. Dengan diimingi training, pelajaran yang diduga hanya berkedok penipuan.
Baca: Menyaru Jadi Pasien, Polda Sumut Tangkap Dokter Gigi Gadungan, Sudah 2 Tahun Buka Praktik
Baca: Pemkab Deliserdang Lanjutkan Vaksinasi Rubella, Kadis Sebut Vaksin Dipakai Arab Saudi dan Bahrain
Karena dari hasil wawancara, dari satupun korban belum ada yang ditempatkan untuk bekerja.
"Saya berterimakasih kepada salah satu keluarga korban yang melaporkan kejadian ini, hingga akhirnya bisa diungkap. Karena mereka semua sebenarnya korban bahkan ada yel-yel nya yaitu kalau mimpi, mimpi setinggi langit. Kalaupun jatuh, jatuh di bintang-bintang. Kalau mimpi dapat Mercedes, setidaknya bisa dapat Fortuner.
Kalaupun tidak dapat Fortuner, dapat Ninja Warrior," ungkap Trila.
Lebih lanjut, Trila menuturkan bahwa dari hasil blusukan diamankan sebanyak 42 orang. Di antaranya 20 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Beserta dengan para senior yang termasuk pekerja yang dulunya merupakan korban yang sama.
"Tidak ada perlawanan saat diamankan. Karena masyarakat sekitar mendukung petugas. Masyarakat banyak bercerita sudah lama resah, tapi begitu ada informasi dari masyarakat kita langsung melakukan blusukan," ujarnya.
Perlu diketahui, para korban dijanjikan bekerja di PT Ritem dengan iming - iming menjual salah satu Produk dari PT Ritem yang katanya hasilnya cukup memuaskan.
Namun sebelum menjadi member diwajibkan membayarkan biaya atau uang Administrasi sebesar Rp8-10 juta lebih.
PT Ritem sendiri, diduga merupakan PT fiktif yang seolah menjadi anak perusahaan dari PT Amoeba Internasional yang katanya terletak di Trenggalek.
Namun saat diinterogasi para pekerja juga tidak mengetahui dan belum pernah ke PT Amoeba Internasional tersebut.
(cr9/tribun-medan.com)
http://medan.tribunnews.com/2018/08/...utaan?page=all
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PT Amoeba = Asli Moeka Bat....................
..........AVIA

Petisi AMOEBA